Tuesday 31 January 2017

Sang dewi

apa kah bulan atau rembulan namun mataku tak lagi mengenal padang ini
saling mengingkari nasib, kita berjalan berlawan arah
entah berapa purnama kita tak saling sapa, pada rembulan atau pada mawar yang sebunyikan durinya
masihkah terniang dalam tenang senja diufuk barat dibawah langit kota wonosari menghabisi Siang menunggu malam bersamamu
dua cangkir kopi itu menjadi saksi bahwa aku adalah manusia paling Bahagia di sore itu 6 tahun lalu
lalu jalan pulang itu terjal seterjal padang karang laut cina selatan
pancingi laut jiwamu adalah kerinduan yang tanpa restu
mengarungi samudra dunia bersamamu adalah berlayar tanpa layar
 lalu aku mendengar suara padang dan rembulan,
dalam tiap katanya adalah syair terindah yang pernah aku dengar
akankah aku akan menyesali dalam ratusan purnama
karena rindu ini tanpa restu, seperti yang kau bawa mawar dengan duri dibaliknya

Thursday 5 January 2017

Perjanjian dengan mimpi

Senja dan pagi adalah jarak ruang antara mimpiku yang abadi
Sang pengembara yang tak tahu jalan pulan atau hanya pemimpi yang tak berani bermimpi
Hati yang bergelora masih terniang kata  “aku ingin memerdekatakan hati ini”
Apakah akan berakhir seperti ini atau ini hanya sebuah pijakan dalam mimpi
Aku bicara tentang keinginan dan harapan
Aku bicara tentang mimpi yang bergelora
Ada yang inikah yang sebagian orang harapkan, hidup bergelimang harta
Atau hidup yang dengan mudah ujungnya bisa ditebak
Bukan, itu bukan hidup, ia harus merasakan sari pati hidup lalu terurai dalam mimpi dan harapan