OCEAN
WAVE POWER
ILMU
ALAMIAH DASAR
NAMA
: ALIP ISKANDAR
NIM
: 11004259
KELAS
: E, PBI
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN
Tenaga
listrik merupakan salah satu energi yang dapat berubah bentuk menjadi energi
yang lainya. Tenaga listrik di hasilkan dari turbin yang bergerak dalam
generator, turbin dapat mergerak menggunakan tenaga air atau levih di kenal
dengan PLTA air. Dari tenaga angin PLTA angin. Dari tenaga uap PLTU. Dari
tenaga nuklir PLTN, dan masih banyak lainya. Tenaga listrik dari pembangkit di
salurkan kepada konsumen melalui jaringan transmisi yang jaraknya cukup jauh.
Di jawa – bali dikenal dengan jaringan transmisi JAWA – BALI.
Indonesi merupakan Negara kepulauan
dimana luas lautan lebih besar dari ada daratan, ini merupakan tantangan bagi
pemerintah untuk menyediakan pasokan kebutuhan listrik untuk rakyatnya.
Jaringan transmisi akan kesulitan masuk ke daerah yang sulit terjangkau atau
pelosok, bahkan di Indonesia timur masih banyak yang belum bisa menikmati
listrik. Jangankan di pelosok kebutuhan listrik di kota pun juga sering
kekukangan. Mengapa bisa demikian? Ini karena beban yang terlalu tinggi serta
pasokan yang kurang. Mengapa bisa kekurangan? Pasokan listrik bisa kekurangan
karena daya yang di hasilkan listrik kurang besar untuk memenuhi kebutuhan.
Sedang kebanyakan pembangkit pembangkit yang di gunakan di Indonesia
menggunakan bahan bakar batu bara, sedang pasokan batu bara kita selalu
kekurangan, walaupun kita merupakan Negara penghasil batu bara terbesar.
Untuk itu kita butuh energi
alternatif yang perlu di kembangkan. Dari beberapa energi alternatif yang dapat
di kembangkan salah satunya adalah pemanfaatan energi ombak untuk mengerakan
turbin. Kenapa harus ocean wave power ? Indonesia merupakan Negara kepulauan
yang di ampit oleh dua samudra pacific dan hindia, ini merupakan salah satu
energi yang sangat potensial untuk dikembangkan.
TEORI
Listrik
di hasilkan dari generator yang menggunakan prinsip hukum faraday yang
menggunakan perubahan flug yang terjadi padi medan magnet akan menghasilkan
listrik. Dalam generator singkron yang sering digunakan bahwa , bahwa
kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu
generator sinkron berbanding lurus
Maka
butuh energi untuk dapat memutar rotor. Satu putaran rotor
dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau satu hertz ( 1 hz). Bila
kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk
frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n
rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila
rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing
revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator.
Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor.
Sistem
Pembangkit Listrik Daya listrik pada umumnya dipasok dari pembangkit Tenaga Listrik melalui jaringan kabel
tegangan tinggi (TT, diatas 20.000volt),
yang kemudian diturunkan menjadi tegangan menengah (TM, antara 1.000-20.000 volt)
tengangan rendah (TR, dibawah 1.000 volt)oleh trasformator yang ditempatkan
pada gardu-gardu listrik, seperti gambar
PEMBAHASAN
Untuk memutar sebuah rotor maka
diperlukan energi, seperti uap, diesel, nuklir, angin, air. Indonesia merupakan
Negara tropis dimana terdapat panas sepanjang tahun juga merupakan Negara
bahari yang mempunyai lautan yang sangat luas. Dari sini dapat di kembangkan
beberapa energi alternalif untuk membangkitkan listrik dimana Negara kita
selalu kekurangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Beberapa energi yang cukup
potensial untuk di kembangkan antara lain ialah:
1. Solar
cell
Indonesia
merupakan Negara tropis yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun, ini
memungkinkan untk mengembangkan solar cell sebagai pambangkit listrik untuk
masa yang akan datang.
2. Geothermal
Akibat
Indonesia yang medapat panas terus sepanjang tahun maka sangat memungkinkan
untuk mengembangkan pembangkit listrik dengan panas bumi atau lebih di kenal
dengan istilah geothermal.
