Sunday 30 September 2012

TRUNAJAYA


 “TRUNO”
 naskahku kali ini mengangkat cerita drama dari sebuah pemberontakan kerajaan mataram yang dilakukan oleh trunajaya, yang kemudian ia di anggap sebagai pahlawan oleh rakyat karena dianggap membebaskan mereka dari penguasa yang yang bekerjasama dengan VOC dalam hal ini adalah raja AMANGKURAT. naskah ini di bawahkan dengan cara yang berbeda dengan gaya pertunjukan "obrolan diatas meja".

Chatting on the table  ^_^
Trunajaya is a rebellion in the mataram kingdom when the Amangkurat 1 got power and title of there. But Trunajaya called a knight of mataram , who called Panembahan maduretna panagama.
One of character enter the stage, begin the dialog following by other character. They became speaking about defeated the mataram armies againts trunajaya’s troops. They also hear that amangkurat and his family run away from the castle. And his run away became topic of their chatting.

A          : Assalamualaikum…!!  J
B          :Walaikumsalam… J J J
C          : Walaikumsalam......
D         :Walaikumusalam.....
E          : Wa’alaikumsalam....
A          : OH,. ,. Gods. I hope that it quite I’ll singing, no problem, come on.. come here,. Let’s    chatting a bit.
F          : oOOoh,. ,. Thank You J
C          : Like in my dream.
D         : SISTA,. Do you feel something wrong,. ?
E          : what’s happen,. ?
A          : OOohH,. I see what’s in your mind?
D         : can you read it,.?
A          : of course, mmm.. food.?
D         : no….no…no..
B          : boy,.?
D         : no..no…no,…
             I feel sad,   cause our  chief already die.
F          : what did we do sad or happy?
A          : astagfirulah,. Our king has been die
            Why did you feel happy?
B          : it is different our king who like do bet, killing people in the town squere, it’s not equal             if he die.

Monday 24 September 2012

MENUJU SATRIA PININGIT


PART 1 : MUKSA ING BLAMBANGAN (sabda jayabaya)
karya : "Alip iskandar"

BEBUKA
Sinarkara sarjunireng galih,
myat carita dipangiketira,
kihai Kalamwadine,
ing nguni anggeguru,
puruhita mring Raden Budi,
mangesthi amiluta,
duta rehing guru,
sru sĂȘtya nglampahi dhawah,
panggusthine tan mamang ing lair batin,
pinindha lir Jawata,
wit caritaning ki sabdo palon
babat alas jawa kang paring gesang
kanyataning kaki semar ing jagad
mumpuni sakabehing laku;
 nugel tanah Jawa kaping pindho;
ngerahake jin setan;
 kumara prewangan, para lelembut kang perintah saeko proyo
kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda;
 landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur;
 kadherekake Sabdopalon Noyogenggong.

Sunday 9 September 2012

NUMPANG CURHAT

ada yang bilang "kau tidak pernah tanyakan cintakah aku padamu?____meski tak langsung tapi begitu aku merasanya.

sulit begitukah? namun begitu aku sayangnya kepadamu hingga aku tak berani ungkapkan semuanya kini aku kian menjadi kupu kupu yang tak tahu arah tujuanku kecuali cahaya yang padang itu.

"maaf" mungkin itu yang tepat, tapi ini lah yang mungkin aku bisa katakan

sayang....kau menengadahkan jiwamu pada peluk naif dariku
sayang ...yang begitu menunggu untuk bisa aku berujar
aku sayang kepadamu, tapi aku takut akan rasa yang akan membunuhku
menanggukan luka dalam kelembutan berdarah
menghadirkan senyum dalam murung
jangan kau mencintai begitu dalam karena hanya tangan kehidupan yang sanggup untuk mengisi dalamnya
sayang aku sayang kapadamu.

“Rintihan si kupu – kupu “


“Rintihan si kupu – kupu “
                Artikel ini bukan puisi ataupun cerpen ataupun bagian dari novel bukan, bukan sama sekali. Tapi anggaplah ini sebagai curahan hati rintian dari anak yang dulu di sebut sangat mencintai sepak bola, hingga ia disebut kupu kupu. Aku memang suka sekali dengan sepak bola kawan tapi aku sempat menjauh dari panggungku yang sebenarnyadan berganti panggung sebenarnya. Aku mendefinisikan sepakbola adalah semua ungkapan luapan emosi jiwa. Mengapa demikian? Karena aku semakin gila bermain saat emosiku meluap – luap, itulah kawan si kupu kupu.
                Memang benar kawan aku  mempunyai mimpi untuk menjadi penulis, dan kata kata mereka aku cukup berbakat dengan semua itu, terbukti dengan banyaknya yang suka akan karya karyaku. Tapi apakah itu jiwaku yang asli? Itu benar aku berada di situ. Tapi saat aku naik panggung yang asli membawakan puisi atau menjadi orang lain apa itu aku? Aku memang berada disitu tapi bukan sepenuhnya. Selama ini aku memang pandai akting tapi menjadi aktor di panggung hijau bukan yang gemerlapan.
                Saat aku terlalu jauh dari rumah aku selalu rindu, dan seperti itu pula saat aku menjadi antagonis dalam panggungku, aku rindu pada awal aku bernama.
                “Aku akan kembali” itulah kata yang selalu aku ungkapkan tapi semuanya butuh waktu dan proses yang tak mudah, karena aku terlalu – terlalu jauh dari tubuh aku yang dulu. “Fisik” itu lah masalah utamanya,, mungkin tak banyak yang tahu jika aku kini ada masalah sedikit dengan jantungku yang sering sakit, aku tak  mungkin seperti semula tapi asal kalian tahu, dan kalian mungkin sudah tahu jika aku tak akan mengeluh dan aku bukan pengeluh. Dan aku akan semakin gila saat aku mengenakan kembali sepatu bergeraji, dan aku akan menikmati itu.
                Aku beberapa waktu lalu mungkin sudah berkorban pada jalan jalan di 5 kota itu, dan meninggalkan sehabat dari kecilku sendirian di team itu, dan mungkin saat nya aku kembali karena aku rasa cukup sudah aku pergi dari rumah, bertemu dengan sahabat dari kecilku adalah kebahagian yang sangat aku rindukan. Mungkin ini saatnya aku pergi dari panggung sebenarnya menuju panggung kenyataan.
Good bye teather.. you’ll always in my mind, i’ll back alip el’ maripossa

Teather in my mind but football is soul in my heart.