AURORA
Siapa yang menyangka bahwa mitos dewa yunani yang berkuasa hanya sekedar mitos yang tak tahu dari mana mereka berasal. Mitos, pernahkah kalian mendengar bagaimana Zeus yang berkuasa di olimpus dengan petirnya, hanyalah pendosa yang mengdapatkan putera setengah manusia. Atau kisah Athena yang menjadi dewi cantik nan anggun, namun hanya kedok semata untuk menutupi jika sesungguhnya ia adalah seorang dewi perang yang haus darah.
Lalu
siapa pula yang tidak terheran nan kagum dengan sang pengusa fajar, di
bawah langit fajar ia muncul dengan seribu fragmen yang melupakan segala
kenangan. Namun betapa bodohnya manusia, takala mereka hanya di
permainkan oleh ilusi cahaya yang membelokan partikel angin matahari,
oleh magnestosfer dengan reaksi molekul di sekitarnya. Mereka
menamakannya dengan dewa fajar, karena ia membawa cahaya laksana fajar,
sedang bagiku itu adalah sebuah hiburan dari alam, yang aku namakan
Aurora.
Pikiranku
kembali pada kindahan Aurora itu. Ahc…. Indah sekali kawan bagi kau
yang pernah menyaksikan kilaunya. Menikmati senja dengan sejuta fragmen
aurora menjadikan aku lupa siapa diriku ini, menikmatinya dengan diosa
yang berlarian kecil di depanku.
“Diosa
sedang apa kau sekarang?” itu hanya gunamku dalam hati saja, diosa
tahukah kamu apa yang aku bayangkan sekarang, duduk menikmati aurora
itu, ah saat itulah yang aku rindukan dan aku ingikan. Namun, disini aku
harus berjuang untuk hidupku, maupun hidupmu.
Jamku
menunjukan pukul 19.05, dan aku masih di dalam hutan, ah lebih tepatnya
aku masih berendam di dalam rawa ini. Enam jam sudah aku mandi lumpur
disini. Ah sudah tak terperi lagi berapa banyak ular yang lalu lalang.
Untung mereka tak satupun yang tertarik kepadaku, ataupun pada dua rekan
di belakangku.
Kembali
ku lirik lirih jamku , 22.07. Aku instruksikan rekanku untuk mulai
bergerak. Saat malam seperti ini hewan hewan besar keluar, hukum rimba
seperti ini akan berlaku, siapa yang kuat akan memangsa yang lemah,
namun bagaimana lagi kami hanya tiga orang. Di sakuku kini hanya tersisa
dua butir peluru 7.5’’, sedang di pinggang kanan hanya tersisa satu
butir peluru di dalam pistol, untuk mengakhiri hidupku, satu granat
serta satu butir caliber 9.5 magnum. Di belakangku tidak kalah buruknya.
Mereka
benar benar bangsat, pengintai mereka mampu menemukan penyelinapan
kami. Dua rekan di belakangku tidak lebih hanya pengambur amunisi, kini
aku yakin mereka sudah kehabisan peluru. Untung kami bisa lolos dari
jatah kematian tadi pagi, kami di berondong senapan yang luar biasa.
Mereka mungkin mengira kalau kami sudah tewas. Atau hanya kebodohan
mereka saja, yang menganggap mayat teman mereka yang kami pakaikan
pakaian kami adalah mayat kami.
Tanpa
radio, tanpa alat bantu komunikasi kami harus melanjukan misi kami.
Patang bagi kami pulang tanpa misi yang berhasil. Membunuh Limotov,
bukan perkara sulit. Namun jalanya kesana kami harus mengintai tiga
minggu terakhir untuk menemukan lokasinya.
Tanpa
suara aku perintakan untuk mengambil sisa dua peluru 7,5 itu. Rawa ini
membawa kita mendekati limitov, itu yang aku yakini. Tiga peluru untuk
mengakhiri hidup kami, dan satu magnum untuk menghancurkan kepala
limitov. Ahc rencana yang terbaik, aku mungkin dapat menghancurkan
kepalanya dari jarak 800- 900 meter, dengan sekali bidikan. Setelah itu
kami siap untuk mati.
Kulihat
kebakang sebentar, mereka lebih siap dari aku untuk mengakhiri
hidupnya. Aku masih terbayang keceriaan bersama diosa, apa aku mampu
untuk itu. 23.49 kami sudah mengunci target, kami keluar dari rawa,
hutan disini akan menjadi keuntungkan buat kami, mereka mungkin sulit
menemukan lokasi kami, baik dari radio maupun pandangan. Ah kalian
bercanda dengan mengajak aku bertarung di dalam hutan seperti ini, “ini
adalah rumahku boy”, gunamku.
01.00
target terkunci hanya tinggal menunggu waktu untuk mengakhiri semua
ini, kedua rekanku berada di posisi masing masing. Kami siap mengahapi
segala kemungkinan yang akan kami hadapi dalam beberapa menit kedepan.
Semua harus di akhiri di sini, aku sudah tidak dapat berkomunikasi
dengan dua rekanku tersebut, tanpa radio tanpa sinyal apapun.
01.20
hanya keberanian yang tersisa untuk mengakhiri semua ini, limitov akan
tewas di tanganku, kemungkinan kami selamat adalah 10%, menginggat para
gembong teroris itu pasti akan mencari lokasi kami, mudah saja bagiku
menemukan lokasi dengan menghitung jarak tembakan caliber yang digunakan
akan ketemu lokasi itu.
Aku
mulai seiranma dengan detak jantungku dan mulai setara dengan hembus
nafasku. Aku mulai menahan nafas, menarik tumpuan beban di bahu kananku,
agar tidak ada kontraksi yang mungkin akan membelokan arah senapan,
pangaman sudah aku buka. Satu tarikan saja yang aku butuhkan. Aku yakin
dua rekanku sedang menungguku. Operasi pengintaian ini terpaksa menjadi
upaya penghakiman setelah mendapat persetujuan kontak senjata sebelum
kami hilang radio, penghakiman keji bagiku karena dengan senapan jarak
jauh.
Saat
saat terakhir air mulai turun, hujan rintik rintik kecil. Ini tidak
baik, namun akan menjadi jalanbagi keselamatan kami, karena telingga
anjing mereka akan terganggu dengan suara hujan yang mungkin akan segera
datang. Tanpa radio, untuk memanggil kedua rekanku aku gunakan more
dengan mulut sedikit bersiul. Jarak 20 -30 meter dari aku mereka
mendekat dengan hati hati meski jarak kami dengan target sekitar 800m.
Hujan
mulai deras, dengan ini aku berani bicara setelah hamper 12jam tidak
bicara. “rencana berubah, kita ikuti rawa ini sampai seberang target,
artinya kita harus bergerak untuk melewati target, kita selesaikan ini
seberang target, ada berapa sisa granat kalian?”
“3 buah”,
“kamu?”
“4 kapten”
“8
dengan milikku, kita tinggal punya 4 peluru, 1 magnum, dua 7,5, dan
satu puluru di pistol ku. Kita akan selamat dengan ini,”, “kalian bisa
menyelinap kebelakang gubuk persembunyian itu? Untuk menghancurkan
mereka atau kita lari setelah menghabisi limitov?”
“kita hancurkan mereka, lalu kita cari jalan untuk nyawa kita kapten,”, jawabnya
“iya
kapten, kami akan menyelinap kebelakang gubuk itu, kita ambil peledak
dari gudang bawah tanah itu, lalu kita hancurkan mereka setelah
memastikan limitov tewas, “
“bukan kalian yang akan menyelinap, namun kita, aku bertanggung jawab atas nyawa kalian”. Jawabku.
“suatu kehormatan bersama anda kapten”.
“Baik kita bergerak sekarang, hati gati tanpa suara, jangan tinggalkan jejak,”
01.42
kami bergerak kembali, setelah berjalan dalam rawa tanpa bersuara,
02.21 kami sampai pada target, hujan lebat ini benar benar menguntungkan
kami, kami keluar dari rawa, target kami adalah gudang bawah tanah
menyimpan puluhan peledak. Target pertama yang aku perintahan adalah
anjing penjaga, tanpa senapan mka kami harus menghabisinya dengan sankur
kami, jumlah anjing itu ada 2, dengan pelan pelan dua rekanku
mndekatinya di dekat pintu itu, dengan bersamaan mereka menghabisi
anjing itu di lokasi yang tidak berjauhan.
Aku
mulai mendekati lokasi gudang bawah tanah itu, tiba tiba ada abjing
satu lagi yang berlari dari belakang dua rekanku, tanpa pikir panjang
aku melompat dan membungkam mulut anjing itu supaya tidak bersuara.
