cerpen



AURORA

Siapa yang menyangka bahwa mitos dewa yunani yang berkuasa hanya sekedar mitos yang tak tahu dari mana mereka berasal. Mitos, pernahkah kalian mendengar bagaimana Zeus yang berkuasa di olimpus dengan petirnya, hanyalah pendosa yang mengdapatkan putera setengah manusia. Atau kisah Athena yang menjadi dewi cantik nan anggun, namun hanya kedok semata untuk menutupi jika sesungguhnya ia adalah seorang dewi perang yang haus darah.


Lalu siapa pula yang tidak terheran nan kagum dengan sang pengusa fajar, di bawah langit fajar ia muncul dengan seribu fragmen yang melupakan segala kenangan. Namun betapa bodohnya manusia, takala mereka hanya di permainkan oleh ilusi cahaya yang membelokan partikel angin matahari, oleh magnestosfer dengan reaksi molekul di sekitarnya. Mereka menamakannya dengan dewa fajar, karena ia membawa cahaya laksana fajar, sedang bagiku itu adalah sebuah hiburan dari alam, yang aku namakan Aurora.
Pikiranku kembali pada kindahan Aurora itu. Ahc…. Indah sekali kawan bagi kau yang pernah menyaksikan kilaunya. Menikmati senja dengan sejuta fragmen aurora menjadikan aku lupa siapa diriku ini, menikmatinya dengan diosa yang berlarian kecil di depanku.
“Diosa sedang apa kau sekarang?” itu hanya gunamku dalam hati saja, diosa tahukah kamu apa yang aku bayangkan sekarang, duduk menikmati aurora itu, ah saat itulah yang aku rindukan dan aku ingikan. Namun, disini aku harus berjuang untuk hidupku, maupun hidupmu.
Jamku menunjukan pukul 19.05, dan aku masih di dalam hutan, ah lebih tepatnya aku masih berendam di dalam rawa ini. Enam jam sudah aku mandi lumpur disini. Ah sudah tak terperi lagi berapa banyak ular yang lalu lalang. Untung mereka tak satupun yang tertarik kepadaku, ataupun pada dua rekan di belakangku.
Kembali ku lirik lirih jamku , 22.07. Aku instruksikan rekanku untuk mulai bergerak. Saat malam seperti ini hewan hewan besar keluar, hukum rimba seperti ini akan berlaku, siapa yang kuat akan memangsa yang lemah, namun bagaimana lagi kami hanya tiga orang. Di sakuku kini hanya tersisa dua butir peluru 7.5’’, sedang di pinggang kanan hanya tersisa satu butir peluru di dalam pistol, untuk mengakhiri hidupku, satu granat serta satu butir caliber 9.5 magnum. Di belakangku tidak kalah buruknya.
Mereka benar benar bangsat, pengintai mereka mampu menemukan penyelinapan kami. Dua rekan di belakangku tidak lebih hanya pengambur amunisi, kini aku yakin mereka sudah kehabisan peluru. Untung kami bisa lolos dari jatah kematian tadi pagi, kami di berondong senapan yang luar biasa. Mereka mungkin mengira kalau kami sudah tewas. Atau hanya kebodohan mereka saja, yang menganggap mayat teman mereka yang kami pakaikan pakaian kami adalah mayat kami.
Tanpa radio, tanpa alat bantu komunikasi kami harus melanjukan misi kami. Patang bagi kami pulang tanpa misi yang berhasil. Membunuh Limotov, bukan perkara sulit. Namun jalanya kesana kami harus mengintai tiga minggu terakhir untuk menemukan lokasinya.
Tanpa suara aku perintakan untuk mengambil sisa dua peluru 7,5 itu. Rawa ini membawa kita mendekati limitov, itu yang aku yakini. Tiga peluru untuk mengakhiri hidup kami, dan satu magnum untuk menghancurkan kepala limitov. Ahc rencana yang terbaik, aku mungkin dapat menghancurkan kepalanya dari jarak 800- 900 meter, dengan sekali bidikan. Setelah itu kami siap untuk mati.
Kulihat kebakang sebentar, mereka lebih siap dari aku untuk mengakhiri hidupnya. Aku masih terbayang keceriaan bersama diosa, apa aku mampu untuk itu. 23.49 kami sudah mengunci target, kami keluar dari rawa, hutan disini akan menjadi keuntungkan buat kami, mereka mungkin sulit menemukan lokasi kami, baik dari radio maupun pandangan. Ah kalian bercanda dengan mengajak aku bertarung di dalam hutan seperti ini, “ini adalah rumahku boy”, gunamku.
01.00 target terkunci hanya tinggal menunggu waktu untuk mengakhiri semua ini, kedua rekanku berada di posisi masing masing. Kami siap mengahapi segala kemungkinan yang akan kami hadapi dalam beberapa menit kedepan. Semua harus di akhiri di sini, aku sudah tidak dapat berkomunikasi dengan dua rekanku tersebut, tanpa radio tanpa sinyal apapun.
01.20 hanya keberanian yang tersisa  untuk mengakhiri semua ini, limitov akan tewas di tanganku, kemungkinan kami selamat adalah 10%, menginggat para gembong teroris itu pasti akan mencari lokasi kami, mudah saja bagiku menemukan lokasi dengan menghitung jarak tembakan caliber yang digunakan akan ketemu lokasi itu.
Aku mulai seiranma dengan detak jantungku dan mulai setara dengan hembus nafasku. Aku mulai menahan nafas, menarik tumpuan beban di bahu kananku, agar tidak ada kontraksi yang mungkin akan membelokan arah senapan, pangaman sudah aku buka. Satu tarikan saja yang aku butuhkan. Aku yakin dua rekanku sedang menungguku. Operasi pengintaian ini terpaksa menjadi upaya penghakiman setelah mendapat persetujuan kontak senjata sebelum kami hilang radio, penghakiman keji bagiku karena dengan senapan jarak jauh.
Saat saat terakhir air mulai turun, hujan rintik rintik kecil. Ini tidak baik, namun akan menjadi jalanbagi keselamatan kami, karena telingga anjing mereka akan terganggu dengan suara hujan yang mungkin akan segera datang. Tanpa radio, untuk memanggil kedua rekanku aku gunakan more dengan mulut sedikit bersiul.  Jarak 20 -30 meter dari aku mereka mendekat dengan hati hati meski jarak kami dengan target sekitar 800m.
Hujan mulai deras, dengan ini aku berani bicara setelah hamper 12jam tidak bicara. “rencana berubah, kita ikuti rawa ini sampai seberang target, artinya kita harus bergerak untuk melewati target, kita selesaikan ini seberang target, ada berapa sisa granat kalian?”
“3 buah”,
“kamu?”
“4 kapten”
“8 dengan milikku, kita tinggal punya 4 peluru, 1 magnum, dua 7,5, dan satu puluru di pistol ku. Kita akan selamat dengan ini,”, “kalian bisa menyelinap kebelakang gubuk persembunyian itu? Untuk menghancurkan mereka atau kita lari setelah menghabisi limitov?”
“kita hancurkan mereka, lalu kita cari jalan untuk nyawa kita kapten,”, jawabnya
“iya kapten, kami akan menyelinap kebelakang gubuk itu, kita ambil peledak dari gudang bawah tanah itu, lalu kita hancurkan mereka setelah memastikan limitov tewas, “
“bukan kalian yang akan menyelinap, namun kita, aku bertanggung jawab atas nyawa kalian”. Jawabku.
“suatu kehormatan bersama anda kapten”.
“Baik kita bergerak sekarang, hati gati tanpa suara, jangan tinggalkan jejak,”
01.42 kami bergerak kembali, setelah berjalan dalam rawa tanpa bersuara, 02.21 kami sampai pada target, hujan lebat ini benar benar menguntungkan kami, kami keluar dari rawa, target kami adalah gudang bawah tanah menyimpan puluhan peledak. Target pertama yang aku perintahan adalah anjing penjaga, tanpa senapan mka kami harus menghabisinya dengan sankur kami, jumlah anjing itu ada 2, dengan pelan pelan dua rekanku mndekatinya di dekat pintu itu, dengan bersamaan mereka menghabisi anjing itu di lokasi yang tidak berjauhan.
Aku mulai mendekati lokasi gudang bawah tanah itu, tiba tiba ada abjing satu lagi yang berlari dari belakang dua rekanku, tanpa pikir panjang aku melompat dan membungkam mulut anjing itu supaya tidak bersuara. Dengan sekali puntir kepala anjing itu patah, anjing itu kami amankan agar tidak ada yang ada yang tahu.
Aku bergerak memasuki gudang, kedua rekanku berjaga di pintu dalam, di dalam gudang ada dua penjaga di dalam gudang itu. Dua penjaga itu bukan masalah bagiku, tanpa senapan hanya dengan sankur sudah cukup untuk menghabisi mereka. Kami madapat beberapa senapan dan amunisi tambahan.
“kita akan berpesta pagi ini,” gunamku
Bom bom itu aku letakan di titik titik sentral dengan hati hati, di tengah hujan deras kami merayap mennjauhi gubuk itu dan masuk kembali kehutan, sebelum kami kembali ke rawa, aku suruh dua rekanku meletakkan granat mereka, di beberapa tempat, sedang kami hanya membawa beberapa ranjau dan senapan. Aku mendapat amunisi magnum tambahan, namun utk limitov aku khususkan yang sedari tadi aku bawa. Ranjau kami pasang sebelum kai masuk ke dalam rawa lagi, magnum yang kami dapat kemarin pagi sudah aku lapisi lilin di katup anginnya sehingga tidaka kan macet bila terkan air ataupun sejenisnya.
02.46 semua persiapan sudah selesai, kini dua rekanku beradadi sampingku saat. 03.07 target sudah saya kunci sepenuhnya. Hujan masih deras ini akan menguntungkan untuk kami, 03.10 tidak ada pergerakan mereka, akau masih menunggu waktu yang tepat.
Hari ini adalah april, hujan sudah mulai jarang namun terkadang hujan sangat lebat seperti sekarang ini. Pada saat seperti ini matahari akan muncul sekitar pukul 04.20 berarti sebagian dari mereka akan bangun sekitar 50 menit sebelumnya.
Waktuku hampir tiba, 03.30 aku kunci target, aku buka pengamannya, aku sudah tarik magazine. 03.33 aku mulai menyeiramakan detak jantungku dengan hitungan. 03.34 aku mulai menarik beban ke bahu kananku, lampu telescope sudah aku nyalakan dan aku sudah menahan nafas. 03.35 aku menarik pelatuk magnum itu, dari jarak 800 meter dari dalam rawa aku bidik limitov tepat di kepalanya.
Keheningan pecah takala kepala gembong teroris limitov tewas di tempat tidurnya. Anak buahnya berhamburan, segera aku ganti magazine itu dengan yang aku bawa dari gudang. Terdengar sayup sayup mereka teriak,”sniper-sniper” berulang ulang. Ada sebagian dari sniper mereka terlihat dari telescopeku dalam posisi stady mencari posisiku. Mereka tampak kebinggungna dengan lokasi kami.
Dengan sigap aku tutupi telescopeku dengan lumpur agar tidak memantulkan cahaya,
“selamat datang dewa fajar, see you next life the fucking man”
“good night boy”, imbuh temanku
Bidikanku kini aku arahakn ke bom bom yang telah kaim pasang sebelumnya. Booomm, bom itu meledak berurutan, sebagian besar dari mereka tewas karenanya sebagian lagi mulia mengetahu lokasi kami.

