Monday 24 September 2012

MENUJU SATRIA PININGIT


PART 1 : MUKSA ING BLAMBANGAN (sabda jayabaya)
karya : "Alip iskandar"

BEBUKA
Sinarkara sarjunireng galih,
myat carita dipangiketira,
kihai Kalamwadine,
ing nguni anggeguru,
puruhita mring Raden Budi,
mangesthi amiluta,
duta rehing guru,
sru sĂȘtya nglampahi dhawah,
panggusthine tan mamang ing lair batin,
pinindha lir Jawata,
wit caritaning ki sabdo palon
babat alas jawa kang paring gesang
kanyataning kaki semar ing jagad
mumpuni sakabehing laku;
 nugel tanah Jawa kaping pindho;
ngerahake jin setan;
 kumara prewangan, para lelembut kang perintah saeko proyo
kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda;
 landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur;
 kadherekake Sabdopalon Noyogenggong.


Sabdo palon : ee…. Tanah ini sudah aku bersihkan dari segala bentuk keburukan, sekarang bisa untuk manusia tempati, aku berjanji akan terus melindungi tanah ini selama- lamanya.

Sabdo palon berhasil membersihkan tanah jawa sehingga manusia dapat menempatinya, ia pun berjanji akan tetap menjaga tanah jawa, dan mendapingi raja – raja jawa untuk memimpin tanah jawa. Sebagai ialah punakawan penasihat raja raja jawa sampai akhir pada sang aja brawijaya 5, raja terakhir dari garis keturunan raja majalengka.

Sabdo palon : ngeer… brawijaya?? Aku melihat kerajaan ini hendak kalah dari orang berbalut putih yang datang dari barat, mereka membawa agama baru. cara yang baik, tapi salah membawanya.


Brawijaya  : apa maksud dari eyang sabdo palon.?

Sabdo palon : anak mu , raden patah yang akan membawa perubahan pada tanah jawa ini.

Brawijaya : bagaimana mungkin anakku,, patah.

Sabdo palon  : waktu yang akan membuktikan.



Memasuki ruang tanpa musim , menghitung waktu yang terukur dan tanpa ukuran, raden patah yang di beri panggilan babah karena beribukan putrid cempa dari tanah cina. Tahun beranjak radenn patah besar di Palembang. Sedang tanah jawa telah seperti sabdopalon ramalkan telah kedatangan seorang salam, ia berasala dari tanah suci, salam kian luas, dan raden patah pun juga di lahirkan dari salam. Salam itu dibawa oleh ngawula, ia meminta izin dari majalengka, sehingga ia tinggal di daerah bonang. Hingga akhirnya raden patah di jabatan oleh ayahnya raja brawijaya untuk menjadikanya pemimpin di demak. Di sisi lain maka adalah  sang sarib kramat dari kabatalah telah sampai di kedhiri ia bertemu dengan sang mahapatih sri prabu locaya.

Ki benang : ini apa??? Patung manusia kog dihias ? Ini salah ini benar. Aku akan hancurkan ini.

Locaya : kenapa anda hancurkan arca ini?

Ki benang :  manusia akan menghias ini .

 Locaya : manusia tahu itu hanya patung tidak punya kekuatan, tidak punya kemampuan, manusia hanya percaya pada tuhan yang mampu memberi kekuatan. Kenapa kau merusak padahal ini adalah arca dari sang prabu jayabaya.

Ki benang : jayabaya hanya manusia biasa!!

 Locaya : tapi jayabaya adalah raja, ia bisa memembus waktu dia sangat kuat. Di arca arca inilah leluhur kami berada. Lalu apa bedanya denganmu yang menyembah kabatalah itu, sedang itu juga buatan manusia, maka dari pada melestarikan kebudayaan orang akan lebih baik jika kita melestarikan kebudayaan sendiri?

Ki benang: kabatalah itu adalah pusat dunia, barang siapa yang bersembahnyang menghadapnya ia akan mendapat ampunan.

Locaya : apa buktinya? Sedang hidup di dunia saja mereka sangat menyedihkan. Penuh kesengsaraan.

Ki benang: itu yang dikatakan di kitabku.

Locaya : aku dengar di temaptmu sangat panas, tanamann tak bisa tumbuh, sulit air. Itu adalah tanah durhaka, sedang di jawa air melimpah, hawa sejuk, tanaman tumbuh mengenyangkan. Inilah yang sebenarnya tanah suci.

Ki benang: aku tak mau mendengarmu kau jin, dan aku manusia,

Locaya : aku jin namun aku adalah raja di kedhiri ini

Ki benang : bunga dhadap ini aku namakan celung kerena aku kacelung kalah debat dengan bangsa jin. Jadilah saksi dari semua ini. Sudah aku hendak pergi.

Locaya : pergilah kamu ke demak sana, mulai sekarang tempat kalian hanya di sana, jangan perbuat rusak lagi di tanah jawa.


Sementara sang sirib kramat atau sang ki benang telah hijrah ke demak menyusul sang adipati patah, di sisi lain ki benang telah menghasut sang randen patah untuk menyerang kerajaan majalengka

Ki benang : raden patah... !!! kamu serang kerajaan majalengka. Itu tidak dosa karena mereka menghias patung dan siapa yang membasminya mereka akan dapat pahala sekalipun brawijaya adalah ayahmu. Karena walau bagaimanapun majalengka tidak akan jatuh ke tanganmu, ayahmu brawijaya akan menurunkan tahtanya kepada PRANAGARA, karena ia lah yang tertua.

Raden patah: ki benang apa bantulah aku menegakan cara salam.

