Friday 6 May 2016

Kutikung kau dengan bismilah




Dik, maafkan aku yang telah menjadi racun dalam nadimu
Menjadi api dalam darahmu, memanaskan jiwamu hingga berurai dungu
Dia yang memintamu membakar wajahmu, hingga tangismu tak sampai kepadaku
Dik, maafkan aku yang telah tertusuk rindu gelapmu
Hatimu yang sudah terbeli namun sungguh itu tidaklah terjual satupun
Hati tidak memilih pun juga dipilih oleh jiwa semu
Namun jiwa ini telah menuntunku menuju jalan cinta abadimu
Dik, aku mencintaimu yang telah memikat jiwa kosong di sisiku
Dik, dia mencintaimu, pun juga diriku
Dia telah berpacu dengan waktu, namun waktu tak mau menunggu
Tidak ada pemenang pun juga yang kalah, yang tersisa hanya senyum rindu
Seperti kecapi itu yang terikat, namun ia merasa bebas dengan nada syair lagu
Ikatan yang membelenggu itu adalah jiwa penganggu yang mengikatmu
Namun, syair yang bebas adalah jiwaku bersamamu
Kawan, maafkanku karena dengan bismilah telah ku tikung kau
Seperti kecapi itu yang terikat, namun ia merasa bebas dengan nada syair lagu
Syair yang bebas adalah jiwaku bersamamu dik.

2 rings



Two rings,
 it’s just a symbol, sometimes it be meaningful.
Meaningful or meaningless? It’s just a time. Time was not friend, it sent me in past. Seven years, three years or four years it just time lying. It never says the truth. Never, never till she gone, all have gone
And I am late to see you, and meet to you, when I know you, you have another guy. Am I sad? It’s just time lying.