3. Ocean
wave power
Sekarang
yang kita bahas ialah memanfaatkan ombak sebagai salah satu alternatif untuk
membangkitkan tenaga listrik. Masih terlalu asing bagi kita bagaimana bisa
ombak dapat membangkitkan tenaga listrik, tapi bagi kita Negara bahari yang
kaya akan lautan yang sangat luas sangat memungkinkan untuk mengembangkan
energi ombak yang sangat melimpah dan murah ini. Inimerupakan potensi untuk
dapat menjadi salah satu energi masa depan untuk memenuhi kebutuhan pasokan
listrik di Negara kita.
Untuk
itu mari kita bahas tentang ocean wave power tersebut.
Sejarah
Tercatat, paten pertama penggunaan
gelombang laut ada pada tahun 1799 di Paris, dibuat oleh Girard, namun paten
ini belum diteruskan menjadi sebuah alat konversi energi. Alat konversi energi
gelombang laut pertama dibuat oleh Bochaux-Praceique, seorang Perancis, untuk
menyalakan lampu-lampu dan alat listrik di rumahnya sendiri. Selanjutnya, dari
tahun 1855 hingga 1973, sudah ada 340 paten (hanya di Inggris) mengenai
penggunaan energi gelombang laut ini. Eksperimen modern mengenai sumber energi
ini dimulai oleh seorang warga Jepang bernama Yoshio Masuda. Dia sudah
merancang berbagai alat konversi gelombang laut, beberapa ratus di antaranya
digunakan untuk menyalakan lampu navigasi (mercusuar). Munculnya kembali
ketertarikan orang untuk meneliti sumber energi jenis ini dimulai saat krisis
minyak pada tahun 1973, banyak peneliti dari berbagai universitas yang meriset
alat konversi energi jenis ini. Tahun 1980, harga minyak turun kembali dan
ketertarikan pada sumber energi ini kembali menurun. Namun, isu perubahan iklim
baru-baru ini membuat ketertarikan pada sumber-sumber energi terbarukan,
termasuk energi gelombang laut, menjadi tinggi kembali.
Lalu, pembangkit yang menggunakan
energi pasang-surut air laut pertama dibangun antara tahun 1960 hingga 1966 di
Perancis dengan kapasitas 240MW. Setelah, itu bermunculan berbagai pembangkit
listrik mulai dari kapasitas kecil (0.4 MW) hingga kapasitas 1320 MW yang
dijadwalkan akan dibangun Korea Selatan pada tahun 2017.
Krisis
energi diperkirakan akan melanda dunia pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan
semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya permintaan energi. Untuk
itu diperlukan suatu terobosan untuk memanfaatkan energi lain, selain energi
yang tak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada energi tidak terbarukan,
maka di masa depan kita juga akan kesulitan untuk memanfaatkan energi ini
karena keterbatasan populasi dari energi tersebut.
Berdasarkan
survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerepan Teknologi (BPPT) dan
pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat banyak daerah-daerah pantai yang
berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga ombak. Ombak di sepanjang Pantai
Selatan Pulau Jawa, di atas kepala Burung irian Jaya dan sebelah barat pulau
Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Kondisi ombak seperti
itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang bisa dianggap potensial
untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter dan
gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.
Potensi
tingkat teknologi saat ini diperkirakan bisa mengkonversi per meter panjang
pantai menjadi daya listrik sebesar 20-35 KW (panjang pantai Indonesia sekitar
80.000 km, yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau dan sekitar 9.000 pulau-pulau
kecil yang tidak terjangkau arus listrik nasional, dan penduduknya hidup dari
hasil laut). Dengan perkiraan semacam itu, seluruh pantai di Indonesia dapat
menghasilkan 2 – 3 Terra Watt Ekuivalensi listrik, bahkan tidak lebih dari 1%
panjang pantai Indonesia.(~800 km) dapat memasok minimal ~16 GW atau sama
dengan pasokan seluruh listrik di Indonesia tahun ini.
Prinsip kerja
Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga
gelombang laut sangat sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian
tertentu di pantai dan ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika
ada ombak yang datang ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong
udara di bagian tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi
saat ombat surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan
untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik.
Terdapat alat khusus yang dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya
pada satu arah walaupun arus udara dalam tabung beton bergerak dalam 2 arah.