Dengan sekali puntir kepala anjing itu patah, anjing itu kami amankan
agar tidak ada yang ada yang tahu.
Aku
bergerak memasuki gudang, kedua rekanku berjaga di pintu dalam, di
dalam gudang ada dua penjaga di dalam gudang itu. Dua penjaga itu bukan
masalah bagiku, tanpa senapan hanya dengan sankur sudah cukup untuk
menghabisi mereka. Kami madapat beberapa senapan dan amunisi tambahan.
“kita akan berpesta pagi ini,” gunamku
Bom
bom itu aku letakan di titik titik sentral dengan hati hati, di tengah
hujan deras kami merayap mennjauhi gubuk itu dan masuk kembali kehutan,
sebelum kami kembali ke rawa, aku suruh dua rekanku meletakkan granat
mereka, di beberapa tempat, sedang kami hanya membawa beberapa ranjau
dan senapan. Aku mendapat amunisi magnum tambahan, namun utk limitov aku
khususkan yang sedari tadi aku bawa. Ranjau kami pasang sebelum kai
masuk ke dalam rawa lagi, magnum yang kami dapat kemarin pagi sudah aku
lapisi lilin di katup anginnya sehingga tidaka kan macet bila terkan air
ataupun sejenisnya.
02.46
semua persiapan sudah selesai, kini dua rekanku beradadi sampingku
saat. 03.07 target sudah saya kunci sepenuhnya. Hujan masih deras ini
akan menguntungkan untuk kami, 03.10 tidak ada pergerakan mereka, akau
masih menunggu waktu yang tepat.
Hari
ini adalah april, hujan sudah mulai jarang namun terkadang hujan sangat
lebat seperti sekarang ini. Pada saat seperti ini matahari akan muncul
sekitar pukul 04.20 berarti sebagian dari mereka akan bangun sekitar 50
menit sebelumnya.
Waktuku
hampir tiba, 03.30 aku kunci target, aku buka pengamannya, aku sudah
tarik magazine. 03.33 aku mulai menyeiramakan detak jantungku dengan
hitungan. 03.34 aku mulai menarik beban ke bahu kananku, lampu telescope
sudah aku nyalakan dan aku sudah menahan nafas. 03.35 aku menarik
pelatuk magnum itu, dari jarak 800 meter dari dalam rawa aku bidik
limitov tepat di kepalanya.
Keheningan
pecah takala kepala gembong teroris limitov tewas di tempat tidurnya.
Anak buahnya berhamburan, segera aku ganti magazine itu dengan yang aku
bawa dari gudang. Terdengar sayup sayup mereka teriak,”sniper-sniper”
berulang ulang. Ada sebagian dari sniper mereka terlihat dari
telescopeku dalam posisi stady mencari posisiku. Mereka tampak
kebinggungna dengan lokasi kami.
Dengan sigap aku tutupi telescopeku dengan lumpur agar tidak memantulkan cahaya,
“selamat datang dewa fajar, see you next life the fucking man”
“good night boy”, imbuh temanku
Bidikanku
kini aku arahakn ke bom bom yang telah kaim pasang sebelumnya. Booomm,
bom itu meledak berurutan, sebagian besar dari mereka tewas karenanya
sebagian lagi mulia mengetahu lokasi kami.
“pammmmmm”,
bidikan meleset pada kami, ada sniper mengetahui keberadaan kami, “arah
tembahan”, “10derajat barat laut” jawab rekanku,
“locked, good night”,, “ppammmm, bidikanku tepat di kepala sniper berjarak 800m itu.
Aku terus menembaki mereka dari jarak jauh, ada sebagian dari merak berlari menuju arah kami, “giliranmu”, siap kapten”jawabnya
Rekanku kini membidik granat yang kami sebar disana,
“daammm,,, ……dammm”,granat itu menghabisi mereka, “melihat ledakan itu adalah aurora bagi kami.
Ada
5 teroris yang mengejar kami, 3 di antaranya menginjak ranjau kami,
hingga hancur, tinggal 2 yang tersisa, “apa langkah kita kapten, mereka
tinggal dua,”, ”habisi mereka semua” jawabku.
Dua
teroris itu di berondong peluru oleh dua rekanku. 04.50 operasi
selesai, misi selesai di laksanakan. Kami menyusuri rawa untuk membawa
kami pulang.
08.56
aku memutuskan untuk melanjutkan meyusuri hutan, 09.20 dengan
menggunakan radio sandi aku mengirim pesan bahwa operasi manise jaya
sudah selesai, serta memberi tahu lokasi kami unutk penjemputan, 09.40
holikopter penjemput datang.
Setelah ini, aku akan mengajakmu melihat aurora lagi diosa, menghabiskan waktu dengan bermain denganmu anakmu, ayah pulang.
BUNGA RAMPAI UNTUK KAKAK
Alip iskandar
Jika
hidup ini dianalogikan dalam penemuan hukum boyle yang menyadur pada dua ilmuan
amatir, maka dari tiap tekanan dan volume yang di dapatkan dari udara adalah
sebuah pemikiran bawasanya siapapun dapat melakukan hal apapun tanpa sebuah
batas. Substansinya adalah seberapa
banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari tiap tekanan dan banyaknya
pengalaman dari hidup kita maupun orang lain. Maka menerima kehidupan berarti
menerima kenyataan bahwa tidak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan ini
merupakan sebuah fakta penciptaan yang tak terbantahkan, sebuah pemikiran agung
dari Harun Yahya.
Menerima
kehidupan seperti ini berarti menerima bawasanya segela sesuatu dalam hidup ini
menjadi sebuah lentera kehidupan. Dan lenteraku adalah kakakku sendiri bukan
orang lain sekalipun itu orang tuaku, karena yang aku tahu selama hidupku hanya
kakaku yang ada di sampingku, aku memang tak bisa ingat dengan jelas wajah dari
orang tuaku, karena saat aku mengingat mereka yang selalu muncul di mataku
hanyalah bayangan dari wajah dari kakakku.
Albert
Einstein pernah berujar, “Imagination is more important than knowledge”. Mimpi,
apa mimpi yang dimaksud oleh orang itu. Bagiku impian hanyalah sebuah bunga
yang sekejab mekar dan sebentar layu kering serta musnah tertiup angin. Mimpi,
bukankah itu juga hanya sebuah bunga tidur? Entahlah kawan, tapi pagi buta itu
suara dari gilingan kedelai itu membangunkan aku dari mimpi mimpi itu, namun
entah kenapa kepalaku begitu sakit sangat sakit dan suara mirip pesawat terbang
bobrok itu kian membuatku kesakitan. Namun gilingan itu adalah satu – satunya
barang paling berguna dalam kehidupan aku dan kakaku. Gilingan itu yang setiap
pagi buta telah bekerja menggiling tiap butir kedelai jadikannya sari pati
untuk membuat susu kedelai. Yak kawan, dari susu kedelai itulah kakakku
berjuang keras membiayayai sekolahku yang sangat mahal di Negara yang kaya raya
tapi miskin seperti pengemis yang hanya bisa meminta welas asih. Namun Negara
ini begitu aku cintai tak kurang sedikitpun.
“ Belum selesai kak?”
“ Belum, sudah bangun
to, mau bantu kakak?”
“ Iya kak, aku bantu.”
“ Ya sudah, kamu
belajar dulu, nanti saja kalau tinggal membungkus kamu bantunya”
“ ya sudahlah.”
Ya
kawan itulah pekerjaan yang aku lakukan setiap bagi buta, aku memang selalu
berjuang dalam upaya untuk terus mengarungi lautan ilmu yang sangat luas ini.
Karena dari tiap jengkal peristiwa yang terlewati kian membuatku sadar bahwa
lautan ilmu ini sangatlah luas hingga pikiran dari seoarang manusia itu tak akan
sanggup untuk menampungnya. Dan dari tiap jengkal peristiwa yang aku lewati
sejak pagi buta hingga fajar merekah adalah sebuah alasan dari tiap
keterlambatanku masuk sekolah.
Aku
bukanlah siswa yang pandai di sekolah itu, SMPN 4 WONOSARI. Sekolah favorit
dari setiap remaja kampungan yang bermimpi menndapat kehidupan yang lebih layak
melalui pendidikan. Sebuah sekolah yang mempunyai bau yang sangat menyengat bah
berada dalam sebuah kandang kerbau. Memang benar kawan sekolah yang aku tempuh
dengan berjalan kaki sejauh 10km itu, memang di kelilingi sawah yang bertumpuk
pupuk dari kotoran kerbau.
Pagi
itu aku kembali datang terlambat untuk sekian kalinya. Guru BK yang biasanya
selalu meninvestigasi dari tiap siswa pemalas yang selalu datang terlambat itu
hanya diam saja melihatku masuk. Bukan hal yang aneh saat aku terlambat dan
hanya dibiarkan saja, karena aku terlampau sering datang terlambat ke sekolah
dan dengan alasan yang sama pula aku beralasan, hingga kini Pak Puji guru BK
itu telah hafal betul dengan aku.
“ 15 menit pak”.
“ Ya,, sudah masuk
sana, Pak Bambang sedang berjalan menuju kelasmu, jangan sampai kau juga
terlambat masuk pelajaran PPkn!”
“ Terima kasih pak”.
Sebentar
saja aku masuk kelas pelajaran pun belum dimulai, seperti biasa aku duduk di
sudut kelas ini, kepala sekolahku Pak Widodo tiba - tiba masuk ke kelasku.
“ Anak – anakku, saya
baru saja mendapat pemberitahuan bahwa beasiswa pendidikan dari pemerintah
pusat untuk siswa yang berprestasi akan di bagikan bagi mereka yang menjadi
terbaik di tiap kabupaten pada ujian akhir. Ini kesempatan kalian para
gerenarasi perubahaan, belajarlah anak – anakku arungi lautan ilmu itu dapatkan
beasiswa itu, langkahilah tembok kemiskinan negeri ini”
Kata
– kata dari pak Widodo itu merupakan luapan euvoriaku yang menghanntuiku kini.
Beasiswa kawan sebuah kata yang asing untuk aku, bahkan untuk membayangkan pun
aku tak sanggup. Mempermudah pendidikanku, bahkan memungkinkan aku untuk
menyelesaikan pendidikan tanpa biaya sepeserpun. Titik balik yang ditawarkan
oleh beasiswa tersebut benar – benar membuat aku menjadi manusia pemimpi kelas
kakap, yang berharap merubah tiap nasibku. Bayangkan kawan dengan beasiswa itu
aku dapat membantu kakakku, kakak tak perlu jatuh bangun membiayai pendidikan
ini. Tapi itu baru sebatas impian kawan, tak lebih.
Untuk
menjadi yang terbaik di kabupaten itu bukanlah hal yang mudah, butuh kerja
keras, butuh keuletan yang tidak setengah - setengah. Aku tidak memberi tahu
kakaku kawan soal beasiswa, aku berharap mendapat beasiswa itu dan member
kejutan kecil untuk kakaku. Tidak lebih kawan hanya sebuah kejutan kecil untuk
kakakku. Ujian akhir itu masih kurang tiga minggu lagi, aku pelajari dalam –
dalam itu tiap buku pelajaran. Dari hukum persamaan resistansi ohm, hingga
sejarah phitecantropus wajakensis, dari vocabulary sampai undang – undang semua
aku jejalkan dalam otak ini. Mati – matian aku belajar, kakakku yang tak tahu
tujuanku hanya tersenyum terus melihat semangatku mendalami tiap rumus yang aku
sendiri belum pernah menguji kebenaran rumus itu, hingga semakin sering
kepalaku sakit saat aku belajar.
Mataku
sayu, kepalaku berat waktu aku masuk kelas pagi itu, sehari sebelum ujian akhir
ini tak seperti biasanya kini aku duduk di bangku depan. Sungguh berat sekali
aku angkat kepalaku pagi itu. Aku tak tahu kawan pagi ini tak seperti biasanya
kepalaku terasa semakin sakit dan sakit, pandanganku mulai kabur, aku tak dapat
mengendalikan diriku sendiri, seakan aliran arus listrik terputus memadamkan
lampu, terasa gelap pandanganku. Aku tak sadar aku dimana aku hanya melihat
gelap semua pandanganku menjadi gelap tak ada cahaya sedikitpun tak ada kawan.
Aku takut, takut sekali aku mencoba memanggil kakaku, aku berteriak tapi tak
ada yang menjawab. Kemana ?? kemana semua orang?? Ada apa ini Tuhan, aku takut
takut sekali.
Kecepatan
cahaya memang sangat absolute hingga menarik perhatian Einstein, tapi kini
sebuah titik cahaya terang mulai terlihat, semakin terang membuka mataku. Aku
tak tahu dari mana yang jelas aku sudah berada di rumah sakit dan seorang
dokter juga Pak widodo berdiri tepat di sampingku berbaring.
“ Baguslah nak, kamu
sudah sadar. Kamu tadi pingsan di kelas, karena tidak sadar – sadar, kepala
sekolahmu Pak Widodo membawamu kemari, apa yang kamu rasakan nak? Apa kamu
sudah merasa baikan?”
“Sudah pak, kepalaku
tadi sakit sekali. Apa ada masalah serius pak kenapa saya harus dibawa ke rumah
sakit?”
“ kamu baik – baik saja
nak, Pak widodo ikut saya sebentar ke ruang saya”
Pak
widodo dan dokter itu pergi meninggalkanku berbaring, tapi aku tak yakin jika
aku baik – baik saja. Maka diam – diam aku ikuti mereka.
“ Pak widodo ini
merupakan masalah serius !!, tolong panggil keluarga anak itu, keluarganya
harus mengetahui keadaan sebenarnya dari anak itu”
“ Kenapa pak??, anak
itu hanya tinggal dengan kakaknya.”
“ Tidak masalah, kerena
keluarganya harus tahu kalau anak itu terkena kangker otak stadium tiga, tolong
pak jangan beri tugas yang memberatkan pikiranya karena dapat berpengaruh pada
otaknya”
Kau
tahu kawan rasanya mendengar semua itu kawan, sakit sakit sekali. Tak bisa aku
bayangkan semua itu menimpaku, aku sudah sakit dari kehidupanku, kini aku sakit
dari kenyataan. Saat itu aku merasa Tuhan begitu tak adil dengan semua ini, dia
ambil orang tuaku kini aku yang sekarat. Kakaku bagaimana?, aku belum bisa
mengahadirkan sedikit kejutan kecil untuk kakaku, kini yang terkejut adalah
aku.
“ Jangan….!!! Jangan
beri tahu kakakku tentang semua ini, aku tak ingin kakak sedih melihatku,
tolong jangan kalian beri tahu semua ini, maaf dokter walau saat ini seharusnya
aku tak boleh tahu tentang penyakitku, tapi aku berhak tahu itu dok. Pak widodo
tolong jangan beri tahu siapapun tentang semua ini, aku mohon pak,,”
“ Baiklah nak, tapi
kakakmu harus tahu,,”
“ Tidak sekarang pak
saya mohon, nanti biar saya sendiri kalau waktunya sudah tepat. Tolong dok,
beri tahu saya berapa lama saya bisa bertahan hidup, saya berhak tahu dok??”
“ saya tidak bisa
memperkirakan nak, tapi jika kamu memaksa baiklah pada stadiumu biasanya kamu
bisa bertahan lebih dari enam bulan atau lebih jika terus diobati,”
“ Enam bulan dok,
terima kasih”
Aku
pulang dikala terik siang membakar hari, bersama pak Widodo menaiki mobil butut
itu. Apa kau tahu kawan pikiranku saat itu, aku mencoba terus berpura – pura
tidak terjadi apa - apa denganku. Pak widodo yang sedari tadi tak berani
melihatku, seakan tak tega melihat anak sekecil aku menganggung hidup yang
begitu berliku. Tapi aku bertekat kawan untuk mendapat beasiswa itu, mungkin
benar jika ragaku tak akan sanggup untuk melakukan sesuatu tapi pikiran dan
semangat akan terus hidup dan semakin berkembang tak pernah redup sedikitpun
juga.
Hari
itu tiba kawan, hari dimana aku menjalani ujian akhir, pagi itu berbeda kakakku
mengantar aku dengan sepeda yang biasa dipakai untuk jualan susu kedelai. Aku
sungguh tak tega kawan jika melihat semangat kakakku untuk pendidikanku melihat
adiknya sedang sekarat. Tiap pagi dan siang kawan kakakku mengantar dan
menjemput aku dari ujian itu. Saat diboncengkan kakakku aku peluk dia, dia
tidak tahu jika air mataku membasahi baju kumalnya, aku sungguh tak tega kawan
sungguh tak sanggup.
Beberapa
hari selepas ujian itu aku ingin sekali menulis sesuatu untuk kakakku yang aku
titipkan kepada Pak Widodo. Dua minggu selepas ujian itu aku semakin gelisah,
aku tak tahu kenapa, tapi hari ini adalah pengumuman beasiswa itu.