Satelah itu pasukan raden patah berhasil membasmi pasukan dari majalengka dan memaksa rakyat masuk agama salam. Sementara para pengikut sejati dari kerajaan majalengka berhasil melarikan diri ke pulau dewata.

Raden patah : biar aku habiskan semuanya biar aku kejar mereka sampai dewata

Ki benang : jangan, biarkan mereka pergi suatu saat mereka akan berguna untuk negara ini.

Raden patah berhasil mengalahakan kerajaan majalengka, sementara brawijaya melarikan diri bersama sabdopalon ke blambangan, di sini raden patah berhasil menemui sang ayah dalam pelarianya.

Brawijaya : ngeeerrr... kamu kenapa mengikuti aku sampai disini. Maka sesungguhnya kamu sedang dalam dosa. Dan  aku sudah ikut caramu

Raden patah : apa dosa yang ayah maksud?

Brawijaaya : kamu berdosa akan tiga hal. Yan pertama ...kamu berani melawan ayahmu sendiri padahal ia yang membesarkanmu. Yang kedua kau telah merusak kehidupan rakyat ini, sehingga mereka sengsara saat ini. Yang ketiga kau memaksa orang untuk berganti agama padahal di dalam caramu tidak ada paksaan. Orang akan mengikuti caram jika seseorang telah mendapat hidayah. Itu caramu yang benar.

Raden patah : ayahanda maafkan saya, hamba telah berbuat dosa besar. Aku rela untuk mendapat hukuman. Ayah maafkan hamba.

Brawijaya : sudahlah anakku, semua telah terjadi sekarang yang kau bisa lakukan adalah untuk memelihara tanah ini, jagalah anakku dengan caramu, maka sesungguhnya in telah di gariskan oleh stuhan yang maha kuasa.

Raden patah : ayah ijinkan aku untuk menghentikan perang ini ayah...

Saat itu raden patah pergi meninggalkan BRAWIJAYA di blambangan. Raden patah membiarkan  rakyat majalengka untuk pergi meninggalkan jawa dan ke tanah dewata. Dalam pelarianya sampai di blambangan prabu brawijaya di temani oleh penasihatnya sabdopalon nyoyogenggong.

Brawijaya : pukulun sabdopalon nyayagenggong aku telah mengikuti tata cara putraku dengan memuliakan hanya sang pangeran sejati, maka aku mengajakmu untuk mengikutiku tinggalkan budhi hawamu ikutlah denganku

Sabdopalon : aku adalah pandito ratu dhang hyang yang berdiri menjaga tanah jawa, siapa yang memimpin tanah jawa ialah bimbingan saya, saya telah memimbing selama 2000 lebih 3 tahun, sekalipun saya tidur selama 200 tahun namun mata batin saya mampu melihat apa yang terjadi di luar sana

Brawijaya : apa ini keputusanmu?

Sabdo palon : pergilah sendiri brawijaya yang tak tahu arah, bagiku dunia ini adalah wujud dari dewa yang bersifat budi dan hawa, sudah jadi kewajiban manusia untuk menjaga hawa nafsunya. Paduka pergi pastilah orang jawa akan kehilangan kejawaanya. Ini sudah di gariskan bahwa kita memang harus berpisah, aku akan kembali asalku namun ingatlah bahwa aku adalah raja dhang hyang tanah jawa, suatu saat aku kembali membawa murid sejatiku yang orang jawa yang sesungguhnya tahu tentang jawa,ia akan memimpin dengan cara jawa. Aku tidak pergi namun juga menetap di suatu tempat, aku hanya menetapi nama dari SEMAR baik perwujudan maupun perbuatan, aku beri tanda jika suatu saat gunung merapi telah meletus ke arah barat daya dan berbau wangi itulah saat aku kembali. (sabdo palon muksa meninggalkan brawijaya)

Brawijaya: sabdo palon...!!!!
                   Aku ganti nama tempat ini menjadi banyuwangi sebagai tanda kembalinya sabdopalon,
                   Aku malu pada diriku sendiri kalah dari puteraku, aku akan pergi meninggalkan dunia ini, tidak mati hanya pergi seluruhnya jiwa ragaku..(brawijaya ikut muksa meninggalkan tanah jawa)







 Pada sira ngelingana
Dan ingatlah kalian

Carita nguri – uri ing babad majalengka
Carita yang berasal dari kerajaan majapahit

Yo iku silih prabu brawijaya uga pandhita sabdopalon nyayagenggong
Mengisahkan raja brawijaya dan penasihat sabdo palon nyayagenggong

Ingakang wus kaserat ing babatan prabu jayabaya
Yang sudah di tulisakan oleh raja jayabaya

Yo iku momongane sabdopalon nyayagenggong sing adu wirang nanging kondang
Dialah asuhan sabdopalon nyayagenggong yang malu tapi masyur

Ngluruk tanpa bala, yen menang tanpa ngasorke liyan
Menyerang tanpa pasukan, jika menang tanpa merendahkan

Brawijaya uga sabdopalon muksa aninggal jagad nora sedho uga nora gesang
Brawijaya dan sabdopalon muksa meninggalkan dunia tidak juga tidak hidup

Namung ilang ing sawijining jaman
Hanya menghilang sementara

Sanira jumeneng anetepi tlatah jawa lor kidul kulon lan wetan
Dialah yang berdiri menetap di jawa di utara selatan barat dan timur

Yen wus dateng wekdal sanira
Ketika sudah datang waktunya

Ki semar badralaya ngasta murid ipun
Sang semar membawa muridnya

Yo iku ana ing sukma ipun satria piningit
Yaitu pada jiwa satria piningit.

Pada Hamembayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara
Yang mengajak pada kebaikan, dan memberantas kemungkaran.

1 comment: