PART 1 : MUKSA ING BLAMBANGAN (sabda jayabaya)
karya : "Alip iskandar"
BEBUKA
BEBUKA
Sinarkara
sarjunireng galih,
myat
carita dipangiketira,
kihai
Kalamwadine,
ing
nguni anggeguru,
puruhita
mring Raden Budi,
mangesthi
amiluta,
duta
rehing guru,
sru
sĂȘtya nglampahi dhawah,
panggusthine
tan mamang ing lair batin,
pinindha
lir Jawata,
wit
caritaning ki sabdo palon
babat
alas jawa kang paring gesang
kanyataning
kaki semar ing jagad
mumpuni sakabehing
laku;
nugel tanah Jawa kaping pindho;
ngerahake jin setan;
kumara prewangan, para lelembut kang perintah
saeko proyo
kinen ambantu manungso
Jawa padha asesanti trisula weda;
landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur;
kadherekake Sabdopalon Noyogenggong.
Sabdo
palon : ee…. Tanah ini sudah aku bersihkan dari segala bentuk keburukan,
sekarang bisa untuk manusia tempati, aku berjanji akan terus melindungi tanah
ini selama- lamanya.
Sabdo
palon berhasil membersihkan tanah jawa sehingga manusia dapat menempatinya, ia
pun berjanji akan tetap menjaga tanah jawa, dan mendapingi raja – raja jawa
untuk memimpin tanah jawa. Sebagai ialah punakawan penasihat raja raja jawa
sampai akhir pada sang aja brawijaya 5, raja terakhir dari garis keturunan raja
majalengka.
Sabdo
palon : ngeer… brawijaya?? Aku melihat kerajaan ini hendak kalah dari orang
berbalut putih yang datang dari barat, mereka membawa agama baru. cara yang
baik, tapi salah membawanya.
Brawijaya : apa maksud dari eyang sabdo palon.?
Sabdo
palon : anak mu , raden patah yang akan membawa perubahan pada tanah jawa ini.
Brawijaya
: bagaimana mungkin anakku,, patah.
Sabdo palon
: waktu yang akan membuktikan.
Memasuki
ruang tanpa musim , menghitung waktu yang terukur dan tanpa ukuran, raden patah
yang di beri panggilan babah karena beribukan putrid cempa dari tanah cina.
Tahun beranjak radenn patah besar di Palembang. Sedang tanah jawa telah seperti
sabdopalon ramalkan telah kedatangan seorang salam, ia berasala dari tanah
suci, salam kian luas, dan raden patah pun juga di lahirkan dari salam. Salam
itu dibawa oleh ngawula, ia meminta izin dari majalengka, sehingga ia tinggal
di daerah bonang. Hingga akhirnya raden patah di jabatan oleh ayahnya raja
brawijaya untuk menjadikanya pemimpin di demak. Di sisi lain maka adalah sang sarib kramat dari kabatalah telah sampai
di kedhiri ia bertemu dengan sang mahapatih sri prabu locaya.
Ki benang : ini apa??? Patung manusia kog dihias ? Ini salah ini benar. Aku akan hancurkan ini.
Locaya : kenapa anda hancurkan arca ini?
Ki benang :
manusia akan menghias ini .
Locaya : manusia tahu itu hanya patung tidak
punya kekuatan, tidak punya kemampuan, manusia hanya percaya pada tuhan yang
mampu memberi kekuatan. Kenapa kau merusak padahal ini adalah arca dari sang
prabu jayabaya.
Ki benang :
jayabaya hanya manusia biasa!!
Locaya : tapi jayabaya adalah raja, ia bisa
memembus waktu dia sangat kuat. Di arca arca inilah leluhur kami berada. Lalu
apa bedanya denganmu yang menyembah kabatalah itu, sedang itu juga buatan
manusia, maka dari pada melestarikan kebudayaan orang akan lebih baik jika
kita melestarikan kebudayaan sendiri?