Beberapa jam saja kawan, beberapa jam saja dia
harus menunggu pengumuman beasiswa itu di sekolah, tapi sayap – sayap putih
kematian itu telah mengobrak – abrik hari dari anak malang itu. Beasiswa, aneh
kawan beasiswa itu diperuntukan oleh sorang
siswa yang sudah tiada. Sebuah kejutan kecil dari anak itu, dan kejutan
besar untuk kakaknya.
“kakak
maaf, adek belum bisa membuat senyum di wajah kakak, adek minta maaf hanya ini
yang bisa adek berikan. Maaf kakak adek sembunyikan semuanya dari kakak, adek
minta maaf.
Alfa
sayang kakak novel ”
Hanya itu yang tertulis
di suratnya, maka beruntunglah kalian yang bisa terus menikati tiap jengkal
lautan ilmu itu kawan. Semangat anak bernama Alfa itu benar adanya.
DARI
BUKIT KAPUR
karya: alip iskandar
Arus
dalam sebuah listrik,memang tak dapat diihat,namun keberadaanya sangat ada dan
dapat di buktikan,bahkan bila mungkin arus itu dapat membunuh. Kejam mungkin
iya,sadis mungkin benar, merusak itu fakta
dan kehancuran itu pula yang kini terasa amat perih dalam kehidupan yang
di jalani anak kecil itu. Anak kecil yang setiap pagi menimba air dari sumur
yang sangat dalam, anak kecil yang setiap mencari kayu bakar, anak kecil yang
setiap hari mencari rumput pakan hewan yang bukan miliknya.
Tak
berlebihan jika Bagas, anak kecil yang menderita itu bermimpi mengenyam
pendidikan yang layak seperti halnya teman – teman sebayanya. Aihc
pendidikan,sebuah kata mewah yang sangat tinggi sekali di mata Bagas, untuk
makan sehari – hari pun ia merasa sangat kekurangan dan tidak layak. Namun
pendidikan kawan merupakan kata yang sangat amat berlebihan bila di dengarkan
kepada nya. Untuk anak sebatang kara yang di tinggal mati kedua orang
tuanya,akibat sebuah kecelakaan kerja dalam tambang batu kapur. Mereka berdua
memang bekerja di tambang batu kapur yang terdapat di desa kecil itu. Mereka
pergi sebelum melihat anaknya menjadi seorang guru. Guru sebuah profesi yang
sangat istimewa bagi Bagas, yang sangat menjujung tinggi kecerdasan. Dan Ripto
sangat bangga akan anaknya yang bernama Bagas itu. Sering Ripto bercerita
kepada Badrun tentang cita – cita mulia anak satu – satunya tersebut.
“Drun,
pernah kau tahu anak ku satu – satunya itu akan menjadi seorang guru,hebat
bukan main bukan”
Badrun
menggeleng- gelengkan kepalanya.
“
Betapa besar cita – cita Bagasku itu Drun,dia akan membuat anak bangsa ini
menjadi orang – orang yang sangat pandai,kita saja Drun membaca dan menulis
saja tidak begitu lancar, anakku Drun,akanku akan menjadi seseorang yang akan
mengajari cara membaca dan menulis. Luar biasa Drun.”
Bagas
memang anak yang terpandai di SD Negeri Gari, ialah pemegang tanggi juara satu
selama 5 tahun. Luar biasa anak ini, kecerdasanya sungguh memang mendatangkan
berbagai pujian.
Tak
kala Bagas ditanya oleh bu Kapti “ Bagas apa yang menjadi cita – citamu?”
Bagas
dengan mantap manjawab pertanyaan itu,” menjadi seorang guru bu!” ,
“
Kenapa Bagas?”
“
Karena Bagas ingin negara yang Bagas cintai dengan segenap hati ini,rakyatnya
bisa sekolah semuanya.”
“
Lanjutkan nak, do’a ibu menyertai langkahmu.”
Saat
itu wajah Bagas bersinar – sinar mengeluarkan sinar dasyat ,sepeti cahaya
dengan kecepatan 30.000km/detik, kecepatan yang sangat absolute. Namun sekarang
dimana wajah Bagas yang berseri –seri itu, seperti debu di tiup angin kabur
terus menghilang. Semenjak kedua orang tuanya tertimbun batu dalam tambang
tersebut,wajah berseri Bagas bah menghilang. Jangankan bicara mimpi menjadi
guru,membicarakan pendidikan saja Bagas gemetaran tak kuat ia menanggung kata
yang kini menjadi musuh yang harus di taklukan. Kini ujian sekolah dasar sudah
di depan mata,namun Bagas tak lagi ada wajah semangat seperti teman – temannya
tunjukan, karena Bagas tahu,jika ia lulus maka ia tak akan mengenyam
pendididkan lagi, karena bagas tak ada harapan untuk melanjutakan ke bangku
SMP, ia seakan ingin tetap di SD sehingga data terus belajar,dan mengenyam
pendidikan yang sangat ia cintai. Bagaimana mau melanjutkan sekolah,untuk makan
sehari – hari Bagas harus pontang panting,cari pakan ternak orang lain dan
sebagai imbalan diganti dengan sekantung beras,ataupun beberapa uang receh.
Sempat terbesit untuk keluar dari sekolah SD tersebut,namun tak lagi,karena
sekolah SD geratis. Namun kini ia tak ada uang untuk melanjutkan ke sekolah
SMP.
“
Ya Allah,beginilah nasib dari seorang anak kecil yang hanya ingin menghadirkan
senyum di wajah ayah, namun sekarang di mana ayah? aku hanya mampu memandangi
birunya langit mungkin ayah disana melihat aku yang sedang murung di rundung nasib
yang menjauh dari diri ini. Tuhan apa ini jalan yang harus aku jalani.”
Bagas
kembali masuk sekolah untuk segera mengikuti ujian akhir tersebut. Wajah bersei
dari Bagas masih tak tampak. “
Bagas,kamu ikut ibu sekarang!” sahut dari Bu Kapti.
“kemana
bu?”
“Ikut
ke ke kantor Bagas,ada hal yang sangat penting yang harus ibu sampaikan”
Bagas
mengikuti Ibu Kapti masuk ke kantor,sebelum ujian dimulai.
“Bagas,maafkan
Ibu karena tidak menyampaikan ini segera,sebenarnya ayahmu telah menitipkan
sebuah sepatu pantofel ini kepada ibu,sebenarnya ini sebagai hadiah
kelulusanmu,tapi ibu tak sempat langsung memberikan kepadamu,karena ibu juga
mempersiapkan sesuatu kepada mu, dari Jakarta sana Ibu telah mendaftarkan kamu
sebagai nominasi peraih beasiswa pendidikan geratis.”
Mata
Bagas memerah,air matanya mulai bertetesan membasahi wajahnya.
“
Ini untuk bagas.”
“Bukalah
Bagas, sepatu ini untukmu.” disana bagas mendapati tulisan yang sulit di baca
dari ayah Bagas
semoga anaku bagas suatu saat nanti
mengajar menggunakan sepatu pantofel ini.
“
inggatlah Bagas,beasiswa ini hanya untuk sepuluh orang yang terbaik di negeri
ini,maka kau harus berusaha mendapatkannya,buatlah ayahmu bangga, berusahalah
Bagas,do’a ibu menyertaimu, dan hanya ini yang dapat ibu lakukan untuk murid
juara satu ibu”.
Hari
itu Bagas memulai ujian dengan semangat tinggi, laksana arus listrik 3 phasa
dengan tenaga yang super dasyat. Ujian akhir ini Bagas kerjakan dengan segenap
hati, dan penuh harapan.
Namun harap – harap cemas masih di pikiran
Bagas,menunggu hasil ujian serta besiswa tersebut. Satu bulan berselang pak pos
pengatar surat datang pagi – pagi mengantarkan surat yang bertuliskan dari
DINAS PENDIDIKAN. Surat tersebut di diamkan Bagas sampai magrib. Setelah sholat
magrib dan membaca Al-Quran, Bagas membuka surat itu di dekapnya kuat – kuat
foto keluarganya yang sudah tiada tersebut. Perlahan – lahan dibukanya surat
itu , Bagas tersentak, ia tersedu- sedu, semakin erat Bagas mendekap foto
keluarganya itu. Ia mendapati tulisan,
Beasiswa pendidikan sampai lulus
S1, di berikan kepada BAGAS ANANTO.
KENAPA TIDAK MENYALAHKAN TUHAN
Ketika mengkaji dunia
makhluk hidup, akan kita temukan contoh-contoh amat menakjubkan tentang
“teknologi”. Dalam tubuh seekor serangga mungil atau pada permukaan suatu
tumbuhan terdapat perangkat mengejutkan yang dirancang dengan kecermatan luar
biasa. Semua ini menunjukkan bahwa terdapat ”perancangan” sempurna pada tubuh
makhluk hidup. Mustahil rancangan ini tiba-tiba saja terbentuk dengan
sendirinya tanpa sengaja diciptakan, dengan kata lain muncul menjadi ada
”secara kebetulan” sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi Darwin. Jelaslah
bahwa makhluk hidup ini diciptakan oleh Pencipta yang memiliki kekuasaan atas
seluruh alam kehidupan
Ini diinterpletasikan oleh harun yahya,
sebuah maha karya penciptaan yang abadi menajubkan dan sulit di katakan maupun
di bayangkan. Semua sudah sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh tuhan,
dialah yang menentukan terhadap tiap mahluknya, serta dialah yang memilih jalan
awal dari tiap mahluknya, dialah yang menentukan dari sebuah nama, nasib, ras,
suku, bangsa, dan manusia tidak berhak untuk memilih maka beruntunglah mereka
yang mendapat nasib beruntung menjadi anak raja, ataupun menjadi kaum penindas
politik apartheid.
Banyak orang yang tak sadar kenapa
mereka ada, bagaimana mereka ada, mereka tak sadar untuk apa mereka di bentuk,
untuk apa mereka di ciptakan menjadi bagian dari sebuah alam semesta. Lalu
mereka hanya bisa untuk menyalahkan menghina dari sebuah ciptaan yang sempurna.
Kalau boleh memilih, siapa yang mau
untuk terlahir menjadi ras melanesoid, menjadi orang yang tak tahu urutan angka
yang benar, orang yang tak tahu cara menulis bagi sebagian orang, menjadi yang
terhina untuk selamanya. sekalipun kau tanya kepada seluruh mahluk hidup yang
ada di bumi ini, aku yakin tidak ada yang mau. Karena hanya orang bodoh yang
mau untuk menjadi sepertinya.
Adakah yang sadar akan semua yang
terjadi ini adalah sebuah penciptaan bukan hal yang terjadi secara tiba tiba. Sebuah
mahakarya yang sempurana maka adakah yang sampai hati mencela atas kehendaknya.
Adakah yang sadar bahwa yang mereka hina tidak lain adalah yang menciptakannya,
karena dia hanya menjalani apa yang di pilihkan untuknya, maka itulah yang
terbaik untuknya.
Maka inilah dari timur cahaya hitam
yang, menjadi pencerah, Thomas anak pedalaman papua yang kini tinggal di
Jakarta, kota metropolitan.thomas merupakan siswa berprestasi yang baru saja
pulang dari korea selatan untuk program pertukaran pelajar, Thomas rela
meninggal tanah yang kaya, tanah yang indah untk mengikuti kelurganya. Karena
suatu alasan, hitam kulit keriting rabut seperti biasanya orang papua.
Thomas masuk sekolah menengah atas dan
seperti biasa dari hal yang baru di kelas untuk orang asing, Thomas menjadi
pusat perhatian karena ia berasal ras melanesoid.
“selamat pagi anak – anak pagi ini
kalian dapat teman baru, namanya maron Thomas, dia berasal dari papua, ayo beri
salam”
“ goook,,,,,goookkk,,,,
waaaakkkk,,,waaakkkkkwaakkkk…??? Bagaimana kita bisa bicara dengan manusia
setengah kera ??? haahahhahahahahahah “….. sahut dari salah satu murid.
“apa di papua ada lima matahari
????hahahah …” sahut yang lain.
“sudah anak-anak….”…balas guru itu.
Dengan tenangnya Thomas menjawab
“ di papua tidak hanya ada lima tapi
sejuta matahari yang bertaburan di angkasa, hingga tak pernah aku merasa
kegelapan, di papua aku tidak hanya bersahat dengan kera, tapi aku bersahabat
dengan alam dimana aku menjadi bagianya, sedang aku disini tak bisa aku melihat
seribu matahari, tak ada sahabat sejati sungguh menyedihkan kalian,”
Semua saat itu terdiam, memang
sesungguhnya Thomas adalah anak yang sangat pandai, yang jarang di temui di
pedalaman sana. Lalu apakah ada yang mekihat potensi itu, atau hanya tertutup
oleh pandangan tentang dumai mereka?
Hari pertama Thomas pun sudah mendapat
cobaan yang luarbiasa. Apa yang salah dari dunia ini? Apa salah tuhan
menciptakan orang seperti Thomas. Apa salah orang seperti Thomas dilahirkan ke
dunia? Siapa yang salah? Atau hanya manusia manusia yang tak pernah bisa
melihat dengan hati mereka ? adakah ada yang sadar ? adakah jiwa yang tahu
bahwa Allah telah menciptakan segala
sesuatunya sudah di perhitungkan sebelumnya. Adakah yang sadar ini merepakan
peciptaan darinya dan olehnya?
“kriiingggggg…………kringgg……”bel tanda
istirahat itu berbunyi, kantin adalah tujuan utama dari tiap siswa, begitu juga
Thomas, tapi seperti biasanya Thomas di jauhi oleh.
“hech…..manusia kera,, pergi dari
sini,, ihc bikin gak mood makan aja lo ini….”
“kamu bawa kuman dari papua sana ya??”
“tolong pergi…..”
Thomas terhina dengan sangatnya. Tapi
sadarkah mereka yang mereka hina adalah yang menciptakan. Sadarkah mereka yang
mereka benci adalah yang sudah mencipatakan? Sadarkah mereka tentang itu?
Thomas masih dengan santainya. Dan
tidak mengambil pusing karena Thomas tahu jika benci dibalas dengan benci tidak
pernah selesai perag di dunia ini.
Dan hinaan – hinaan itu yang tiap hari
selalu meghampiri Thomas. Kapan persepsi itu akan berubah kapan penilaian itu
dapat berubah??
Tidak ada seseorang yang
mengalami—mulai dari ia membuka matanya—dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan
terpisah dari Allah. Semua kehidupan, secara keseluruhan diciptakan oleh Allah,
satu-satunya yang memegang kendali atas alam semesta. Ciptaan Allah adalah
sempurna, tanpa cacat, dan penuh dengan tujuan. Ini adalah bagian dari takdir
yang diciptakan oleh Allah, seseorang tidak boleh mendiskriminasi suatu
kejadian dengan menetapkan suatu kejadian buruk dan jahat. Apa yang menjadi
kewajiban pada seseorang adalah untuk mengenali dan menghargai kesempurnaan
dari semua kejadian, dan untuk percaya dengan semua kepastian yang terletak
didalamnya, terlebih dari itu kita juga harus sadar mengenai kebijakan Allah
yang tak terbatas, semua dirancang untuk mengarah kepada tujuan yang luar
biasa. Memang, bagi mereka yang percaya dan mengenali kebaikan dalam segala hal
yang menimpa mereka, baik di dunia ini dan dunia luar merupakan bagian dari
suatu kebaikan yang kekal..
Lalu kapan terkhir kali anda
sadar tetang menghargai orang lain? Kapan terkhir kali anda sadar tentang inilah
ciptaan tuhan, begitu juga dengan mu.
Sekarang lihatlah Thomas yang
berhasil memimpin amerika, lihatlha Thomas yang berhasil mengegerkan afrika
selatan bahkan dunia, lihatlah Thomas yang terkenal di india, juga sejarah.
Sebaiknya kita renungkan bersama tentang penciptaan yang semprna itu.
“ hey Thomas apa yang kamu
bangkan darimu”….. tanya seorang temanya di kelas
“ tidak banyak kawan, tapi
Thomas yang kalian lihat ini adalah siswa pertukaran pelajar dengan korea
selatan, Thomas yang kalin lihat ini adalah Thomas yang telah memerkenalkan
Indonesia kepada dunia, Thomas yang kalin lihat ini adalah Thomas yang telah
mencintai tanah airnya dari pada sapapun, dan Thomas yang kalian lihat ini
adalah Thomas yang kalian tiap hari kalian hina, tapi thomas yang yang kalian
lihat berbeda dengan kalian sendiri yang hanya bersembunyi di balik kemiskinan,
di balik gengsi, di balik ego, sungguh menyedihkan.”
Semua baru tahu jika Thomas
adalah siswa yang terhebat. Setelah semua yang terjadi, mereka hanya bisa
menjilat lidah sendiri. Setelah apa yang mereka lakukan kepada Thomas.
