Friday 7 June 2013

kadhung tresna


kau tak akan mengerti bagaimana lukaku karena
kau telah menjadi racun dalam darahku
memikirkanmu adalah siksa
 <rendra>

wiragane sinawang tan amboseni, yen mbesengut wimbuh patut  nyata jatmika merak ati.
 Lestaria tan lila pisah sak rikma, nadyan bebasane kalingan godhong salembar nimas.
 Kaya wus koncatam rasa sem- sem ing atiku.
pacakane sarwo asri jro batinku tansah ra kuat nimas wus lumyan amung paringsih.

ala ora ayu nanging, ayu nanging ngregetake.
ora butuh nimas kae kae
butuhku tentrem atine

bukanlah dari tiap kesengsaraan, kenistaan, kemurungan, dan dari tiap tetes darah
apa masih kurang untuk membuat kita menjadi pribadi yang sempurna..



dan kau masih binggung kepada mereka yang hidup di sini, apa yang sebenarnya mereka cari
permainan apa yang sedang mereka perbincangkan itu. bukanlah mereka adalah bagian sempurna dari desain holistik alam ini. apa yang mereka cari jika saat senja, laksana menutup malam dalam gelap

kau telah menjadi racun dalam darahku tapi aku tak akan hilang arah karena racunmu. Perlu kau tahu bahwa aku adalah hukum bagi diriku sendiri.

dan bukanlah yang bernyanyi itu dalam masa kebinggungan. lalu bagaiman air akan membasuh mukamu jika engkau selalu menjadi bait dalam sajak putih

kala malam menjelang aku engkau tawari mimpi yang sempurna, namun tiada arti saat aku terbangun yang aku dapati hanyalah diri yang kosong. sebelum aku terlelap dewi dewi malam menyelimutiku, mereka membahasakan namaku dengan dzikir gaib dan rahasia. dia pinta dari dalam relung paing dalam untuk dapat menjadikannya pengantar dalam nyanyian. dewi dewi malam engkaulah api dari lautan kata kataku. dewi dewi gunung engkaulah tokoh dari tiap ceritaku.

namun engkau menghilang dalam sepi menutup luka untuk ungkapkan sayang kepada sang pemeluk teguh maka ijinkan aku menemanimu sampai nanti dewi dewiku.


No comments:

Post a Comment