“pammmmmm”, bidikan meleset pada kami, ada sniper mengetahui keberadaan kami, “arah tembahan”, “10derajat barat laut” jawab rekanku,
“locked, good night”,, “ppammmm, bidikanku tepat di kepala sniper berjarak 800m itu.
Aku terus menembaki mereka dari jarak jauh, ada sebagian dari merak berlari menuju arah kami, “giliranmu”, siap kapten”jawabnya
Rekanku kini membidik granat yang kami sebar disana,
“daammm,,, ……dammm”,granat itu menghabisi mereka, “melihat ledakan itu adalah aurora bagi kami.
Ada 5 teroris yang mengejar kami, 3 di antaranya menginjak ranjau kami, hingga hancur, tinggal 2 yang tersisa, “apa langkah kita kapten, mereka tinggal dua,”, ”habisi mereka semua” jawabku.
Dua teroris itu di berondong peluru oleh dua rekanku. 04.50 operasi selesai, misi selesai di laksanakan. Kami menyusuri rawa untuk membawa kami pulang.
08.56 aku memutuskan untuk melanjutkan meyusuri hutan, 09.20 dengan menggunakan radio sandi aku mengirim pesan bahwa operasi manise jaya sudah selesai, serta memberi tahu lokasi kami unutk penjemputan, 09.40 holikopter penjemput datang.
Setelah ini, aku akan mengajakmu melihat aurora lagi diosa, menghabiskan waktu dengan bermain denganmu anakmu, ayah pulang.



BUNGA RAMPAI UNTUK KAKAK
Alip  iskandar

  