Ada 2 cara untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi
listrik, yaitu dengan sistem off-shore (lepas pantai) atau on-shore (pantai).
Sistem
off-shore dirancang pada kedalaman 40 meter dengan mekanisme kumparan yang
memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Listrik dihasilkan dari
gerakan relatif antara pembungkus luar (external hull) dan bandul dalam
(internal pendulum). Naik-turunnya pipa pengapung di permukaan yang mengikuti
gerakan gelombang berpengaruh pada pipa penghubung yang selanjutnya
menggerakkan rotasi turbin bawah laut. Cara lain untuk menangkap energi
gelombang laut dengan sistem off-shore adalah dengan membangun sistem tabung
dan memanfaatkan gerak gelombang yang masuk ke dalam ruang bawah pelampung
sehingga timbul perpindahan udara ke bagian atas pelampung. Gerakan perpindahan
udara inilah yang menggerakan turbin.
Sedangkan pada sistem on-shore, ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu channel system, float system, dan oscillating water column system. Secara umum, pada prinsipnya, energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator secara langsung dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara penggerak) yang kemudian mengaktifkan turbin generator.
1.
Float
System
Alat ini akan membangkitkan listrik
dari hasil gerakan vertikal dan rotasional pelampung dan dapat ditambatkan pada
untaian rakit yang mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut dan
dihubungkan dengan engsel Cockerell. Gerakan pelampung ini menimbulkan tekanan
hidrolik yang kemudian diubah menjadi listrik. Menurut penelitian, deretan
rakit sepanjang 1000 km akan mampu membangkitkan energi listrik yang setara
dengan 25000 MW.
2. Oscillating Water Column System
Alat ini membangkitkan listrik dari
naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang.
Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang
bagian atas pipa dan menggerakkan turbin. Sederhananya, OWC merupakan salah
satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi
energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi
gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau
osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan
menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik
sehingga menghasilkan listrik.
3. Channel System (Wave Surge atau Focusing Devices)
Peralatan ini biasa juga disebut
sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada
sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan
gelombang dan menyalurkannya melalui saluran ke dalam bangunan penjebak seperti
kolam buatan (lagoon) yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam
penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan
teknologi standar hydropower.
Spesifikasi platform sistem energi
yang Terkait.
Sistem ini kontrol pada pembangkit tenaga gelombang laut
terdiri dari fisik, generator turbin drive, dan inersia. Area turbin dan torsi
reaksi generator dapat dikontrol oleh berbagai tegangan dan kontrol frekuensi.
Ada beberapa sistem pendukung lainnya, misalnya rem dan katup. Sistem kontrol
dalam pembangkit harus berhubungan satu sama lain. Gambar dibawah ini
menunjukkan turbin yang dikendalikan oleh suatu algoritma pitch dan kombinasi
drive generator yang dikendalikan oleh suatu algoritma daya.
Untuk prototipe pertama, controlsystem yang dibuat harus
kuat, efisien dan stabil. Salah satu contoh sistem kontrol pada pembangkit
misalnya pada turbin. Turbin akan dikontrol untuk menghasilkan torsi maksimum,
sehingga sebuah inherent inertia akan digunakan untuk memperhalus pengaruh
gelombang dan menjaga agar keseluruhan sistem dapat tuning sendiri. Turbin
udara pada aliran unsteady atau bi-directional dapat menghasilkan daya yang
lebih bersih jika kecepatan rotasi bervariasi. Karena alasan inilah maka
diputuskan untuk secara aktif mengontrol kecepatan sistem dalam hubungannya
dengan torsi turbin.
Teknik
Pengukuran, Instrumentasi dan Kontrol
Prediksi daya yang dapat dibangkitkan melalui tenaga ombak dilakukan
dengan memanfaatkan data angin. Angin yang bertiup di permukaan laut merupakan
faktor utama penyebab timbulnya gelombang laut. Angin yang berhembus di atas
permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Semakin lama dan semakin kuat
angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Menurut teori
Sverdrup, Munk dan Bretchneider (SMB) kecepatan angin minimum yang dapat
membangkitkan gelombang adalah sekitar 10 knot atau setara dengan 5 m/det.