Satu nama dua cerita
alip iskandar
Dalam
satu hal bahwa imaginasi adalah lebih penting dari pada pendidikan. Apa yang
akan kamu imajinasikan dalam hidupmu? Apa yang akan kamu impikan? Apa yang akan
kamu mimpikan walau itu hanya dalam tidurmu? Apa ? apa yang aku mau? Tuhan aku
binggung ,seperti angin bagaimana dia akan mengenangku ? seperti kapas aku
binggung bagaimana dia akan memelukku tuhan? Jika aku di beri satu permintaan
kepada tuhan, maka aku tak ingin jadi diriku sendiri. Dan inilah kisah yang dia
alami, sebuah nama dengan dua cerita.
“alpha kamu bisa ke rumahku sekarang”
“ada apa dew?
“gak ada apa – apa, pengen ngobrol aja”
Waktu
yang aku susuri kian lama lambat semakin menusuk jantung ku yang tak sanggup
berdetak lebih lama lagi. Jika aku diberi permintaan maka akan aku telan dalam
tiap nafas sakit yang aku derita, hingga aku bisa berjumpa dengan dewi di
setiap hari, menghabiskan sisa hidupku.
Berjuta
bintang bersinar di hati, semua beranjak pergi hingga aku kedinginan di sudut
pantai jiwa ini, tak ada cahaya aku beranjak terdiam sepi dalam sakit.
Aku
tiba di rumah dewi, apa yang kan di bicarakan sungguh aku tak akan mampu untuk
berfikir lebih jauh lagi,
“asslamualaikum…”
“ walaikum salam…ohhh?
“dewinya ada bu”
“ ada,,,dewii dicari alpha?”
“alpha.. datang ya bu…”
“ada apa dew?” tumben suruh aku main ke sini?”
“ngak koq al, kangen aja, lama banget kita gak
ketemu, mentang mentang sibuk kuliah ya,,?
“kamu juga sibuk keja tow?., bagai teman yang di
anggap sajalah aku ini., aku tidak sibuk kuliah koq dew, aku sering koq di
rumah.. perasaan kamu sendiri lah yang yang gitu.. hahaha…”
Aku berteman baik dengan dewi, baik?
Entahlah aku juga tidak tahu pasti apa aku berteman baik. Sekali aku cari di
sudut malam aku tak akan tahu jawabannya, karena sesungghnya aku memang tak mau
berteman dengannya, karena aku berharap lebih dari sekedar sebuah teman. Ya aku
mencintainya begitu sangat, hingga jantung ini tak kuat untuk mencintainya
begitu dalam. Bila hati ini merindu seorang kasih, maka bahasa rinduku adalah
menghitung dalam tiap detak jantungku.
Dewi sangat cantik, sungguh sangat
cantik bagiku, namun bukan itu yang aku lihat. Dewi selalu wangi dalam tiap
langkahnya, namun bukan itu yang aku cium, dewi sangat pandai dalam tiap
pekerjaannya, namun sungguh bukan itu yang aku pandang. Aku mencintainya sungguh
karena Allah.
Mengenal dewi susanti sejak SMP
adalah anugrah yang sangat luar biasa yang aku dapat dalam hidupku. Namun sungguh aku tak akan mampu
mengungkapkan rasa ini padanya, karena aku belum pantas bila harus bersanding
denganya, tanpa ada yang dibanggakan, aku kan menunggu untuk aku bisa mampu
pantas untuk nya. Selama 4 tahun ku kira cukup.
22 april 2017
“alpla……????,
kamu alpha temen SMA dulu kan???
“iya…., kamu dewi kan? Dewi….Dew..
“yaa.. ampun Alpha… kamu sekarang kerja dimana?
“SMA harapan , cijantung. Look at me,,, I be a
teacher, like what your dreamed,
“waw… amazing? Aku kerja sebagai manager di PT. Telkom
tbk, di bogor, like what your dreamed.. jadi kita tukeran impian ya…?
“ may be…
Dewi
Putri adalah teman dekatku saat SMA dulu, kami sering habiskan waktu bersama,
kami belajar bersama, kami sering menghayal dewasa kelak aku akan jadi seorang
menager di sebuah perusahaan di bidang komunikasi, dan dia kan jadi seorang
guru bahasa inggris. Kami bermimpi akan bersama – sama membesarkan anak kami
kelak. Sungguh impian yang sangat manis, dewi putri lah yang telah berhasil
menutup nama dewi susanti dalam pikiranku.
Namun
dewi putri sungguh tak akan sanggup untuk mengubah atau menhapus nama dewi
susanti dalam hati ini. Walau pada dasarnya mereka mempunyai sifat yang sama,
mereka pintar, mereka lembut, mereka cantik, dan mereka adalah mahluk tuhan
yang taat, dan aku juga hanya mencintai karena ALLAH.
“dulu masih ingatkah kamu, jika tiap malem aku harus
ngebangunin kamu untuk shalat Tahajut, aku sampai sms kamu lebih dari 20 x, “
“trus inngatkah kamu. aku akan selalu balas sms mu
jam 4, karena aku ingin Tuhan lebih dulu mendengarkan do’aku dari pada kamu.
Aku dulu sebernarnya selalu bangun lebih dulu dari pada kamu dew, “
“iicchhh dasar kamu ya…, oh ya, bagaimana impianmu
tentang menjadi penulis itu? aku selalu kagum lhu sama tulisanmu?
“aku sungguh tak punya nyali dew, tuk jadi penulis,,
sunnguh aku bingung bagaimana mereka akan mengenangku jika aku jadi penulis
hebat kelak. Hahahaha
“dasar kamu ya…? Alpha bagaimana mimpi kita dulu
saat kita masih sekolah, mungkin sekarng kita sudah sama sama dewasa.
“DEWI PUTRI,, itu nanti akan ada waktunya bila kelak
tuhan memberikan ijin kepada kita”
1 mei 2017
“dewi
susanti, ultahmu kelak kamu mau kado apa?”
“aku
pingin do’a yang baik aja untukku”
“
aku kan berikan kejutan dalam hari ultahmu itu, tunggu ya.”
13 mei 2017
Pagi
ini adalah hari senin, dimana aku harus mengajar murid-muridku, aku berusaha
bangun dalam sempoyongan. Tiap hari adalah waktu aku menghitung detak jantung.
Manis, sungguh manis sekali teh di pagi hari di temani potongan roti lapis
keju, oohh alangkah enaknya jika sarapan di pagi hari. Namun kali ini aku telah
berbaring di rumah sakit menanggung kala, meanggung luka atas derita yang tak kunjung
pergi. Hari ini adalah hari ulang tahun dewi susanti, namun aku belum mampu
datang untuk berikan hadiah ulang tahunnya. Aku dirawat 4 hari disini, dan aku
betekad untuk sembuh hari ini, membelikan kado dan memberikan kejutan di tempat
kerjanya. Namun takdir berkata lain, aku harus menunggu esok hari untuk memberikan
kejutan.
Aku beli sebuah jam tangan dengan
tujuan agar dia tetap mampu mengukur berapa lama lagi dia akan tetap bersamaku,
dan sebuah buku dari KHALIL GIBRAN, sebagai ungkapan rasaku seperti sang
maestro syair cinta terbaik itu. aku
bungkus rapi bungkusan itu, lalu aku kirimkan lewat jasa pengantar barang.
Dia memberi kabar dia menerima
hadiahku, aku sangat senang terkebih saat aku bertemu dengannya dia memakai jam
yang aku berikan kepadanya. Ohh alangkah indahnya pada hari itu.
24 oktober 2017
Kkrrrriinggg…kkrriinnggg…..
HP ku berbunyi
aku melihat ada pesan baru dari Dewi susanti
From:
dewi susanti (^_^)
Alpha… aku mau memberi tahu bahwa aku akan di ajak
tunangan dengan seseorang, bagaimana
menurutmu, dia adalah teman kerjaku. Tolong balas,
Aku
ingin langsung bertemu dengan dewi, aku sangat shock membaca pesan dari dewi,
aku pontang panting menemui dewi di taman kota tempat favorit aku bertemu
dengannya
“dewi susanti, apa kamu yakin akan pilihanmu”
“memangnya kenapa al,”
“dewi, boleh aku bercerita satu hal kepadamu”
“boleh…”
“dewi ada seorang cowok, di sangat mencintai
temannya, teman sejak SMP dia rela mati untuk wanita tersebut, namun dia tak
berani untuk mengungkapkanya, dia sekarat dan dia teak mau jika wanita tersebut
tahu jika temanya sedang berjuang melawan sakitnya, dia sangat mencintai sejak
SMP, namun ia sungguh tak berani mengungkakannya karena dia ingin berusaha
untuk menjadi sukses dulu untuk mengungkapkan perasaanya itu. saat dia merasa
sudah mampu untuk member penghidupan kepada wanita tersebut, wanita tersebut
akan segera bertunangan dengan laki laki lain.”