Jika hidup ini dianalogikan dalam penemuan hukum boyle yang menyadur pada dua ilmuan amatir, maka dari tiap tekanan dan volume yang di dapatkan dari udara adalah sebuah pemikiran bawasanya siapapun dapat melakukan hal apapun tanpa sebuah batas.  Substansinya adalah seberapa banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari tiap tekanan dan banyaknya pengalaman dari hidup kita maupun orang lain. Maka menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan ini merupakan sebuah fakta penciptaan yang tak terbantahkan, sebuah pemikiran agung dari Harun Yahya.
Menerima kehidupan seperti ini berarti menerima bawasanya segela sesuatu dalam hidup ini menjadi sebuah lentera kehidupan. Dan lenteraku adalah kakakku sendiri bukan orang lain sekalipun itu orang tuaku, karena yang aku tahu selama hidupku hanya kakaku yang ada di sampingku, aku memang tak bisa ingat dengan jelas wajah dari orang tuaku, karena saat aku mengingat mereka yang selalu muncul di mataku hanyalah bayangan dari wajah dari kakakku.
Albert Einstein pernah berujar, “Imagination is more important than knowledge”. Mimpi, apa mimpi yang dimaksud oleh orang itu. Bagiku impian hanyalah sebuah bunga yang sekejab mekar dan sebentar layu kering serta musnah tertiup angin. Mimpi, bukankah itu juga hanya sebuah bunga tidur? Entahlah kawan, tapi pagi buta itu suara dari gilingan kedelai itu membangunkan aku dari mimpi mimpi itu, namun entah kenapa kepalaku begitu sakit sangat sakit dan suara mirip pesawat terbang bobrok itu kian membuatku kesakitan. Namun gilingan itu adalah satu – satunya barang paling berguna dalam kehidupan aku dan kakaku. Gilingan itu yang setiap pagi buta telah bekerja menggiling tiap butir kedelai jadikannya sari pati untuk membuat susu kedelai. Yak kawan, dari susu kedelai itulah kakakku berjuang keras membiayayai sekolahku yang sangat mahal di Negara yang kaya raya tapi miskin seperti pengemis yang hanya bisa meminta welas asih. Namun Negara ini begitu aku cintai tak kurang sedikitpun.
“ Belum selesai kak?”
“ Belum, sudah bangun to, mau bantu kakak?”
“ Iya kak, aku bantu.”
“ Ya sudah, kamu belajar dulu, nanti saja kalau tinggal membungkus kamu bantunya”
“ ya sudahlah.”
Ya kawan itulah pekerjaan yang aku lakukan setiap bagi buta, aku memang selalu berjuang dalam upaya untuk terus mengarungi lautan ilmu yang sangat luas ini. Karena dari tiap jengkal peristiwa yang terlewati kian membuatku sadar bahwa lautan ilmu ini sangatlah luas hingga pikiran dari seoarang manusia itu tak akan sanggup untuk menampungnya. Dan dari tiap jengkal peristiwa yang aku lewati sejak pagi buta hingga fajar merekah adalah sebuah alasan dari tiap keterlambatanku masuk sekolah.
Aku bukanlah siswa yang pandai di sekolah itu, SMPN 4 WONOSARI. Sekolah favorit dari setiap remaja kampungan yang bermimpi menndapat kehidupan yang lebih layak melalui pendidikan. Sebuah sekolah yang mempunyai bau yang sangat menyengat bah berada dalam sebuah kandang kerbau. Memang benar kawan sekolah yang aku tempuh dengan berjalan kaki sejauh 10km itu, memang di kelilingi sawah yang bertumpuk pupuk dari kotoran kerbau.
Pagi itu aku kembali datang terlambat untuk sekian kalinya. Guru BK yang biasanya selalu meninvestigasi dari tiap siswa pemalas yang selalu datang terlambat itu hanya diam saja melihatku masuk. Bukan hal yang aneh saat aku terlambat dan hanya dibiarkan saja, karena aku terlampau sering datang terlambat ke sekolah dan dengan alasan yang sama pula aku beralasan, hingga kini Pak Puji guru BK itu telah hafal betul dengan aku.
“ 15 menit pak”.
“ Ya,, sudah masuk sana, Pak Bambang sedang berjalan menuju kelasmu, jangan sampai kau juga terlambat masuk pelajaran PPkn!”
“ Terima kasih pak”.
Sebentar saja aku masuk kelas pelajaran pun belum dimulai, seperti biasa aku duduk di sudut kelas ini, kepala sekolahku Pak Widodo tiba - tiba masuk ke kelasku.
“ Anak – anakku, saya baru saja mendapat pemberitahuan bahwa beasiswa pendidikan dari pemerintah pusat untuk siswa yang berprestasi akan di bagikan bagi mereka yang menjadi terbaik di tiap kabupaten pada ujian akhir. Ini kesempatan kalian para gerenarasi perubahaan, belajarlah anak – anakku arungi lautan ilmu itu dapatkan beasiswa itu, langkahilah tembok kemiskinan negeri ini”
Kata – kata dari pak Widodo itu merupakan luapan euvoriaku yang menghanntuiku kini. Beasiswa kawan sebuah kata yang asing untuk aku, bahkan untuk membayangkan pun aku tak sanggup. Mempermudah pendidikanku, bahkan memungkinkan aku untuk menyelesaikan pendidikan tanpa biaya sepeserpun. Titik balik yang ditawarkan oleh beasiswa tersebut benar – benar membuat aku menjadi manusia pemimpi kelas kakap, yang berharap merubah tiap nasibku. Bayangkan kawan dengan beasiswa itu aku dapat membantu kakakku, kakak tak perlu jatuh bangun membiayai pendidikan ini. Tapi itu baru sebatas impian kawan, tak lebih.
Untuk menjadi yang terbaik di kabupaten itu bukanlah hal yang mudah, butuh kerja keras, butuh keuletan yang tidak setengah - setengah. Aku tidak memberi tahu kakaku kawan soal beasiswa, aku berharap mendapat beasiswa itu dan member kejutan kecil untuk kakaku. Tidak lebih kawan hanya sebuah kejutan kecil untuk kakakku. Ujian akhir itu masih kurang tiga minggu lagi, aku pelajari dalam – dalam itu tiap buku pelajaran. Dari hukum persamaan resistansi ohm, hingga sejarah phitecantropus wajakensis, dari vocabulary sampai undang – undang semua aku jejalkan dalam otak ini. Mati – matian aku belajar, kakakku yang tak tahu tujuanku hanya tersenyum terus melihat semangatku mendalami tiap rumus yang aku sendiri belum pernah menguji kebenaran rumus itu, hingga semakin sering kepalaku sakit saat aku belajar.
Mataku sayu, kepalaku berat waktu aku masuk kelas pagi itu, sehari sebelum ujian akhir ini tak seperti biasanya kini aku duduk di bangku depan. Sungguh berat sekali aku angkat kepalaku pagi itu. Aku tak tahu kawan pagi ini tak seperti biasanya kepalaku terasa semakin sakit dan sakit, pandanganku mulai kabur, aku tak dapat mengendalikan diriku sendiri, seakan aliran arus listrik terputus memadamkan lampu, terasa gelap pandanganku. Aku tak sadar aku dimana aku hanya melihat gelap semua pandanganku menjadi gelap tak ada cahaya sedikitpun tak ada kawan. Aku takut, takut sekali aku mencoba memanggil kakaku, aku berteriak tapi tak ada yang menjawab. Kemana ?? kemana semua orang?? Ada apa ini Tuhan, aku takut takut sekali.
Kecepatan cahaya memang sangat absolute hingga menarik perhatian Einstein, tapi kini sebuah titik cahaya terang mulai terlihat, semakin terang membuka mataku. Aku tak tahu dari mana yang jelas aku sudah berada di rumah sakit dan seorang dokter juga Pak widodo berdiri tepat di sampingku berbaring.
“ Baguslah nak, kamu sudah sadar. Kamu tadi pingsan di kelas, karena tidak sadar – sadar, kepala sekolahmu Pak Widodo membawamu kemari, apa yang kamu rasakan nak? Apa kamu sudah merasa baikan?”
“Sudah pak, kepalaku tadi sakit sekali. Apa ada masalah serius pak kenapa saya harus dibawa ke rumah sakit?”
“ kamu baik – baik saja nak, Pak widodo ikut saya sebentar ke ruang saya”
Pak widodo dan dokter itu pergi meninggalkanku berbaring, tapi aku tak yakin jika aku baik – baik saja. Maka diam – diam aku ikuti mereka.
“ Pak widodo ini merupakan masalah serius !!, tolong panggil keluarga anak itu, keluarganya harus mengetahui keadaan sebenarnya dari anak itu”
“ Kenapa pak??, anak itu hanya tinggal dengan kakaknya.”
“ Tidak masalah, kerena keluarganya harus tahu kalau anak itu terkena kangker otak stadium tiga, tolong pak jangan beri tugas yang memberatkan pikiranya karena dapat berpengaruh pada otaknya”
Kau tahu kawan rasanya mendengar semua itu kawan, sakit sakit sekali. Tak bisa aku bayangkan semua itu menimpaku, aku sudah sakit dari kehidupanku, kini aku sakit dari kenyataan. Saat itu aku merasa Tuhan begitu tak adil dengan semua ini, dia ambil orang tuaku kini aku yang sekarat. Kakaku bagaimana?, aku belum bisa mengahadirkan sedikit kejutan kecil untuk kakaku, kini yang terkejut adalah aku.
“ Jangan….!!! Jangan beri tahu kakakku tentang semua ini, aku tak ingin kakak sedih melihatku, tolong jangan kalian beri tahu semua ini, maaf dokter walau saat ini seharusnya aku tak boleh tahu tentang penyakitku, tapi aku berhak tahu itu dok. Pak widodo tolong jangan beri tahu siapapun tentang semua ini, aku mohon pak,,”
“ Baiklah nak, tapi kakakmu harus tahu,,”
“ Tidak sekarang pak saya mohon, nanti biar saya sendiri kalau waktunya sudah tepat. Tolong dok, beri tahu saya berapa lama saya bisa bertahan hidup, saya berhak tahu dok??”
“ saya tidak bisa memperkirakan nak, tapi jika kamu memaksa baiklah pada stadiumu biasanya kamu bisa bertahan lebih dari enam bulan atau lebih jika terus diobati,”
“ Enam bulan dok, terima kasih”
Aku pulang dikala terik siang membakar hari, bersama pak Widodo menaiki mobil butut itu. Apa kau tahu kawan pikiranku saat itu, aku mencoba terus berpura – pura tidak terjadi apa - apa denganku. Pak widodo yang sedari tadi tak berani melihatku, seakan tak tega melihat anak sekecil aku menganggung hidup yang begitu berliku. Tapi aku bertekat kawan untuk mendapat beasiswa itu, mungkin benar jika ragaku tak akan sanggup untuk melakukan sesuatu tapi pikiran dan semangat akan terus hidup dan semakin berkembang tak pernah redup sedikitpun juga.
Hari itu tiba kawan, hari dimana aku menjalani ujian akhir, pagi itu berbeda kakakku mengantar aku dengan sepeda yang biasa dipakai untuk jualan susu kedelai. Aku sungguh tak tega kawan jika melihat semangat kakakku untuk pendidikanku melihat adiknya sedang sekarat. Tiap pagi dan siang kawan kakakku mengantar dan menjemput aku dari ujian itu. Saat diboncengkan kakakku aku peluk dia, dia tidak tahu jika air mataku membasahi baju kumalnya, aku sungguh tak tega kawan sungguh tak sanggup.
Beberapa hari selepas ujian itu aku ingin sekali menulis sesuatu untuk kakakku yang aku titipkan kepada Pak Widodo. Dua minggu selepas ujian itu aku semakin gelisah, aku tak tahu kenapa, tapi hari ini adalah pengumuman beasiswa itu.
 Beberapa jam saja kawan, beberapa jam saja dia harus menunggu pengumuman beasiswa itu di sekolah, tapi sayap – sayap putih kematian itu telah mengobrak – abrik hari dari anak malang itu. Beasiswa, aneh kawan beasiswa itu diperuntukan oleh sorang  siswa yang sudah tiada. Sebuah kejutan kecil dari anak itu, dan kejutan besar untuk kakaknya.
“kakak maaf, adek belum bisa membuat senyum di wajah kakak, adek minta maaf hanya ini yang bisa adek berikan. Maaf kakak adek sembunyikan semuanya dari kakak, adek minta maaf.
Alfa sayang kakak novel ”
Hanya itu yang tertulis di suratnya, maka beruntunglah kalian yang bisa terus menikati tiap jengkal lautan ilmu itu kawan. Semangat anak bernama Alfa itu benar adanya.