Untuk mengkonversi tinggi dan perioda gelombang digunakan persamaan gelombang
untuk perairan dangkal (CERC,1984). Persamaan yang digunakan adalah:
dimana F adalah panjang fetch, UA adalah faktor stress angin, dan g adalah percepatan gravitasi.
Sedangkan daya yang dapat dibangkitkan dari energi gelombang dihitung dengan menggunakan persamaan daya gelombang, yaitu:
dimana P adalah daya (kW/m panjang gelombang), H adalah tinggi gelombang (m), S adalah perioda (detik), dan Tz adalah zero crossing period. Daya yang terkandung dalam ombak juga dirumuskan oleh K. Hulls dalam bentuk sebagai berikut:
dimana P adalah daya, b adalah berat jenis air laut, g adalah percepatan gravitasi, T adalah periode gelombang, dan H adalah tinggi ombak rata-rata.
Kelebihan
dan kekurangan
Pembangkit listrik tenaga ombak ini memiliki banyak
keunggulan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Sumber energi pembangkit
listrik, yaitu gelombang laut, dapat diperoleh secara gratis sehingga biaya
operasinya cenderung lebih rendah daripada pembangkit lainnya. Pembangkit ini
tidak membutuhkan bahan bakar sehingga tidak menghasilkan limbah yang
membahayakan lingkungan. Kapasitas energi yang dihasilkan jauh lebih besar
daripada pembangkit tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh arus air 12 mph
sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh angin dengan kecepatan 110 mph.
Produksi listrik juga relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena
intensitas dan kondisi ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh-jauh hari.
Di samping keunggulannya, sistem ini juga memiliki beberapa
kekurangan, yaitu ketergantungannya pada ombak, sehingga hanya dapat mensuplai
energi selama lebih kurang 10 jam setiap harinya ketika ada pergerakan ombak
masuk ataupun keluar, dan jika ombaknya kecil maka energi yang dihasilkan juga
akan kecil. Namun kekurangannya yang paling utama adalah sangat sulitnya
menemukan lokasi yang tepat untuk dibangun pembangkit listrik, karena untuk
dibangun instalasi pembangkit listrik tenaga gelombang laut, tempat tersebut
harus memiliki ombak yang kuat dan muncul secara konsisten.Estimasi Biaya
Meskipun biaya operasional pembangkit listrik tenaga ombak
sangat rendah, namun untuk membangun instalasi pembangkit ini diperlukan dana
yang besar. Apalagi instalasi pembangkit ini terletak di tengah laut, sehingga
diperlukan biaya yang lebih besar untuk menjamin safety dan endurability-nya.
Berikut adalah estimasi biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah instalasi
pembangkit listrik dengan memanfaatkan gelombang laut.
Potensi di Dunia
Gelombang laut memiliki potensi yang
sangat besar sebagai sumber energi. Ombak di perairan dalam dapat menghasilkan
daya sebesar 1 hingga 10 terrawatt. Lokasi yang sangat potensial untuk menjadi
tempat pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut adalah wilayah
laut bagian barat Eropa, pantai utara Inggris, dan sepanjang garis pantai
Samudera Pasifik di Afrika Selatan, Amerika Selatan, Australia, dan Selandia
Baru. Pengembangan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan
energi gelombang dan pasang surut telah dilakukan hingga mencapai tingkat
komersil di beberapa negara, seperti Skotlandia dan Portugal untuk energi
gelombang, dan Perancis dan Amerika Serikat untuk energi pasang surut.