“apa maksudmu AL”
“dewi aku sungguh mencintaimu, sungguh sangat
mencintaimu sejak SMP dulu, namun bila laki laki beruntung itu lebih pantas
untuk mu, aku rela kau bahagia denganya, aku mencintaimu dan aku tidak pernah
berjanji kepadamu, jadi ikatan kita bukan sebuah perjanjian, aku bebaskan
kepadamu unutk memilih siapa yang paling pantas untukmu. Karena aku mencintaimu
karena ALLAH.
“booddooohh Al,,” ia sambil menangis dan memelukku,
“sebegitu besarnyakah cintamu padaku, hingga
rela melepasku dengan pria lain? Itu adalah kata – kata yang aku tunggu selama
iini AL, aku sangat mencintaimu.”
Pada
saat itu aku tak tahu jika di belakang kami berdiri Dewi putri, ia menangis. Di
belakangku, mendengarkan pembicaraan kami.
>“al, jadi ini adalah dewi yang selalu kau
bicarakan sejak SMA dulu, jadi bukan dewi aku,,??”
“dewi putri, …..!!!???
“siapa
dia Al, ?
“dia dewi putrri,, teman SMAku dulu,, “
“apa
maksudmu?”
>“kamu adalah wanita paling beruntung bisa
mendapatkan cinta dari Alpha dewi yang sesungguhnya. Kamu sungguh beruntung,
alpha selalu menolak cintaku, walau ia selalu menyebut nama dewi dalam tiap
sakitnya.
“dewi putri, kamu adalah wanita yang baik, aku tak
tega melihatmu menangis, maafkan aku”
>”siapa yang tak tega, aku atau kamu yang
sekarat,”
Dewi
putri menceritakan sakit jantungku kepada dewi susanti, semua semuanya telah ia
ceritakan kepada dewi susanti yang membuatnya shock karena aku telah
menyembunyikan sakitku darinya.
27desember 2017
Aku
kembali masuk dalam rumah sakit karena kondisi jantungku semakin menburuk, dewi
susanti berada di sampingku, ia selalu menemaniku setiap saat. Dokter berkata
bahwa usiaku hanya tak lebih dari 2 bulan saja. Setiap hari dewi selalu
menangis dan berdo’a agar tuhan memberikan keajaibanya kepadaku. Aku telah
pasrah pada apa yang menimaku.
29 desember 2017
Do’a
dewi selama ini telah di dengar tuhan, dokter telah mendapatkan donor jantung
untuk di cangkokan di jantungku. Dokter dan dewi tak memberitahuku siapa yang
telah mendonorkan jantungnya kepadaku. Dewi berjanji akan membawa ku untuk
berterima kasih kepadanya bila aku selesai melakukan operasi. Aku sangat
berterima kasih kepada orang tersebut yang telah memberikanku harapan sebuah
keajaiban.
30 desember 2017
Aku melakukan operasi pencangkokan
jantung, aku tahu di luar sana dewi terus mendo’akan keselamatanku.
1 januari 2018
Aku keluar rumah sakit, dewi mengajakku untuk mengunjungi
makam orang yang telah mendonorkan jantungnya kepadaku, betapa terkejutnya aku
membaca di nisan itu DEWI PUTRI. Seketika kau menangis di atas nisan tersebut,
dewi susanti memberikan sepucuk surat yang di tulis dewi putri sebelum
melakukan operasi,
“untuk alpha yang terkasih”
Alpha, aku tahu kamu pasti akan
menolak jika kamu tahu akulah yang telah mendonorkan jantungku. Alpha aku
sangat sedih saat kamu bersama dewi susanti. Namun aku juga sangat mencintaimu,
sangat, sungguh aku sangat mencintaimu. Maka ijinkan namaku tetap ada di
dirimu, tepatnya di setiap aliran darahmu, karena aku mencintaimu karena ALLAH.
Aku hanya minta satu hal darimu. Tolong bahagiakan dewi susanti dia sangat
mencintaimu, sebelumya ia ingin memberikan jantungnya sebelum aku cegah, jadi
tolong bahagiakan dia, dan satu lagi aku ingin setiap tanggal 18 kamu bawakan
aku bunga mawar. I love you forever
Your dear
DEWI PUTRI
Sungguh dialah sebuah
nama dengan dua cerita. Sungguh ada nama dalam setiap cerita.
satu nama dua cerita
akulah cahaya yang
tak mampu member sinar
akulah angin yang
tak bisa di kenang
berat terasa sebuah nama terdengar
lalu aku tersadar telah menyakitinya
aku rindu tawa candamu yang warnai
dunia
aku rindu mimpi kecil kita
menabur
bunga di atas nampan
kata
maaf tak bisa membayar rasa
kaulah
nama terkasih yang tersenyum saat terlelap
aku…aku… tak bisa mendengar nafas dari sini
aku tak bisa mencium hadirmu dari sini
aku rindu aku rindu padamu dewiku
engkaulah nama indah dengan dua cerita,
dewi
Wonosari, november
2012
TANDA
TANYA (?)
Satu
nama dua cerita part 2
alip iskandar
Dalam revalitas Einstein, siapa yang mengira bila
sesungguhnya kata – kata murahan dari ilmuan gila itu yang akhirnya merubah
paradigma kehidupan seantero jagad. Tahukah kau kawan apa arti dari kata – kata
abadinya, jika sesuatu yang dapat dihitung belum tentu dapat di perhitungkan,
dan sesuatu yang dapat di perhitungkan belum tentu dapat dihitung. Tahukah kau
arti itu semua? Sederhana kawan orang gila itu hanya mengajarkan bahwa tidak
ada yang pasti di dunia ini, selain kata illahi.
Aku keluar dari rumah sakit dan mendapati batu nisan
itu teruliskan namamu. Apa yang ada dalam benakku saat itu? dewi, kenapa kau
tidak pernah memberi aku kesematan untuk bicara, jika wanita terkasih itu adalah
dirimu. Yang menjadi inspirasi terbesar dalam setiap karyaku, yang menjadi
motor penggerak dalam tiap degup jantungku. Dewi engkaulah wanita terkasih yang
tiap pukul 3 pagi selalu membangunkanku dari tidurku, meminta umur yang lebih
panjang untuk melihat senyummu. Dan kini aku ahany melihat dalam tulisan di
atas batu ini. Dewi putri.
20 maret 2018
Dewi
susanti mengajakku menikah. Namun tidakkah orang lain tahu, aku mengutarakan
rasaku dengan lara yang tak tahu bagaimana aku menyikapinya. Bagaimana mungkin
aku menikah dengan orang yang tidak aku sayangi. Namun kenapa aku mencegahnya
bertunangan pada waktu itu?
Adit,
teman kerja Dewi susanti aku tahu betul dirinya, dan aku tahu betul bagaimana
dewi sangat mencintaiku. Adit ya si bajingan yang berhati tengik itu, si
bangsat yang telah menipu puluhan perusahan relasi PT. Telkom. Bagaimana
mungkin aku tahu tentang hal itu? yah kawan sekalipun aku telah bicara menjadi
seorang guru, namun tahukah dewi jika aku tidak bisa lepas dari persahaan
tempat dimana dewi bekerja, yang notabennya adalah anak perusahaan dari tempat
diman aku tak bisa lepaskanya.
Adit
ya tiap aku mendengar nama itu aku muak kepadanya. Sekalipun aku blacklist
namun tetap saja mulut licinya itu selalu menghantui tiap kerjaanku di Telkom. Pelaku
investasi bodong yang kini menjadi buronan polisi. Jika kalian pernah mendengar tentang transaksi
investasi mengiurkan di bidang komusikasi dan internet yang menawarkan imbalan
10% di tiap bulannya, yang otomatis menarik puluhan investor, terlebih perusahaan
fiktif itu menawarkan kepada investor resiko kerugian menjadi tangung jawab
perusahaan. Setelah itu investor tetap mampu mencairakan fee secara rutin dalam
waktu tertentu, namun hanya segelintir investor sajalah yang beruntung menjadi
umpan bajingan Adit itu untuk menarik investor lain untuk mengucurkan milyaran
rupiahnya. Namun kini, perusahaan itu telah tutup, tak sampai disitu si bangsat
itu melanjutkan aksinya investasi bodong itu di solo, begitu pula seterusnya
hingga kini ia menjadi buronan polisi.
