Dik, maafkan aku yang
telah menjadi racun dalam nadimu
Menjadi api dalam
darahmu, memanaskan jiwamu hingga berurai dungu
Dia yang memintamu
membakar wajahmu, hingga tangismu tak sampai kepadaku
Dik, maafkan aku yang
telah tertusuk rindu gelapmu
Hatimu yang sudah
terbeli namun sungguh itu tidaklah terjual satupun
Hati tidak memilih
pun juga dipilih oleh jiwa semu
Namun jiwa ini telah
menuntunku menuju jalan cinta abadimu
Dik, aku mencintaimu
yang telah memikat jiwa kosong di sisiku
Dik, dia mencintaimu,
pun juga diriku
Dia telah berpacu
dengan waktu, namun waktu tak mau menunggu
Tidak ada pemenang
pun juga yang kalah, yang tersisa hanya senyum rindu
Seperti kecapi itu
yang terikat, namun ia merasa bebas dengan nada syair lagu
Ikatan yang
membelenggu itu adalah jiwa penganggu yang mengikatmu
Namun, syair yang
bebas adalah jiwaku bersamamu
Kawan, maafkanku
karena dengan bismilah telah ku tikung kau
Seperti kecapi itu
yang terikat, namun ia merasa bebas dengan nada syair lagu
Syair yang bebas
adalah jiwaku bersamamu dik.