Potensi di Indonesia dan Hambatan Pengembangan dan Aplikasi di Indonesia
Potensi di Indonesia dan Hambatan Pengembangan dan Aplikasi di Indonesia
Indonesia, sebagai negara kepulauan
dengan wilayah perairan yang luas, sebenarnya memiliki banyak lokasi yang
potensial untuk dibangun sistem pembangkit listrik tenaga ombak karena
laut-laut di Indonesia memiliki arus yang kuat dan ombak yang cukup besar,
terutama di tempat-tempat yang menghadap ke Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Laut Indonesia adalah satu-satunya jalur yang mempertemukan massa air
Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, dan tiap detiknya jalur ini dilewati
oleh kurang lebih 15 juta meter kubik air laut. Indonesia juga merupakan negara
dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Seorang warga negara Indonesia
bernama Zamrisyaf telah menemukan sistem listrik tenaga gelombang laut dengan
metode bandulan dan dan bahkan telah mematenkannya. Sayangnya, pemerintah
Indonesia belum mengkaji potensi ini lebih dalam dan mengembangkannya secara
maksimal. Percobaan pengembangan instalasi untuk memanfaatkan energi gelombang
dengan sistem Oscillating Water Column pernah dilakukan di pantai Baron,
Yogyakarta, namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Ada beberapa faktor yang menjadi
kendala dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut di
Indonesia. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini akan dihubungkan dengan
jaringan bawah laut ke konsumen sehingga perlu biaya yang mahal untuk perawatan
dan biaya instalasi. Air laut dapat mempercepat terjadinya korosi pada
peralatan, dan kekuatan arus yang besar dan ketidakkontinuan gelombang laut
disebabkan terjadinya perputaran atau biasa disebut juga arus putar pun
cenderung merusak peralatan. Outputnya mengikuti grafik sinusoidal sesuai
dengan respon pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada
saat pasang purnama, kecepatan arus akan sangat deras, sedangkan saat pasang
perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama.
Teknologi ini tergolong baru dan
hanya dikuasai beberapa negara sehingga diperlukan pendanaan yang besar dalam
pengembangannya di Indonesia. Hal ini terkait kondisi sumber arus Indonesia
yang spesifik dan tidak dapat disamakan dengan negara-negara yang telah
berhasil mengembangkan teknologi ini sehingga diperlukan penelitian yang lebih
mendalam baik dalam hal perancangan alat ataupun penentuan tempat yang efektif
untuk dibangunnya teknologi ini dan tentu saja pendanaan untuk para ahli yang
bersangkutan.
Untuk pengembangan energi alternatif
yang terbarukan dibutuhkan regulasi oleh pemerintah. Regulasi yang dibutuhkan
berhubungan dengan tata niaga sumber energi dan perangkat hukum sehingga energi
alternatif dapat diperdagangkan. Ketiadaan subsidi dana untuk riset dan
produksi energi alternatif merupakan kendala serius. Hal ini berdampak terhadap
peningkatan kualitas dan pemanfaatan sumber energi alternatif belum bisa
memberikan nilai tambah yang besar. Selain itu juga kurangnya dukungan
kelembagaan, dukungan fiskal dan moneter serta dukungan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Namun sebenarnya permasalahan utama
yang terjadi di Indonesia hanyalah masalah mental dari pada masyarakat Indonesia,
apakah berani untuk mengambil tindakan untuk sebuah perubahan untuk masa depan
yang lebih baik. Indonesia sebenarnya mampu namun tinggal kemauan dari petinggi
negeri ini untuk mengambil tindakan tersebut. Karena para ilmuan negeri ini
sebenarnya mampu untuk mengembangkan teknologi ini, tapi jika tidak ada
dukungan dari pemerintah kita para ilmuan mampu berbuat apa. Apakah kita
seterusnya hanya akan jadi Negara pengemis, atau saatnya berubah menjadi Negara
mandiri. Semua pilihan ini ada pada tangan kita sendiri untuk menentukan nasib
Indonesia kedepan yang mempunyai banyak potensi ini.
Perkembangan Teknologi
Berbagai macam riset dan teknologi
telah diterapkan oleh beberapa lembaga dan perusahaan untuk mengembangkan madel
baru bagi sistem konversi energi tenaga ombak ini sehingga dapat menghasilkan
efisiensi yang lebih tinggi. Beberapa contoh perusahaan tersebut adalah:
1. Renewable Energy Holdings, memiliki ide untuk menghasilkan listrik dari tenaga ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun dari ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan untuk mendorong air laut guna memutar turbin.
1. Renewable Energy Holdings, memiliki ide untuk menghasilkan listrik dari tenaga ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun dari ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan untuk mendorong air laut guna memutar turbin.
2. SRI International, menggunakan konsep pemakaian
sejenis plastik khusus bernama elastomer dielektrik yang bereaksi terhadap
listrik. Ketika listrik dialirkan melalui elastomer tersebut, elastomer akan
meregang dan terkompresi bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut
dikompresi atau diregangkan, maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep
tersebut idenya ialah menghubungkan sebuah pelampung dengan elastomer yang
terikat di dasar laut. Ketika pelampung diombang-ambingkan oleh ombak, maka
regangan maupun tahanan yang dialami elastomer akan menghasilkan listrik.