DARI BUKIT KAPUR
karya:  alip iskandar

Arus dalam sebuah listrik,memang tak dapat diihat,namun keberadaanya sangat ada dan dapat di buktikan,bahkan bila mungkin arus itu dapat membunuh. Kejam mungkin iya,sadis mungkin benar, merusak itu fakta  dan kehancuran itu pula yang kini terasa amat perih dalam kehidupan yang di jalani anak kecil itu. Anak kecil yang setiap pagi menimba air dari sumur yang sangat dalam, anak kecil yang setiap mencari kayu bakar, anak kecil yang setiap hari mencari rumput pakan hewan yang bukan miliknya.
Tak berlebihan jika Bagas, anak kecil yang menderita itu bermimpi mengenyam pendidikan yang layak seperti halnya teman – teman sebayanya. Aihc pendidikan,sebuah kata mewah yang sangat tinggi sekali di mata Bagas, untuk makan sehari – hari pun ia merasa sangat kekurangan dan tidak layak. Namun pendidikan kawan merupakan kata yang sangat amat berlebihan bila di dengarkan kepada nya. Untuk anak sebatang kara yang di tinggal mati kedua orang tuanya,akibat sebuah kecelakaan kerja dalam tambang batu kapur. Mereka berdua memang bekerja di tambang batu kapur yang terdapat di desa kecil itu. Mereka pergi sebelum melihat anaknya menjadi seorang guru. Guru sebuah profesi yang sangat istimewa bagi Bagas, yang sangat menjujung tinggi kecerdasan. Dan Ripto sangat bangga akan anaknya yang bernama Bagas itu. Sering Ripto bercerita kepada Badrun tentang cita – cita mulia anak satu – satunya tersebut.
“Drun, pernah kau tahu anak ku satu – satunya itu akan menjadi seorang guru,hebat bukan main bukan”
Badrun menggeleng- gelengkan kepalanya.
“ Betapa besar cita – cita Bagasku itu Drun,dia akan membuat anak bangsa ini menjadi orang – orang yang sangat pandai,kita saja Drun membaca dan menulis saja tidak begitu lancar, anakku Drun,akanku akan menjadi seseorang yang akan mengajari cara membaca dan menulis. Luar biasa Drun.”
Bagas memang anak yang terpandai di SD Negeri Gari, ialah pemegang tanggi juara satu selama 5 tahun. Luar biasa anak ini, kecerdasanya sungguh memang mendatangkan berbagai pujian.
Tak kala Bagas ditanya oleh bu Kapti “ Bagas apa yang menjadi cita – citamu?”
Bagas dengan mantap manjawab pertanyaan itu,” menjadi seorang guru bu!” ,
“ Kenapa Bagas?”
“ Karena Bagas ingin negara yang Bagas cintai dengan segenap hati ini,rakyatnya bisa sekolah semuanya.”
“ Lanjutkan nak, do’a ibu menyertai langkahmu.”
Saat itu wajah Bagas bersinar – sinar mengeluarkan sinar dasyat ,sepeti cahaya dengan kecepatan 30.000km/detik, kecepatan yang sangat absolute. Namun sekarang dimana wajah Bagas yang berseri –seri itu, seperti debu di tiup angin kabur terus menghilang. Semenjak kedua orang tuanya tertimbun batu dalam tambang tersebut,wajah berseri Bagas bah menghilang. Jangankan bicara mimpi menjadi guru,membicarakan pendidikan saja Bagas gemetaran tak kuat ia menanggung kata yang kini menjadi musuh yang harus di taklukan. Kini ujian sekolah dasar sudah di depan mata,namun Bagas tak lagi ada wajah semangat seperti teman – temannya tunjukan, karena Bagas tahu,jika ia lulus maka ia tak akan mengenyam pendididkan lagi, karena bagas tak ada harapan untuk melanjutakan ke bangku SMP, ia seakan ingin tetap di SD sehingga data terus belajar,dan mengenyam pendidikan yang sangat ia cintai. Bagaimana mau melanjutkan sekolah,untuk makan sehari – hari Bagas harus pontang panting,cari pakan ternak orang lain dan sebagai imbalan diganti dengan sekantung beras,ataupun beberapa uang receh. Sempat terbesit untuk keluar dari sekolah SD tersebut,namun tak lagi,karena sekolah SD geratis. Namun kini ia tak ada uang untuk melanjutkan ke sekolah SMP.
“ Ya Allah,beginilah nasib dari seorang anak kecil yang hanya ingin menghadirkan senyum di wajah ayah, namun sekarang di mana ayah? aku hanya mampu memandangi birunya langit mungkin ayah disana melihat aku yang sedang murung di rundung nasib yang menjauh dari diri ini. Tuhan apa ini jalan yang harus aku jalani.”
Bagas kembali masuk sekolah untuk segera mengikuti ujian akhir tersebut. Wajah bersei dari Bagas masih tak tampak.   “ Bagas,kamu ikut ibu sekarang!” sahut dari Bu Kapti.
“kemana bu?”
“Ikut ke ke kantor Bagas,ada hal yang sangat penting yang harus ibu sampaikan”
Bagas mengikuti Ibu Kapti masuk ke kantor,sebelum ujian dimulai.
“Bagas,maafkan Ibu karena tidak menyampaikan ini segera,sebenarnya ayahmu telah menitipkan sebuah sepatu pantofel ini kepada ibu,sebenarnya ini sebagai hadiah kelulusanmu,tapi ibu tak sempat langsung memberikan kepadamu,karena ibu juga mempersiapkan sesuatu kepada mu, dari Jakarta sana Ibu telah mendaftarkan kamu sebagai nominasi peraih beasiswa pendidikan geratis.”
Mata Bagas memerah,air matanya mulai bertetesan membasahi wajahnya.
“ Ini untuk bagas.”
“Bukalah Bagas, sepatu ini untukmu.” disana bagas mendapati tulisan yang sulit di baca dari ayah Bagas
semoga anaku bagas suatu saat nanti mengajar menggunakan sepatu pantofel ini.
“ inggatlah Bagas,beasiswa ini hanya untuk sepuluh orang yang terbaik di negeri ini,maka kau harus berusaha mendapatkannya,buatlah ayahmu bangga, berusahalah Bagas,do’a ibu menyertaimu, dan hanya ini yang dapat ibu lakukan untuk murid juara satu ibu”.
Hari itu Bagas memulai ujian dengan semangat tinggi, laksana arus listrik 3 phasa dengan tenaga yang super dasyat. Ujian akhir ini Bagas kerjakan dengan segenap hati, dan penuh harapan.
 Namun harap – harap cemas masih di pikiran Bagas,menunggu hasil ujian serta besiswa tersebut. Satu bulan berselang pak pos pengatar surat datang pagi – pagi mengantarkan surat yang bertuliskan dari DINAS PENDIDIKAN. Surat tersebut di diamkan Bagas sampai magrib. Setelah sholat magrib dan membaca Al-Quran, Bagas membuka surat itu di dekapnya kuat – kuat foto keluarganya yang sudah tiada tersebut. Perlahan – lahan dibukanya surat itu , Bagas tersentak, ia tersedu- sedu, semakin erat Bagas mendekap foto keluarganya itu. Ia mendapati tulisan,
Beasiswa pendidikan sampai lulus S1, di berikan kepada BAGAS ANANTO.






