“Rintihan si kupu – kupu “
Artikel
ini bukan puisi ataupun cerpen ataupun bagian dari novel bukan, bukan sama
sekali. Tapi anggaplah ini sebagai curahan hati rintian dari anak yang dulu di
sebut sangat mencintai sepak bola, hingga ia disebut kupu kupu. Aku memang suka
sekali dengan sepak bola kawan tapi aku sempat menjauh dari panggungku yang
sebenarnyadan berganti panggung sebenarnya. Aku mendefinisikan sepakbola adalah
semua ungkapan luapan emosi jiwa. Mengapa demikian? Karena aku semakin gila
bermain saat emosiku meluap – luap, itulah kawan si kupu kupu.
Memang
benar kawan aku mempunyai mimpi untuk
menjadi penulis, dan kata kata mereka aku cukup berbakat dengan semua itu,
terbukti dengan banyaknya yang suka akan karya karyaku. Tapi apakah itu jiwaku
yang asli? Itu benar aku berada di situ. Tapi saat aku naik panggung yang asli
membawakan puisi atau menjadi orang lain apa itu aku? Aku memang berada disitu
tapi bukan sepenuhnya. Selama ini aku memang pandai akting tapi menjadi aktor
di panggung hijau bukan yang gemerlapan.
Saat
aku terlalu jauh dari rumah aku selalu rindu, dan seperti itu pula saat aku
menjadi antagonis dalam panggungku, aku rindu pada awal aku bernama.
“Aku
akan kembali” itulah kata yang selalu aku ungkapkan tapi semuanya butuh waktu
dan proses yang tak mudah, karena aku terlalu – terlalu jauh dari tubuh aku
yang dulu. “Fisik” itu lah masalah utamanya,, mungkin tak banyak yang tahu jika
aku kini ada masalah sedikit dengan jantungku yang sering sakit, aku tak mungkin seperti semula tapi asal kalian tahu,
dan kalian mungkin sudah tahu jika aku tak akan mengeluh dan aku bukan
pengeluh. Dan aku akan semakin gila saat aku mengenakan kembali sepatu
bergeraji, dan aku akan menikmati itu.
Aku
beberapa waktu lalu mungkin sudah berkorban pada jalan jalan di 5 kota itu, dan
meninggalkan sehabat dari kecilku sendirian di team itu, dan mungkin saat nya
aku kembali karena aku rasa cukup sudah aku pergi dari rumah, bertemu dengan
sahabat dari kecilku adalah kebahagian yang sangat aku rindukan. Mungkin ini
saatnya aku pergi dari panggung sebenarnya menuju panggung kenyataan.
Good bye teather.. you’ll always
in my mind, i’ll back alip el’ maripossa
Teather in my mind but football
is soul in my heart.
No comments:
Post a Comment