Ki benang:
kabatalah itu adalah pusat dunia, barang siapa yang bersembahnyang menghadapnya
ia akan mendapat ampunan.
Locaya :
apa buktinya? Sedang hidup di dunia saja mereka sangat menyedihkan. Penuh kesengsaraan.
Ki benang: itu yang dikatakan di kitabku.
Locaya :
aku dengar di temaptmu sangat panas, tanamann tak bisa tumbuh, sulit air. Itu
adalah tanah durhaka, sedang di jawa air melimpah, hawa sejuk, tanaman tumbuh
mengenyangkan. Inilah yang sebenarnya tanah suci.
Ki benang: aku tak mau mendengarmu kau jin, dan aku manusia,
Locaya :
aku jin namun aku
adalah raja di kedhiri ini
Ki benang : bunga dhadap ini aku namakan celung kerena aku kacelung kalah debat
dengan bangsa jin. Jadilah saksi dari semua ini. Sudah aku hendak pergi.
Locaya :
pergilah kamu ke demak sana, mulai sekarang tempat kalian hanya di sana, jangan
perbuat rusak lagi di tanah jawa.
Sementara sang sirib kramat atau sang ki benang telah
hijrah ke demak menyusul sang adipati patah, di sisi lain ki benang telah
menghasut sang randen patah untuk menyerang kerajaan majalengka
Ki benang : raden patah... !!! kamu serang kerajaan majalengka. Itu
tidak dosa karena mereka menghias patung dan siapa yang membasminya mereka akan
dapat pahala sekalipun brawijaya adalah ayahmu. Karena walau bagaimanapun
majalengka tidak akan jatuh ke tanganmu, ayahmu brawijaya akan menurunkan
tahtanya kepada PRANAGARA, karena ia lah yang tertua.
Raden patah: ki benang apa bantulah aku menegakan cara salam.
Satelah itu pasukan raden patah berhasil membasmi pasukan
dari majalengka dan memaksa rakyat masuk agama salam. Sementara para pengikut
sejati dari kerajaan majalengka berhasil melarikan diri ke pulau dewata.
Raden patah : biar aku habiskan semuanya biar
aku kejar mereka sampai dewata
Ki benang : jangan, biarkan mereka pergi suatu
saat mereka akan berguna untuk negara ini.
Raden patah berhasil mengalahakan kerajaan majalengka,
sementara brawijaya melarikan diri bersama sabdopalon ke blambangan, di sini
raden patah berhasil menemui sang ayah dalam pelarianya.
Brawijaya : ngeeerrr... kamu kenapa mengikuti aku sampai disini. Maka
sesungguhnya kamu sedang dalam dosa. Dan aku sudah ikut caramu
Raden patah : apa dosa yang ayah maksud?
Brawijaaya : kamu berdosa akan tiga hal. Yan pertama ...kamu berani
melawan ayahmu sendiri padahal ia yang membesarkanmu. Yang kedua kau telah
merusak kehidupan rakyat ini, sehingga mereka sengsara saat ini. Yang ketiga kau
memaksa orang untuk berganti agama padahal di dalam caramu tidak ada paksaan. Orang
akan mengikuti caram jika seseorang telah mendapat hidayah. Itu caramu yang
benar.
Raden patah : ayahanda maafkan saya, hamba telah berbuat dosa besar.
Aku rela untuk mendapat hukuman. Ayah maafkan hamba.
Brawijaya : sudahlah anakku, semua telah terjadi sekarang yang kau bisa
lakukan adalah untuk memelihara tanah ini, jagalah anakku dengan caramu, maka
sesungguhnya in telah di gariskan oleh stuhan yang maha kuasa.
Raden patah : ayah ijinkan aku untuk menghentikan perang ini ayah...
Saat itu raden patah pergi meninggalkan BRAWIJAYA di
blambangan. Raden patah membiarkan
rakyat majalengka untuk pergi meninggalkan jawa dan ke tanah dewata.