KENAPA TIDAK MENYALAHKAN TUHAN



Ketika mengkaji dunia makhluk hidup, akan kita temukan contoh-contoh amat menakjubkan tentang “teknologi”. Dalam tubuh seekor serangga mungil atau pada permukaan suatu tumbuhan terdapat perangkat mengejutkan yang dirancang dengan kecermatan luar biasa. Semua ini menunjukkan bahwa terdapat ”perancangan” sempurna pada tubuh makhluk hidup. Mustahil rancangan ini tiba-tiba saja terbentuk dengan sendirinya tanpa sengaja diciptakan, dengan kata lain muncul menjadi ada ”secara kebetulan” sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi Darwin. Jelaslah bahwa makhluk hidup ini diciptakan oleh Pencipta yang memiliki kekuasaan atas seluruh alam kehidupan

Ini diinterpletasikan oleh harun yahya, sebuah maha karya penciptaan yang abadi menajubkan dan sulit di katakan maupun di bayangkan. Semua sudah sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh tuhan, dialah yang menentukan terhadap tiap mahluknya, serta dialah yang memilih jalan awal dari tiap mahluknya, dialah yang menentukan dari sebuah nama, nasib, ras, suku, bangsa, dan manusia tidak berhak untuk memilih maka beruntunglah mereka yang mendapat nasib beruntung menjadi anak raja, ataupun menjadi kaum penindas politik apartheid.

Banyak orang yang tak sadar kenapa mereka ada, bagaimana mereka ada, mereka tak sadar untuk apa mereka di bentuk, untuk apa mereka di ciptakan menjadi bagian dari sebuah alam semesta. Lalu mereka hanya bisa untuk menyalahkan menghina dari sebuah ciptaan yang sempurna.
Kalau boleh memilih, siapa yang mau untuk terlahir menjadi ras melanesoid, menjadi orang yang tak tahu urutan angka yang benar, orang yang tak tahu cara menulis bagi sebagian orang, menjadi yang terhina untuk selamanya. sekalipun kau tanya kepada seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, aku yakin tidak ada yang mau. Karena hanya orang bodoh yang mau untuk menjadi sepertinya.
Adakah yang sadar akan semua yang terjadi ini adalah sebuah penciptaan bukan hal yang terjadi secara tiba tiba. Sebuah mahakarya yang sempurana maka adakah yang sampai hati mencela atas kehendaknya. Adakah yang sadar bahwa yang mereka hina tidak lain adalah yang menciptakannya, karena dia hanya menjalani apa yang di pilihkan untuknya, maka itulah yang terbaik untuknya.
Maka inilah dari timur cahaya hitam yang, menjadi pencerah, Thomas anak pedalaman papua yang kini tinggal di Jakarta, kota metropolitan.thomas merupakan siswa berprestasi yang baru saja pulang dari korea selatan untuk program pertukaran pelajar, Thomas rela meninggal tanah yang kaya, tanah yang indah untk mengikuti kelurganya. Karena suatu alasan, hitam kulit keriting rabut seperti biasanya orang papua.
Thomas masuk sekolah menengah atas dan seperti biasa dari hal yang baru di kelas untuk orang asing, Thomas menjadi pusat perhatian karena ia berasal ras melanesoid.
“selamat pagi anak – anak pagi ini kalian dapat teman baru, namanya maron Thomas, dia berasal dari papua, ayo beri salam”
“ goook,,,,,goookkk,,,, waaaakkkk,,,waaakkkkkwaakkkk…??? Bagaimana kita bisa bicara dengan manusia setengah kera ??? haahahhahahahahahah “….. sahut dari salah satu murid.
“apa di papua ada lima matahari ????hahahah …” sahut yang lain.
“sudah anak-anak….”…balas guru itu.
Dengan tenangnya Thomas menjawab
“ di papua tidak hanya ada lima tapi sejuta matahari yang bertaburan di angkasa, hingga tak pernah aku merasa kegelapan, di papua aku tidak hanya bersahat dengan kera, tapi aku bersahabat dengan alam dimana aku menjadi bagianya, sedang aku disini tak bisa aku melihat seribu matahari, tak ada sahabat sejati sungguh menyedihkan kalian,”
Semua saat itu terdiam, memang sesungguhnya Thomas adalah anak yang sangat pandai, yang jarang di temui di pedalaman sana. Lalu apakah ada yang mekihat potensi itu, atau hanya tertutup oleh pandangan tentang dumai mereka?
Hari pertama Thomas pun sudah mendapat cobaan yang luarbiasa. Apa yang salah dari dunia ini? Apa salah tuhan menciptakan orang seperti Thomas. Apa salah orang seperti Thomas dilahirkan ke dunia? Siapa yang salah? Atau hanya manusia manusia yang tak pernah bisa melihat dengan hati mereka ? adakah ada yang sadar ? adakah jiwa yang tahu bahwa Allah telah  menciptakan segala sesuatunya sudah di perhitungkan sebelumnya. Adakah yang sadar ini merepakan peciptaan darinya dan olehnya?
“kriiingggggg…………kringgg……”bel tanda istirahat itu berbunyi, kantin adalah tujuan utama dari tiap siswa, begitu juga Thomas, tapi seperti biasanya Thomas di jauhi oleh.
“hech…..manusia kera,, pergi dari sini,, ihc bikin gak mood makan aja lo ini….”
“kamu bawa kuman dari papua sana ya??”
“tolong pergi…..”
Thomas terhina dengan sangatnya. Tapi sadarkah mereka yang mereka hina adalah yang menciptakan. Sadarkah mereka yang mereka benci adalah yang sudah mencipatakan? Sadarkah mereka tentang itu?
Thomas masih dengan santainya. Dan tidak mengambil pusing karena Thomas tahu jika benci dibalas dengan benci tidak pernah selesai perag di dunia ini.
Dan hinaan – hinaan itu yang tiap hari selalu meghampiri Thomas. Kapan persepsi itu akan berubah kapan penilaian itu dapat berubah??
Tidak ada seseorang yang mengalami—mulai dari ia membuka matanya—dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan terpisah dari Allah. Semua kehidupan, secara keseluruhan diciptakan oleh Allah, satu-satunya yang memegang kendali atas alam semesta. Ciptaan Allah adalah sempurna, tanpa cacat, dan penuh dengan tujuan. Ini adalah bagian dari takdir yang diciptakan oleh Allah, seseorang tidak boleh mendiskriminasi suatu kejadian dengan menetapkan suatu kejadian buruk dan jahat. Apa yang menjadi kewajiban pada seseorang adalah untuk mengenali dan menghargai kesempurnaan dari semua kejadian, dan untuk percaya dengan semua kepastian yang terletak didalamnya, terlebih dari itu kita juga harus sadar mengenai kebijakan Allah yang tak terbatas, semua dirancang untuk mengarah kepada tujuan yang luar biasa. Memang, bagi mereka yang percaya dan mengenali kebaikan dalam segala hal yang menimpa mereka, baik di dunia ini dan dunia luar merupakan bagian dari suatu kebaikan yang kekal..
Lalu kapan terkhir kali anda sadar tetang menghargai orang lain? Kapan terkhir kali anda sadar tentang inilah ciptaan tuhan, begitu juga dengan mu.
Sekarang lihatlah Thomas yang berhasil memimpin amerika, lihatlha Thomas yang berhasil mengegerkan afrika selatan bahkan dunia, lihatlah Thomas yang terkenal di india, juga sejarah. Sebaiknya kita renungkan bersama tentang penciptaan yang semprna itu.
“ hey Thomas apa yang kamu bangkan darimu”….. tanya seorang temanya di kelas
“ tidak banyak kawan, tapi Thomas yang kalian lihat ini adalah siswa pertukaran pelajar dengan korea selatan, Thomas yang kalin lihat ini adalah Thomas yang telah memerkenalkan Indonesia kepada dunia, Thomas yang kalin lihat ini adalah Thomas yang telah mencintai tanah airnya dari pada sapapun, dan Thomas yang kalian lihat ini adalah Thomas yang kalian tiap hari kalian hina, tapi thomas yang yang kalian lihat berbeda dengan kalian sendiri yang hanya bersembunyi di balik kemiskinan, di balik gengsi, di balik ego, sungguh menyedihkan.”
Semua baru tahu jika Thomas adalah siswa yang terhebat. Setelah semua yang terjadi, mereka hanya bisa menjilat lidah sendiri. Setelah apa yang mereka lakukan kepada Thomas. 




