Wednesday 2 May 2012

OCEAN WAVE POWER


OCEAN WAVE POWER
ILMU ALAMIAH DASAR
2012 / 2013



NAMA : ALIP ISKANDAR
NIM : 11004259
KELAS : E, PBI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
DAFTAR ISI

























PENDAHULUAN
Tenaga listrik merupakan salah satu energi yang dapat berubah bentuk menjadi energi yang lainya. Tenaga listrik di hasilkan dari turbin yang bergerak dalam generator, turbin dapat mergerak menggunakan tenaga air atau levih di kenal dengan PLTA air. Dari tenaga angin PLTA angin. Dari tenaga uap PLTU. Dari tenaga nuklir PLTN, dan masih banyak lainya. Tenaga listrik dari pembangkit di salurkan kepada konsumen melalui jaringan transmisi yang jaraknya cukup jauh. Di jawa – bali dikenal dengan jaringan transmisi JAWA – BALI.
            Indonesi merupakan Negara kepulauan dimana luas lautan lebih besar dari ada daratan, ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan pasokan kebutuhan listrik untuk rakyatnya. Jaringan transmisi akan kesulitan masuk ke daerah yang sulit terjangkau atau pelosok, bahkan di Indonesia timur masih banyak yang belum bisa menikmati listrik. Jangankan di pelosok kebutuhan listrik di kota pun juga sering kekukangan. Mengapa bisa demikian? Ini karena beban yang terlalu tinggi serta pasokan yang kurang. Mengapa bisa kekurangan? Pasokan listrik bisa kekurangan karena daya yang di hasilkan listrik kurang besar untuk memenuhi kebutuhan. Sedang kebanyakan pembangkit pembangkit yang di gunakan di Indonesia menggunakan bahan bakar batu bara, sedang pasokan batu bara kita selalu kekurangan, walaupun kita merupakan Negara penghasil batu bara terbesar.
            Untuk itu kita butuh energi alternatif yang perlu di kembangkan. Dari beberapa energi alternatif yang dapat di kembangkan salah satunya adalah pemanfaatan energi ombak untuk mengerakan turbin. Kenapa harus ocean wave power ? Indonesia merupakan Negara kepulauan yang di ampit oleh dua samudra pacific dan hindia, ini merupakan salah satu energi yang sangat potensial untuk dikembangkan.





TEORI
Listrik di hasilkan dari generator yang menggunakan prinsip hukum faraday yang menggunakan perubahan flug yang terjadi padi medan magnet akan menghasilkan listrik. Dalam generator singkron yang sering digunakan bahwa , bahwa kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron berbanding lurus
Maka butuh energi untuk dapat memutar rotor. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau satu hertz ( 1 hz). Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor.
Sistem Pembangkit Listrik Daya listrik pada umumnya dipasok dari pembangkit      Tenaga Listrik melalui jaringan kabel tegangan tinggi  (TT, diatas 20.000volt), yang kemudian diturunkan menjadi tegangan menengah (TM, antara 1.000-20.000 volt) tengangan rendah (TR, dibawah 1.000 volt)oleh trasformator yang ditempatkan pada gardu-gardu listrik, seperti gambar  















PEMBAHASAN
           
            Untuk memutar sebuah rotor maka diperlukan energi, seperti uap, diesel, nuklir, angin, air. Indonesia merupakan Negara tropis dimana terdapat panas sepanjang tahun juga merupakan Negara bahari yang mempunyai lautan yang sangat luas. Dari sini dapat di kembangkan beberapa energi alternalif untuk membangkitkan listrik dimana Negara kita selalu kekurangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Beberapa energi yang cukup potensial untuk di kembangkan antara lain ialah:
1.      Solar cell
Indonesia merupakan Negara tropis yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun, ini memungkinkan untk mengembangkan solar cell sebagai pambangkit listrik untuk masa yang akan datang.
2.      Geothermal
Akibat Indonesia yang medapat panas terus sepanjang tahun maka sangat memungkinkan untuk mengembangkan pembangkit listrik dengan panas bumi atau lebih di kenal dengan istilah geothermal.
3.      Ocean wave power
Sekarang yang kita bahas ialah memanfaatkan ombak sebagai salah satu alternatif untuk membangkitkan tenaga listrik. Masih terlalu asing bagi kita bagaimana bisa ombak dapat membangkitkan tenaga listrik, tapi bagi kita Negara bahari yang kaya akan lautan yang sangat luas sangat memungkinkan untuk mengembangkan energi ombak yang sangat melimpah dan murah ini. Inimerupakan potensi untuk dapat menjadi salah satu energi masa depan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di Negara kita.
Untuk itu mari kita bahas tentang ocean wave power tersebut.