3. BioPower System, mengembangkan inovasi
sirip-ekor-ikan-hiu buatan dan rumput laut mekanik untuk menangkap energi dari
ombak. Idenya bermula dari pemikiran sederhana bahwa sistem yang berfungsi
paling baik di laut tentunya adalah sistem yang telah ada disana selama
beribu-ribu tahun lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari
samping ke samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut
menjadi gerakan searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik. Rumput laut
mekaniknya pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu dengan menangkap arus ombak
di permukaan laut dan menggunakan generator yang serupa untuk merubah pergerakan
laut menjadi listrik.
4. Ocean Power Delivery; perusahaan ini mendesain
tabung-tabung yang sekilas terlihat seperti ular mengambang di permukaan laut
(dengan sebutan Pelamis) sebagai penghasil listrik. Setiap tabung memiliki
panjang sekitar 122 meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang
melalui alat ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara
vertikal maupun lateral. Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston
diantara tiap sambungan segmen yang selanjutnya memompa cairan hidrolik
bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan generator listrik. Supaya
tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan
jangkar khusus.
Kiri: Pelamis Wave Energy Converters dari Ocean Power Delivery. Tengah: Rumput laut mekanik yang disebut juga Biowave. Kanan: Sirip ekor ikan hiu buatan yang disebut Biostream.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa ocean wave
power atau pembangkit listrik tenaga ombak merupakan salah satu alternatif
energi untuk masa depan yang sangat menjanjikan, serta sangat potensial untuk
di kembangkan di Negara bahari seperti kita karena laut Indonesia adalah
satu-satunya jalur yang mempertemukan massa air Samudera Pasifik dengan
Samudera Hindia, dan tiap detiknya jalur ini dilewati oleh kurang lebih 15 juta
meter kubik air laut. Memang benar untuk mengembangkan potensi ini di butuhkan
biaya yang tidak sedikit, tapi jika kita melihat biaya Negara untuk pejabat –
pejabat negeri ini sangat memungkinkan penggunaan biaya untuk mengembangkan
ocean wave power ini.
Selain itu energi ini juga sangat ramah lingkungan karena
tidak menghasilkan limbah, serta tidak membutuhkan bahan bakar. Ini berarti
biaya operasionalnya juga sangat kecil. Kapasitas energi yang dihasilkan jauh
lebih besar daripada pembangkit tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh arus
air 12 mph sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh angin dengan kecepatan
110 mph. Produksi listrik juga relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena
intensitas dan kondisi ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh-jauh hari.
SARAN
Dalam menyusun makalah ini kami telah berusaha mencari
sumber fakta yang benar – benar nyata, namun bila pembaca menemuai kejanggalan
dalam makalah ini silahakan, kami silahkan untuk membenarkan ataupun
memperbaiki karena keterbatasan manusia yang tidak lepas dari kesalahan.
Serta dalam menyusun makalah ini karena keterbatasan waktu
pemakalah tidak sempat untuk melakukan observasi ataupun riset terlebih dahulu
sehingga data – data yang kami sajikan tidak begitu update. Untuk selanjutnya
kami berharap adanya kelonggaran waktu untuk mendapat data yang lebih update.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panitia revisi, 2000,Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000, (Jakarta
: Badan Standarisasi Nasional)
2.
Sumardjanti,
P. 2008, Pemanfaatan tenaga listrin untuk
SMK, (Jakarta : direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruhan)
3.
Alsimeri,
dkk, 2008, Teknik Transmisi Tegangan Listrik,( Jakarta : direktorat pembinaan sekolah
menengah kejuruhan)
4.
2008,
sistem pembangkit tenaga listrik, (
Yogyakarta)
5.
Iskandar,
Alip, 2009, job sheet laporan ,(
Wonosari : SMKN2 wonosari)
6.
Iskandar,
Alip, 2010, Jurnal dan laporan, (
Wonosari : SMKN2 wonosari)
7.
Teori
dasar listrik PLN, ( PT. PLN PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN JAWA BALI)
No comments:
Post a Comment