Satu nama dua cerita
alip iskandar
Dalam satu hal bahwa imaginasi adalah lebih penting dari pada pendidikan. Apa yang akan kamu imajinasikan dalam hidupmu? Apa yang akan kamu impikan? Apa yang akan kamu mimpikan walau itu hanya dalam tidurmu? Apa ? apa yang aku mau? Tuhan aku binggung ,seperti angin bagaimana dia akan mengenangku ? seperti kapas aku binggung bagaimana dia akan memelukku tuhan? Jika aku di beri satu permintaan kepada tuhan, maka aku tak ingin jadi diriku sendiri. Dan inilah kisah yang dia alami, sebuah nama dengan dua cerita.
“alpha kamu bisa ke rumahku sekarang”
“ada apa dew?
“gak ada apa – apa, pengen ngobrol aja”
Waktu yang aku susuri kian lama lambat semakin menusuk jantung ku yang tak sanggup berdetak lebih lama lagi. Jika aku diberi permintaan maka akan aku telan dalam tiap nafas sakit yang aku derita, hingga aku bisa berjumpa dengan dewi di setiap hari, menghabiskan sisa hidupku.
Berjuta bintang bersinar di hati, semua beranjak pergi hingga aku kedinginan di sudut pantai jiwa ini, tak ada cahaya aku beranjak terdiam sepi dalam sakit.
Aku tiba di rumah dewi, apa yang kan di bicarakan sungguh aku tak akan mampu untuk berfikir lebih jauh lagi,
“asslamualaikum…”
“ walaikum salam…ohhh?
“dewinya ada bu”
“ ada,,,dewii dicari alpha?”
“alpha.. datang ya bu…”
“ada apa dew?” tumben suruh aku main ke sini?”
“ngak koq al, kangen aja, lama banget kita gak ketemu, mentang mentang sibuk kuliah ya,,?
“kamu juga sibuk keja tow?., bagai teman yang di anggap sajalah aku ini., aku tidak sibuk kuliah koq dew, aku sering koq di rumah.. perasaan kamu sendiri lah yang yang gitu.. hahaha…”
            Aku berteman baik dengan dewi, baik? Entahlah aku juga tidak tahu pasti apa aku berteman baik. Sekali aku cari di sudut malam aku tak akan tahu jawabannya, karena sesungghnya aku memang tak mau berteman dengannya, karena aku berharap lebih dari sekedar sebuah teman. Ya aku mencintainya begitu sangat, hingga jantung ini tak kuat untuk mencintainya begitu dalam. Bila hati ini merindu seorang kasih, maka bahasa rinduku adalah menghitung dalam tiap detak jantungku.
            Dewi sangat cantik, sungguh sangat cantik bagiku, namun bukan itu yang aku lihat. Dewi selalu wangi dalam tiap langkahnya, namun bukan itu yang aku cium, dewi sangat pandai dalam tiap pekerjaannya, namun sungguh bukan itu yang aku pandang. Aku mencintainya sungguh karena Allah.
            Mengenal dewi susanti sejak SMP adalah anugrah yang sangat luar biasa yang aku dapat dalam  hidupku. Namun sungguh aku tak akan mampu mengungkapkan rasa ini padanya, karena aku belum pantas bila harus bersanding denganya, tanpa ada yang dibanggakan, aku kan menunggu untuk aku bisa mampu pantas untuk nya. Selama 4 tahun ku kira cukup.
22 april 2017
            “alpla……????, kamu alpha temen SMA dulu kan???
“iya…., kamu dewi kan? Dewi….Dew..
“yaa.. ampun Alpha… kamu sekarang kerja dimana?
“SMA harapan , cijantung. Look at me,,, I be a teacher, like what your dreamed,
“waw… amazing? Aku kerja sebagai manager di PT. Telkom tbk, di bogor, like what your dreamed.. jadi kita tukeran impian ya…?
“ may be…
Dewi Putri adalah teman dekatku saat SMA dulu, kami sering habiskan waktu bersama, kami belajar bersama, kami sering menghayal dewasa kelak aku akan jadi seorang menager di sebuah perusahaan di bidang komunikasi, dan dia kan jadi seorang guru bahasa inggris. Kami bermimpi akan bersama – sama membesarkan anak kami kelak. Sungguh impian yang sangat manis, dewi putri lah yang telah berhasil menutup nama dewi susanti dalam pikiranku.
Namun dewi putri sungguh tak akan sanggup untuk mengubah atau menhapus nama dewi susanti dalam hati ini. Walau pada dasarnya mereka mempunyai sifat yang sama, mereka pintar, mereka lembut, mereka cantik, dan mereka adalah mahluk tuhan yang taat, dan aku juga hanya mencintai karena ALLAH.
“dulu masih ingatkah kamu, jika tiap malem aku harus ngebangunin kamu untuk shalat Tahajut, aku sampai sms kamu lebih dari 20 x, “
“trus inngatkah kamu. aku akan selalu balas sms mu jam 4, karena aku ingin Tuhan lebih dulu mendengarkan do’aku dari pada kamu. Aku dulu sebernarnya selalu bangun lebih dulu dari pada kamu dew, “
“iicchhh dasar kamu ya…, oh ya, bagaimana impianmu tentang menjadi penulis itu? aku selalu kagum lhu sama tulisanmu?
“aku sungguh tak punya nyali dew, tuk jadi penulis,, sunnguh aku bingung bagaimana mereka akan mengenangku jika aku jadi penulis hebat kelak. Hahahaha
“dasar kamu ya…? Alpha bagaimana mimpi kita dulu saat kita masih sekolah, mungkin sekarng kita sudah sama sama dewasa.
“DEWI PUTRI,, itu nanti akan ada waktunya bila kelak tuhan memberikan ijin kepada kita”

 1 mei 2017
            “dewi susanti, ultahmu kelak kamu mau kado apa?”
            “aku pingin do’a yang baik aja untukku”
            “ aku kan berikan kejutan dalam hari ultahmu itu, tunggu ya.”

13  mei 2017
Pagi ini adalah hari senin, dimana aku harus mengajar murid-muridku, aku berusaha bangun dalam sempoyongan. Tiap hari adalah waktu aku menghitung detak jantung. Manis, sungguh manis sekali teh di pagi hari di temani potongan roti lapis keju, oohh alangkah enaknya jika sarapan di pagi hari. Namun kali ini aku telah berbaring di rumah sakit menanggung kala, meanggung luka atas derita yang tak kunjung pergi. Hari ini adalah hari ulang tahun dewi susanti, namun aku belum mampu datang untuk berikan hadiah ulang tahunnya. Aku dirawat 4 hari disini, dan aku betekad untuk sembuh hari ini, membelikan kado dan memberikan kejutan di tempat kerjanya. Namun takdir berkata lain, aku harus menunggu esok hari untuk memberikan kejutan.
            Aku beli sebuah jam tangan dengan tujuan agar dia tetap mampu mengukur berapa lama lagi dia akan tetap bersamaku, dan sebuah buku dari KHALIL GIBRAN, sebagai ungkapan rasaku seperti sang maestro syair cinta terbaik  itu. aku bungkus rapi bungkusan itu, lalu aku kirimkan lewat jasa pengantar barang.
            Dia memberi kabar dia menerima hadiahku, aku sangat senang terkebih saat aku bertemu dengannya dia memakai jam yang aku berikan kepadanya. Ohh alangkah indahnya pada hari itu.
24 oktober 2017
Kkrrrriinggg…kkrriinnggg…..
HP ku berbunyi aku melihat ada pesan baru dari Dewi susanti
            From: dewi susanti (^_^)
Alpha… aku mau memberi tahu bahwa aku akan di ajak tunangan dengan seseorang, bagaimana  menurutmu, dia adalah teman kerjaku. Tolong balas,
Aku ingin langsung bertemu dengan dewi, aku sangat shock membaca pesan dari dewi, aku pontang panting menemui dewi di taman kota tempat favorit aku bertemu dengannya
dewi susanti, apa kamu yakin akan pilihanmu”
“memangnya kenapa al,”
“dewi, boleh aku bercerita satu hal kepadamu”
“boleh…”
“dewi ada seorang cowok, di sangat mencintai temannya, teman sejak SMP dia rela mati untuk wanita tersebut, namun dia tak berani untuk mengungkapkanya, dia sekarat dan dia teak mau jika wanita tersebut tahu jika temanya sedang berjuang melawan sakitnya, dia sangat mencintai sejak SMP, namun ia sungguh tak berani mengungkakannya karena dia ingin berusaha untuk menjadi sukses dulu untuk mengungkapkan perasaanya itu. saat dia merasa sudah mampu untuk member penghidupan kepada wanita tersebut, wanita tersebut akan segera bertunangan dengan laki laki lain.”
“apa maksudmu AL”