Sejarah
Tercatat, paten pertama penggunaan gelombang laut ada pada tahun 1799 di Paris, dibuat oleh Girard, namun paten ini belum diteruskan menjadi sebuah alat konversi energi. Alat konversi energi gelombang laut pertama dibuat oleh Bochaux-Praceique, seorang Perancis, untuk menyalakan lampu-lampu dan alat listrik di rumahnya sendiri. Selanjutnya, dari tahun 1855 hingga 1973, sudah ada 340 paten (hanya di Inggris) mengenai penggunaan energi gelombang laut ini. Eksperimen modern mengenai sumber energi ini dimulai oleh seorang warga Jepang bernama Yoshio Masuda. Dia sudah merancang berbagai alat konversi gelombang laut, beberapa ratus di antaranya digunakan untuk menyalakan lampu navigasi (mercusuar). Munculnya kembali ketertarikan orang untuk meneliti sumber energi jenis ini dimulai saat krisis minyak pada tahun 1973, banyak peneliti dari berbagai universitas yang meriset alat konversi energi jenis ini. Tahun 1980, harga minyak turun kembali dan ketertarikan pada sumber energi ini kembali menurun. Namun, isu perubahan iklim baru-baru ini membuat ketertarikan pada sumber-sumber energi terbarukan, termasuk energi gelombang laut, menjadi tinggi kembali.
Lalu, pembangkit yang menggunakan energi pasang-surut air laut pertama dibangun antara tahun 1960 hingga 1966 di Perancis dengan kapasitas 240MW. Setelah, itu bermunculan berbagai pembangkit listrik mulai dari kapasitas kecil (0.4 MW) hingga kapasitas 1320 MW yang dijadwalkan akan dibangun Korea Selatan pada tahun 2017.
Krisis energi diperkirakan akan melanda dunia pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya permintaan energi. Untuk itu diperlukan suatu terobosan untuk memanfaatkan energi lain, selain energi yang tak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada energi tidak terbarukan, maka di masa depan kita juga akan kesulitan untuk memanfaatkan energi ini karena keterbatasan populasi dari energi tersebut.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerepan Teknologi (BPPT) dan pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat banyak daerah-daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga ombak. Ombak di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas kepala Burung irian Jaya dan sebelah barat pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.
Potensi tingkat teknologi saat ini diperkirakan bisa mengkonversi per meter panjang pantai menjadi daya listrik sebesar 20-35 KW (panjang pantai Indonesia sekitar 80.000 km, yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau dan sekitar 9.000 pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau arus listrik nasional, dan penduduknya hidup dari hasil laut). Dengan perkiraan semacam itu, seluruh pantai di Indonesia dapat menghasilkan 2 – 3 Terra Watt Ekuivalensi listrik, bahkan tidak lebih dari 1% panjang pantai Indonesia.(~800 km) dapat memasok minimal ~16 GW atau sama dengan pasokan seluruh listrik di Indonesia tahun ini.


Prinsip kerja

Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga gelombang laut sangat sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di bagian tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat ombat surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Terdapat alat khusus yang dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya pada satu arah walaupun arus udara dalam tabung beton bergerak dalam 2 arah.
Ada 2 cara untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi listrik, yaitu dengan sistem off-shore (lepas pantai) atau on-shore (pantai).

Sistem off-shore dirancang pada kedalaman 40 meter dengan mekanisme kumparan yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Listrik dihasilkan dari gerakan relatif antara pembungkus luar (external hull) dan bandul dalam (internal pendulum). Naik-turunnya pipa pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang berpengaruh pada pipa penghubung yang selanjutnya menggerakkan rotasi turbin bawah laut. Cara lain untuk menangkap energi gelombang laut dengan sistem off-shore adalah dengan membangun sistem tabung dan memanfaatkan gerak gelombang yang masuk ke dalam ruang bawah pelampung sehingga timbul perpindahan udara ke bagian atas pelampung. Gerakan perpindahan udara inilah yang menggerakan turbin.
                             
           Sedangkan pada sistem on-shore, ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu channel system, float system, dan oscillating water column system. Secara umum, pada prinsipnya, energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator secara langsung dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara penggerak) yang kemudian mengaktifkan turbin generator.

1.      Float System
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan rotasional pelampung dan dapat ditambatkan pada untaian rakit yang mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut dan dihubungkan dengan engsel Cockerell. Gerakan pelampung ini menimbulkan tekanan hidrolik yang kemudian diubah menjadi listrik. Menurut penelitian, deretan rakit sepanjang 1000 km akan mampu membangkitkan energi listrik yang setara dengan 25000 MW.

