Sunday 9 September 2012

“Rintihan si kupu – kupu “


“Rintihan si kupu – kupu “
                Artikel ini bukan puisi ataupun cerpen ataupun bagian dari novel bukan, bukan sama sekali. Tapi anggaplah ini sebagai curahan hati rintian dari anak yang dulu di sebut sangat mencintai sepak bola, hingga ia disebut kupu kupu. Aku memang suka sekali dengan sepak bola kawan tapi aku sempat menjauh dari panggungku yang sebenarnyadan berganti panggung sebenarnya. Aku mendefinisikan sepakbola adalah semua ungkapan luapan emosi jiwa. Mengapa demikian? Karena aku semakin gila bermain saat emosiku meluap – luap, itulah kawan si kupu kupu.
                Memang benar kawan aku  mempunyai mimpi untuk menjadi penulis, dan kata kata mereka aku cukup berbakat dengan semua itu, terbukti dengan banyaknya yang suka akan karya karyaku. Tapi apakah itu jiwaku yang asli? Itu benar aku berada di situ. Tapi saat aku naik panggung yang asli membawakan puisi atau menjadi orang lain apa itu aku? Aku memang berada disitu tapi bukan sepenuhnya. Selama ini aku memang pandai akting tapi menjadi aktor di panggung hijau bukan yang gemerlapan.
                Saat aku terlalu jauh dari rumah aku selalu rindu, dan seperti itu pula saat aku menjadi antagonis dalam panggungku, aku rindu pada awal aku bernama.
                “Aku akan kembali” itulah kata yang selalu aku ungkapkan tapi semuanya butuh waktu dan proses yang tak mudah, karena aku terlalu – terlalu jauh dari tubuh aku yang dulu. “Fisik” itu lah masalah utamanya,, mungkin tak banyak yang tahu jika aku kini ada masalah sedikit dengan jantungku yang sering sakit, aku tak  mungkin seperti semula tapi asal kalian tahu, dan kalian mungkin sudah tahu jika aku tak akan mengeluh dan aku bukan pengeluh. Dan aku akan semakin gila saat aku mengenakan kembali sepatu bergeraji, dan aku akan menikmati itu.
                Aku beberapa waktu lalu mungkin sudah berkorban pada jalan jalan di 5 kota itu, dan meninggalkan sehabat dari kecilku sendirian di team itu, dan mungkin saat nya aku kembali karena aku rasa cukup sudah aku pergi dari rumah, bertemu dengan sahabat dari kecilku adalah kebahagian yang sangat aku rindukan. Mungkin ini saatnya aku pergi dari panggung sebenarnya menuju panggung kenyataan.
Good bye teather.. you’ll always in my mind, i’ll back alip el’ maripossa

Teather in my mind but football is soul in my heart.







No comments:

Post a Comment