“dewi aku sungguh mencintaimu, sungguh sangat mencintaimu sejak SMP dulu, namun bila laki laki beruntung itu lebih pantas untuk mu, aku rela kau bahagia denganya, aku mencintaimu dan aku tidak pernah berjanji kepadamu, jadi ikatan kita bukan sebuah perjanjian, aku bebaskan kepadamu unutk memilih siapa yang paling pantas untukmu. Karena aku mencintaimu karena ALLAH.
“booddooohh Al,,”  ia sambil menangis dan memelukku,
sebegitu besarnyakah cintamu padaku, hingga rela melepasku dengan pria lain? Itu adalah kata – kata yang aku tunggu selama iini AL, aku sangat mencintaimu.”
Pada saat itu aku tak tahu jika di belakang kami berdiri Dewi putri, ia menangis. Di belakangku, mendengarkan pembicaraan kami.
>“al, jadi ini adalah dewi yang selalu kau bicarakan sejak SMA dulu, jadi bukan dewi aku,,??”
“dewi putri, …..!!!???
            “siapa dia Al, ?
“dia dewi putrri,, teman SMAku dulu,, “
            “apa maksudmu?”
>“kamu adalah wanita paling beruntung bisa mendapatkan cinta dari Alpha dewi yang sesungguhnya. Kamu sungguh beruntung, alpha selalu menolak cintaku, walau ia selalu menyebut nama dewi dalam tiap sakitnya.
“dewi putri, kamu adalah wanita yang baik, aku tak tega melihatmu menangis, maafkan aku”
>”siapa yang tak tega, aku atau kamu yang sekarat,”
Dewi putri menceritakan sakit jantungku kepada dewi susanti, semua semuanya telah ia ceritakan kepada dewi susanti yang membuatnya shock karena aku telah menyembunyikan sakitku darinya.
27desember 2017
Aku kembali masuk dalam rumah sakit karena kondisi jantungku semakin menburuk, dewi susanti berada di sampingku, ia selalu menemaniku setiap saat. Dokter berkata bahwa usiaku hanya tak lebih dari 2 bulan saja. Setiap hari dewi selalu menangis dan berdo’a agar tuhan memberikan keajaibanya kepadaku. Aku telah pasrah pada apa yang menimaku.

29 desember 2017
Do’a dewi selama ini telah di dengar tuhan, dokter telah mendapatkan donor jantung untuk di cangkokan di jantungku. Dokter dan dewi tak memberitahuku siapa yang telah mendonorkan jantungnya kepadaku. Dewi berjanji akan membawa ku untuk berterima kasih kepadanya bila aku selesai melakukan operasi. Aku sangat berterima kasih kepada orang tersebut yang telah memberikanku harapan sebuah keajaiban.
30 desember 2017
            Aku melakukan operasi pencangkokan jantung, aku tahu di luar sana dewi terus mendo’akan keselamatanku.
1 januari 2018
            Aku keluar rumah sakit, dewi mengajakku untuk mengunjungi makam orang yang telah mendonorkan jantungnya kepadaku, betapa terkejutnya aku membaca di nisan itu DEWI PUTRI. Seketika kau menangis di atas nisan tersebut, dewi susanti memberikan sepucuk surat yang di tulis dewi putri sebelum melakukan operasi,
“untuk alpha yang terkasih”
Alpha, aku tahu kamu pasti akan menolak jika kamu tahu akulah yang telah mendonorkan jantungku. Alpha aku sangat sedih saat kamu bersama dewi susanti. Namun aku juga sangat mencintaimu, sangat, sungguh aku sangat mencintaimu. Maka ijinkan namaku tetap ada di dirimu, tepatnya di setiap aliran darahmu, karena aku mencintaimu karena ALLAH. Aku hanya minta satu hal darimu. Tolong bahagiakan dewi susanti dia sangat mencintaimu, sebelumya ia ingin memberikan jantungnya sebelum aku cegah, jadi tolong bahagiakan dia, dan satu lagi aku ingin setiap tanggal 18 kamu bawakan aku bunga mawar. I love you forever
Your dear
DEWI PUTRI

 

Sungguh dialah sebuah nama dengan dua cerita. Sungguh ada nama dalam setiap cerita.
 

satu nama dua cerita
akulah cahaya yang tak mampu member sinar
akulah angin yang tak bisa di kenang
berat terasa sebuah nama terdengar
lalu aku tersadar telah menyakitinya
aku rindu tawa candamu yang warnai dunia
aku rindu mimpi kecil kita
        menabur bunga di atas nampan
        kata maaf tak bisa membayar rasa
        kaulah nama terkasih yang tersenyum saat terlelap
 aku…aku… tak bisa mendengar nafas dari sini
aku tak bisa mencium hadirmu dari sini
aku rindu aku rindu padamu dewiku

engkaulah nama indah dengan dua cerita, dewi
 





Wonosari, november 2012



TANDA TANYA (?)
Satu nama dua cerita part 2

alip iskandar 

Dalam revalitas Einstein, siapa yang mengira bila sesungguhnya kata – kata murahan dari ilmuan gila itu yang akhirnya merubah paradigma kehidupan seantero jagad. Tahukah kau kawan apa arti dari kata – kata abadinya, jika sesuatu yang dapat dihitung belum tentu dapat di perhitungkan, dan sesuatu yang dapat di perhitungkan belum tentu dapat dihitung. Tahukah kau arti itu semua? Sederhana kawan orang gila itu hanya mengajarkan bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini, selain kata illahi.
Aku keluar dari rumah sakit dan mendapati batu nisan itu teruliskan namamu. Apa yang ada dalam benakku saat itu? dewi, kenapa kau tidak pernah memberi aku kesematan untuk bicara, jika wanita terkasih itu adalah dirimu. Yang menjadi inspirasi terbesar dalam setiap karyaku, yang menjadi motor penggerak dalam tiap degup jantungku. Dewi engkaulah wanita terkasih yang tiap pukul 3 pagi selalu membangunkanku dari tidurku, meminta umur yang lebih panjang untuk melihat senyummu. Dan kini aku ahany melihat dalam tulisan di atas batu ini. Dewi putri.
20 maret 2018
            Dewi susanti mengajakku menikah. Namun tidakkah orang lain tahu, aku mengutarakan rasaku dengan lara yang tak tahu bagaimana aku menyikapinya. Bagaimana mungkin aku menikah dengan orang yang tidak aku sayangi. Namun kenapa aku mencegahnya bertunangan pada waktu itu?
            Adit, teman kerja Dewi susanti aku tahu betul dirinya, dan aku tahu betul bagaimana dewi sangat mencintaiku. Adit ya si bajingan yang berhati tengik itu, si bangsat yang telah menipu puluhan perusahan relasi PT. Telkom. Bagaimana mungkin aku tahu tentang hal itu? yah kawan sekalipun aku telah bicara menjadi seorang guru, namun tahukah dewi jika aku tidak bisa lepas dari persahaan tempat dimana dewi bekerja, yang notabennya adalah anak perusahaan dari tempat diman aku tak bisa lepaskanya.
            Adit ya tiap aku mendengar nama itu aku muak kepadanya. Sekalipun aku blacklist namun tetap saja mulut licinya itu selalu menghantui tiap kerjaanku di Telkom. Pelaku investasi bodong yang kini menjadi buronan polisi.  Jika kalian pernah mendengar tentang transaksi investasi mengiurkan di bidang komusikasi dan internet yang menawarkan imbalan 10% di tiap bulannya, yang otomatis menarik puluhan investor, terlebih perusahaan fiktif itu menawarkan kepada investor resiko kerugian menjadi tangung jawab perusahaan. Setelah itu investor tetap mampu mencairakan fee secara rutin dalam waktu tertentu, namun hanya segelintir investor sajalah yang beruntung menjadi umpan bajingan Adit itu untuk menarik investor lain untuk mengucurkan milyaran rupiahnya. Namun kini, perusahaan itu telah tutup, tak sampai disitu si bangsat itu melanjutkan aksinya investasi bodong itu di solo, begitu pula seterusnya hingga kini ia menjadi buronan polisi.
            Aku tahu sejauh ini karena Adit adalah bagian dari Telkom, yang aku tahu betul sepak terjangnya sampai selihai ini. “MORAL HAZARD”, itu nama bagi pelaku ekomon yang tak peduli dengan aturan legal, norma, atapun etika. Perilaku yang mementingkan keuntungkan pribadi, yang tak peduli atas berlangsungnya sebuah sistem. Perilaku yang tak tahu rambu rambu hukum perusahaan, investasi. Ia selalu sukses unutk mempengaruhi harga saham perusahaan, denagn persekongkolanya yang selalu merugikan perusahaan, model stoky corner inilah yang membuatnya di keluarkan dari Telkom.
            Lalu bagaimana perasaanku saat bajingan ini mencoba menikahi teman baikku. Aku saat itu tidak peduli lagi apa yang akan terjadi, karena yang aku tahu saat itu adalah aku bisa menyelamatkan Dewi susanti jika aku menyatakan cinta padanya, yang kini menjadi penyesalanku selamanya. Aku harus kehilangan dewi putri.
            Saat dewi mengajaku untuk menikah, aku tak tahu harus bagaimana, aku tak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai, pada saat yang sama orang yang aku cintai ia telah menghilang, bersama jantungku ini. Dan aku tak mau hidup dalam status palsu ini, kebohongan yang selama aku jalani atas hidup dewi susanti. Aku sangat bingung bagaimana cara mengakhiri ini semua. Dewi susanti sangat baik kepadaku, dan akupun tak ingin menyakiti persaaan orang baik ini. Sekalipun ia sangat possessive, egoist, dan apapun itulah.
Kring….kring,,,, new massage
From : dewi susanti (+6285642334217)
mas, aku liat orang nikah pakai adat jawa, bagus banget.?

