Sunday 20 December 2015

Syair rindu sang waktu




Tak usahlah kau membual lagi soal waktu. Waktu adalah hukum, ia tak akan menunggu dan tak pernah terlambat.

Masa lalu masa mendatang atau sekarang semua hanya bualan soal detakan jarum yang berputar. Kau bicara soal waktu? Atau kau yang terpesona soal waktu?

Waktu adalah kenangan dari masa lalu, ia menjadi teman sekarang lalu menjelma menjadi harapan di hari esok.

Aku bicara soal waktu yang tak pernah peduli tentang yang kemarin sekalipun pahit akan terasa sangat manis. Lalu ia menjadi sosok penipu hari ini, ia akan menelantarkan jiwa jiwa yang tak bisa beralih pada satu tiang altar suci.

Aku bicara soal waktu, yang dari tiap orang berlomba dalam berebutnya, ia menjelma menjadi kesombongan atau ketabahan, mereka sendiri yang menentukan soal itu. Ia menjadi congak menengadah berbukit bukit di timur matahari lalu pecah dalam seribu untaian cerita masa silam.

Kau sebut enam tahun, kau sebut tiga tahun, kau sebut tiga tahun, lalu kau berujar empat tahun atau dua tahun lagi,? semua adalah rekayasa karma yang abadi. Aku menemuimu lalu bercengkrama denganmu lalu kau campakan aku berdiri sendiri di atas altar suci. Kau tanpa dosa berpencar menjadi butir seribu. Menyelami dalam bait bait syair iramaku

Darimu aku bicara persahabatan, aku bicara persamaan lalu aku mengenal kata rindu. Ingin aku tikam sang waktu, mengatarkanku kembali berlari lari diatas hamparan rumput. Lalu akan terpesona akan munculnya gemericik air diatas rumput rumput kering. Lalu aku sadar bahwa kau telah menjadi racun dalam rinduku

Saatku pertama bertemu denganmu aku sadar bahwa kau akan menjadi api dari lautan kata kataku. Hingga aku berfikir saat pertama bertemu “apa yang aku siapkan untuk kita berpisah?”
Aku bicara soal waktu yang tanpa dosa berpencar menjadi butir seribu lalu menyelami dalam bait bait syair iramaku


Wonosari desember 2015
Teruntuk sabahatku gang 05-B08-PLb-pbiE

No comments:

Post a Comment