Dalam pelarianya sampai di blambangan prabu brawijaya di temani oleh
penasihatnya sabdopalon nyoyogenggong.
Brawijaya : pukulun sabdopalon nyayagenggong aku telah mengikuti tata
cara putraku dengan memuliakan hanya sang pangeran sejati, maka aku mengajakmu
untuk mengikutiku tinggalkan budhi hawamu ikutlah denganku
Sabdopalon : aku adalah pandito ratu dhang hyang yang berdiri menjaga
tanah jawa, siapa yang memimpin tanah jawa ialah bimbingan saya, saya telah
memimbing selama 2000 lebih 3 tahun, sekalipun saya tidur selama 200 tahun
namun mata batin saya mampu melihat apa yang terjadi di luar sana
Brawijaya : apa ini keputusanmu?
Sabdo palon : pergilah sendiri brawijaya yang tak tahu arah, bagiku
dunia ini adalah wujud dari dewa yang bersifat budi dan hawa, sudah jadi
kewajiban manusia untuk menjaga hawa nafsunya. Paduka pergi pastilah orang jawa
akan kehilangan kejawaanya. Ini sudah di gariskan bahwa kita memang harus
berpisah, aku akan kembali asalku namun ingatlah bahwa aku adalah raja dhang
hyang tanah jawa, suatu saat aku kembali membawa murid sejatiku yang orang jawa
yang sesungguhnya tahu tentang jawa,ia akan memimpin dengan cara jawa. Aku
tidak pergi namun juga menetap di suatu tempat, aku hanya menetapi nama dari
SEMAR baik perwujudan maupun perbuatan, aku beri tanda jika suatu saat gunung
merapi telah meletus ke arah barat daya dan berbau wangi itulah saat aku
kembali. (sabdo palon muksa meninggalkan brawijaya)
Brawijaya: sabdo palon...!!!!
Aku ganti nama
tempat ini menjadi banyuwangi sebagai tanda kembalinya sabdopalon,
Aku malu pada
diriku sendiri kalah dari puteraku, aku akan pergi meninggalkan dunia ini,
tidak mati hanya pergi seluruhnya jiwa ragaku..(brawijaya ikut muksa
meninggalkan tanah jawa)
Pada sira
ngelingana
Dan ingatlah kalian
Carita nguri –
uri ing babad majalengka
Carita yang berasal dari kerajaan majapahit
Yo iku silih prabu brawijaya uga pandhita sabdopalon
nyayagenggong
Mengisahkan raja brawijaya dan penasihat sabdo
palon nyayagenggong
Ingakang wus kaserat ing babatan prabu jayabaya
Yang sudah di tulisakan oleh raja jayabaya
Yo iku momongane sabdopalon nyayagenggong sing adu wirang
nanging kondang
Dialah asuhan sabdopalon nyayagenggong yang malu
tapi masyur
Ngluruk tanpa bala, yen menang tanpa ngasorke liyan
Menyerang tanpa pasukan, jika menang tanpa
merendahkan
Brawijaya uga sabdopalon muksa aninggal jagad nora sedho
uga nora gesang
Brawijaya dan sabdopalon muksa meninggalkan
dunia tidak juga tidak hidup
Namung ilang ing sawijining jaman
Hanya menghilang sementara
Sanira jumeneng anetepi tlatah jawa lor kidul kulon lan
wetan
Dialah yang berdiri menetap di jawa di utara
selatan barat dan timur
Yen wus dateng wekdal sanira
Ketika sudah datang waktunya
Ki semar badralaya ngasta murid ipun
Sang semar membawa muridnya
Yo iku ana ing sukma ipun satria piningit
Yaitu pada jiwa satria piningit.
Pada Hamembayu hayuning bawana, ambrasta
dur hangkara
Yang mengajak
pada kebaikan, dan memberantas kemungkaran.
mantaffff kita juara
ReplyDelete