Aku
tahu sejauh ini karena Adit adalah bagian dari Telkom, yang aku tahu betul
sepak terjangnya sampai selihai ini. “MORAL HAZARD”, itu nama bagi pelaku
ekomon yang tak peduli dengan aturan legal, norma, atapun etika. Perilaku yang
mementingkan keuntungkan pribadi, yang tak peduli atas berlangsungnya sebuah
sistem. Perilaku yang tak tahu rambu rambu hukum perusahaan, investasi. Ia
selalu sukses unutk mempengaruhi harga saham perusahaan, denagn
persekongkolanya yang selalu merugikan perusahaan, model stoky corner inilah
yang membuatnya di keluarkan dari Telkom.
Lalu
bagaimana perasaanku saat bajingan ini mencoba menikahi teman baikku. Aku saat
itu tidak peduli lagi apa yang akan terjadi, karena yang aku tahu saat itu
adalah aku bisa menyelamatkan Dewi susanti jika aku menyatakan cinta padanya,
yang kini menjadi penyesalanku selamanya. Aku harus kehilangan dewi putri.
Saat
dewi mengajaku untuk menikah, aku tak tahu harus bagaimana, aku tak mau menikah
dengan orang yang tidak aku cintai, pada saat yang sama orang yang aku cintai
ia telah menghilang, bersama jantungku ini. Dan aku tak mau hidup dalam status
palsu ini, kebohongan yang selama aku jalani atas hidup dewi susanti. Aku
sangat bingung bagaimana cara mengakhiri ini semua. Dewi susanti sangat baik
kepadaku, dan akupun tak ingin menyakiti persaaan orang baik ini. Sekalipun ia
sangat possessive, egoist, dan apapun itulah.
Kring….kring,,,, new massage
From : dewi susanti (+6285642334217)
mas, aku liat orang nikah pakai adat jawa, bagus
banget.?
To : dewi susanti (+6285642334217)
Y,
25 maret 2018
Aku mendapat telpon dari runah sakit
tempat aku melakukan operasi pencangkokan jantung,
Kringgg….kring…
0274396544 calling
:hallo selamat pagi, bisa bicara dengan saudara
alpha
:ya saya sendiri, ada yang bisa saya bantu,
:saya, doktor Edy riyanto yang 3 bulan lalu
melakukan operasi pencangkokan jantung bapak,
: oh pak edy, ada bapak, alhamdullilah jantung saya
sudah sehat.
: syukurlah pak, begini, bisa pak alpha ke rumah
sakit tanggal 28, kami hendak melakukan pengecekan 3 bulan pertama, maaf
sebelumnya karena kami lupa memberi tahu tentang ini beberapa waktu lalu,
: baik pak….
28 maret 2018
Aku
ijin dari aktifitasku mengajar, juga di perusahaan Telkom. Aku datang
kerumahsakit sendirian, aku menyembunyikan ini dari dewi susanti, karena aku
tak ingin di ganggu dan aku tahu jika ia kini baru bekerja dengan teman
akrabnya, Putrih.
Selama
2 jam aku melakukan pemeriksaan, dan hasilnya sangat menuaskan. Aku dinyatakan
sembuh, dan sukses dalam pencangkokan jantung ini.
:sungguh pak Alpha ini manusia yang beruntung dan di
sayangi tuhan, pada saat kritis kami mendapat donor jantung dari manusia
berhati malaikat itu.
:
iya pak, dewi adalah orang yang baik, ia
tetap hidup di hatiku, meski aku harus kehilanganya selamanya.
:iya… ia memang wanita yang mencintai bapak alpha
luar biasa, Ia menunggu bapak tiap hari, namun sayang ia belum tahu kabar
bahagia ini, mungkin ia kembali sekarang?
: maksud bapak?
: iya katanya ia pergi 3 bulan ke Canada, urusan
kantornya sekarang tepat 3bulan,
:tunggu dulu pak, jadi dewi yang menungguku dewi
putri ? ia belum mati? Jadi yang mendonorkan itu bukan dewi putrid?
:dewi putri, tidak menghubungi bapak kah? Yang
mendonorkan jantung adalah seorang ibu –ibu, bernama Titik Prastawati.
:tikik prastawati?! Bu titik guru SMAku,,,
(“Saat
alpha berdoa ingatlah jika tuhan pasti mendengar doa alpha, karena tuhan tidak
pernah tidur, saat itu ibu juga berdoa untuk alpha”) itulah kata – kata dari ibu titik yang selalu ku
ingat.
Saat
itu, air mataku deras mengalir. Bu titik yang rela mati untuk anak murid
kesayanganya, serta fakta yang terungkap bahwa dewi putrid belumlah mati. Lalu
kenapa dewi susanti membohongiku sejauh ini? Kenapa? Kenapa dewi? Aku mencoba
menghubungi dewi putri, karena mungkin ia telah berada di tanah air.
:hallo
,,alpha…???
Saat
itu langsung aku putus, aku tak kuat berkata kata lebih jauh. Aku langsung
menuju ke serambi masjid kota, karena disana aku sering menghabiskan waktu
bersama dia, menghabiskan waktu, membunuh kebodohan.
Aku
duduk merenung apa yang baru saja ku alami. Tiba tiba suara lembut itu menyapa,
:al…
alpha.. kamu sembuh???
:dew…
dewi putri… kamu? Dewi putri….
:
maaf al, aku tidak menghubungimu, aku takut kamu masih sekarat. Kamu bagaimana
dengan dewi susanti?
:
kenapa dew, kenapa ? harus dewi susanti yang membohongiku, setelah apa yang aku
lakukan, mengorbankan wanta yang sangat aku cintai untuk menyelamkan hidupnya,
kenapa kini dia membohongiku? Dewi putrid aku sudah tidak kuat lagi menahan
kebohongan ini, aku sungguh tersiksa harus berpura – pura mencintainya. Aku
hanya mencintaimu,
:al?
kamu?
:
maaf dew, aku akan cerikan semuanya,
:
oh.. ya al, ini surat dari bu titik yang di titipkan kepada
Dear
alpha…
Alpha, ibu sungguh belum pernah mendapati
murid seperti alpha. Ibu sudah anggap alpha sebagai anak ibu. Saat ibu
mendengar alpha tengah sakit, ibu sangat prihatin. Selama ibu mengajar hanya
alphalah yang bisa membuat ibu jengkel sekaligus senang, bahagia. Ibu pikir
setelah ibu pension mengajar hanya ini yang dapat ibu lakukan untuk alpha. Anak
– anak ibu iklhas menerima ini, ini mungkin yang terbaik untuk ibu. Menyusul
suami ibu dengan cara yang ibu inginkan
Ibu sangat
menyayangi alpha.
Awas jangan
nakal lagi ya.
Titik
prastawati
Saat
itu aku hancur, sekaligus bahagia. Aku ceritakan semua yang aku alami selama 3
bulan ini. Dan dewi menyadari keadaan yang aku alami. Semuanya termasuk aku
dengan dewi susanti. Aku putuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan dewi
susanti dan menikah dengan dewi putri.
Untuk adit, aku mendapat berita jika ia akhirnya tertangkap di kebumen.
Dewi susanti menerima keputasanku. Sekarang aku tak tahu ia dimana, yang jelas
aku hanya ingin bersanding dengan orang yang aku cintai sepenuh hati, dengan
wanita terkasih yang membangunkanku untuk shalat berjamaah. Terima kasih dewi
putri engkaulah wanita terkasih yang aku miliki.
dewiku
Kau wanita terkasih, mengikuti
sekawanan kunang, kau memberi pembeda dalam malam
Jeritanmu mentari kan datang menyerupai
mimpi indah hari ini
Lalu Apa ini yang sering disebut oleh
orang dibiru kantil kelabu
Kau Wanita terkasih anguk-anguk dalam
harum rantai melati
Lalu Duyunan kepala tunduk dalam tidur
yang abadi
Engkaulah dewi dari api lautan
kata-kataku…….
Dalam kuning senja aku menatap wajahmu,
engkaulah bagian suci dari titik titik retak jantungku,
Dalam gemiricik air dalam suci itu,
engkau hadirkan dzikir gaib yang aku rindu dalam tengah malam
Membahasa namamu dalam lautan
keabadian, merindu aku dalam kesucian
nafas keguguran dalam periode cinta yang hanyut oleh kekuasaan
Dewi engkaulah api dari lautan
kata-kataku, mengharumkan tanah, membirukan langit,
Dewi engkaulah jiwa dari tiap bait
syairku, engkaulah suara dalam tiap nafasku
Penutup dari puisi rinduku.
Yogya,
januari 2013
No comments:
Post a Comment