To : dewi susanti (+6285642334217)
Y,
25 maret 2018
            Aku mendapat telpon dari runah sakit tempat aku melakukan operasi pencangkokan jantung,
Kringgg….kring…
0274396544 calling
:hallo selamat pagi, bisa bicara dengan saudara alpha
:ya saya sendiri, ada yang bisa saya bantu,
:saya, doktor Edy riyanto yang 3 bulan lalu melakukan operasi pencangkokan jantung bapak,
: oh pak edy, ada bapak, alhamdullilah jantung saya sudah sehat.
: syukurlah pak, begini, bisa pak alpha ke rumah sakit tanggal 28, kami hendak melakukan pengecekan 3 bulan pertama, maaf sebelumnya karena kami lupa memberi tahu tentang ini beberapa waktu lalu,
: baik pak….

28 maret 2018
            Aku ijin dari aktifitasku mengajar, juga di perusahaan Telkom. Aku datang kerumahsakit sendirian, aku menyembunyikan ini dari dewi susanti, karena aku tak ingin di ganggu dan aku tahu jika ia kini baru bekerja dengan teman akrabnya, Putrih.
            Selama 2 jam aku melakukan pemeriksaan, dan hasilnya sangat menuaskan. Aku dinyatakan sembuh, dan sukses dalam pencangkokan jantung ini.
:sungguh pak Alpha ini manusia yang beruntung dan di sayangi tuhan, pada saat kritis kami mendapat donor jantung dari manusia berhati malaikat itu.
: iya pak, dewi adalah orang yang baik, ia tetap hidup di hatiku, meski aku harus kehilanganya selamanya.
:iya… ia memang wanita yang mencintai bapak alpha luar biasa, Ia menunggu bapak tiap hari, namun sayang ia belum tahu kabar bahagia ini, mungkin ia kembali sekarang?
: maksud bapak?
: iya katanya ia pergi 3 bulan ke Canada, urusan kantornya sekarang tepat 3bulan,
:tunggu dulu pak, jadi dewi yang menungguku dewi putri ? ia belum mati? Jadi yang mendonorkan itu bukan dewi putrid?
:dewi putri, tidak menghubungi bapak kah? Yang mendonorkan jantung adalah seorang ibu –ibu, bernama Titik Prastawati.
:tikik prastawati?! Bu titik guru SMAku,,,

            (“Saat alpha berdoa ingatlah jika tuhan pasti mendengar doa alpha, karena tuhan tidak pernah tidur, saat itu ibu juga berdoa untuk alpha”) itulah kata – kata dari ibu titik yang selalu ku ingat.
            Saat itu, air mataku deras mengalir. Bu titik yang rela mati untuk anak murid kesayanganya, serta fakta yang terungkap bahwa dewi putrid belumlah mati. Lalu kenapa dewi susanti membohongiku sejauh ini? Kenapa? Kenapa dewi? Aku mencoba menghubungi dewi putri, karena mungkin ia telah berada di tanah air.
:hallo ,,alpha…???
            Saat itu langsung aku putus, aku tak kuat berkata kata lebih jauh. Aku langsung menuju ke serambi masjid kota, karena disana aku sering menghabiskan waktu bersama dia, menghabiskan waktu, membunuh kebodohan.
            Aku duduk merenung apa yang baru saja ku alami. Tiba tiba suara lembut itu menyapa,
            :al… alpha.. kamu sembuh???
            :dew… dewi putri… kamu? Dewi putri….
            : maaf al, aku tidak menghubungimu, aku takut kamu masih sekarat. Kamu bagaimana dengan dewi susanti?
            : kenapa dew, kenapa ? harus dewi susanti yang membohongiku, setelah apa yang aku lakukan, mengorbankan wanta yang sangat aku cintai untuk menyelamkan hidupnya, kenapa kini dia membohongiku? Dewi putrid aku sudah tidak kuat lagi menahan kebohongan ini, aku sungguh tersiksa harus berpura – pura mencintainya. Aku hanya mencintaimu,
            :al? kamu?
            : maaf dew, aku akan cerikan semuanya,
            : oh.. ya al, ini surat dari bu titik yang di titipkan kepada


Dear alpha…
  Alpha, ibu sungguh belum pernah mendapati murid seperti alpha. Ibu sudah anggap alpha sebagai anak ibu. Saat ibu mendengar alpha tengah sakit, ibu sangat prihatin. Selama ibu mengajar hanya alphalah yang bisa membuat ibu jengkel sekaligus senang, bahagia. Ibu pikir setelah ibu pension mengajar hanya ini yang dapat ibu lakukan untuk alpha. Anak – anak ibu iklhas menerima ini, ini mungkin yang terbaik untuk ibu. Menyusul suami ibu dengan cara yang ibu inginkan
Ibu sangat menyayangi alpha.
Awas jangan nakal lagi ya.
Titik prastawati

            Saat itu aku hancur, sekaligus bahagia. Aku ceritakan semua yang aku alami selama 3 bulan ini. Dan dewi menyadari keadaan yang aku alami. Semuanya termasuk aku dengan dewi susanti. Aku putuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan dewi susanti dan menikah dengan dewi putri.  Untuk adit, aku mendapat berita jika ia akhirnya tertangkap di kebumen. Dewi susanti menerima keputasanku. Sekarang aku tak tahu ia dimana, yang jelas aku hanya ingin bersanding dengan orang yang aku cintai sepenuh hati, dengan wanita terkasih yang membangunkanku untuk shalat berjamaah. Terima kasih dewi putri engkaulah wanita terkasih yang aku miliki.







dewiku
Kau wanita terkasih, mengikuti sekawanan kunang, kau memberi pembeda dalam malam
Jeritanmu mentari kan datang menyerupai mimpi indah hari ini
Lalu Apa ini yang sering disebut oleh orang dibiru kantil kelabu
Kau Wanita terkasih anguk-anguk dalam harum rantai melati
Lalu Duyunan kepala tunduk dalam tidur yang abadi
Engkaulah dewi dari api lautan kata-kataku…….
Dalam kuning senja aku menatap wajahmu, engkaulah bagian suci dari titik titik retak jantungku,
Dalam gemiricik air dalam suci itu, engkau hadirkan dzikir gaib yang aku rindu dalam tengah malam
Membahasa namamu dalam lautan keabadian,  merindu aku dalam kesucian nafas keguguran dalam periode cinta yang hanyut oleh kekuasaan

Dewi engkaulah api dari lautan kata-kataku, mengharumkan tanah, membirukan langit,
Dewi engkaulah jiwa dari tiap bait syairku, engkaulah suara dalam tiap nafasku

Penutup dari puisi rinduku.



Yogya, januari 2013
 

No comments:

Post a Comment