2. Oscillating Water Column System
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin. Sederhananya, OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga menghasilkan listrik.


3. Channel System (Wave Surge atau Focusing Devices)
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang dan menyalurkannya melalui saluran ke dalam bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon) yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.

 Spesifikasi platform sistem energi yang Terkait.

Sistem ini kontrol pada pembangkit tenaga gelombang laut terdiri dari fisik, generator turbin drive, dan inersia. Area turbin dan torsi reaksi generator dapat dikontrol oleh berbagai tegangan dan kontrol frekuensi. Ada beberapa sistem pendukung lainnya, misalnya rem dan katup. Sistem kontrol dalam pembangkit harus berhubungan satu sama lain. Gambar dibawah ini menunjukkan turbin yang dikendalikan oleh suatu algoritma pitch dan kombinasi drive generator yang dikendalikan oleh suatu algoritma daya.


Untuk prototipe pertama, controlsystem yang dibuat harus kuat, efisien dan stabil. Salah satu contoh sistem kontrol pada pembangkit misalnya pada turbin. Turbin akan dikontrol untuk menghasilkan torsi maksimum, sehingga sebuah inherent inertia akan digunakan untuk memperhalus pengaruh gelombang dan menjaga agar keseluruhan sistem dapat tuning sendiri. Turbin udara pada aliran unsteady atau bi-directional dapat menghasilkan daya yang lebih bersih jika kecepatan rotasi bervariasi. Karena alasan inilah maka diputuskan untuk secara aktif mengontrol kecepatan sistem dalam hubungannya dengan torsi turbin.





Teknik Pengukuran, Instrumentasi dan Kontrol

Prediksi daya yang dapat dibangkitkan melalui tenaga ombak dilakukan dengan memanfaatkan data angin. Angin yang bertiup di permukaan laut merupakan faktor utama penyebab timbulnya gelombang laut. Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Menurut teori Sverdrup, Munk dan Bretchneider (SMB) kecepatan angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang adalah sekitar 10 knot atau setara dengan 5 m/det. Untuk mengkonversi tinggi dan perioda gelombang digunakan persamaan gelombang untuk perairan dangkal (CERC,1984). Persamaan yang digunakan adalah:


dimana F adalah panjang fetch, UA adalah faktor stress angin, dan g adalah percepatan gravitasi.
Sedangkan daya yang dapat dibangkitkan dari energi gelombang dihitung dengan menggunakan persamaan daya gelombang, yaitu:

dimana P adalah daya (kW/m panjang gelombang), H adalah tinggi gelombang (m), S adalah perioda (detik), dan Tz adalah zero crossing period. Daya yang terkandung dalam ombak juga dirumuskan oleh K. Hulls dalam bentuk sebagai berikut:

dimana P adalah daya, b adalah berat jenis air laut, g adalah percepatan gravitasi, T adalah periode gelombang, dan H adalah tinggi ombak rata-rata.



Kelebihan dan kekurangan

Pembangkit listrik tenaga ombak ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Sumber energi pembangkit listrik, yaitu gelombang laut, dapat diperoleh secara gratis sehingga biaya operasinya cenderung lebih rendah daripada pembangkit lainnya. Pembangkit ini tidak membutuhkan bahan bakar sehingga tidak menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan. Kapasitas energi yang dihasilkan jauh lebih besar daripada pembangkit tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh arus air 12 mph sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh angin dengan kecepatan 110 mph. Produksi listrik juga relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena intensitas dan kondisi ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh-jauh hari.
Di samping keunggulannya, sistem ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu ketergantungannya pada ombak, sehingga hanya dapat mensuplai energi selama lebih kurang 10 jam setiap harinya ketika ada pergerakan ombak masuk ataupun keluar, dan jika ombaknya kecil maka energi yang dihasilkan juga akan kecil. Namun kekurangannya yang paling utama adalah sangat sulitnya menemukan lokasi yang tepat untuk dibangun pembangkit listrik, karena untuk dibangun instalasi pembangkit listrik tenaga gelombang laut, tempat tersebut harus memiliki ombak yang kuat dan muncul secara konsisten.Estimasi Biaya

Meskipun biaya operasional pembangkit listrik tenaga ombak sangat rendah, namun untuk membangun instalasi pembangkit ini diperlukan dana yang besar. Apalagi instalasi pembangkit ini terletak di tengah laut, sehingga diperlukan biaya yang lebih besar untuk menjamin safety dan endurability-nya. Berikut adalah estimasi biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah instalasi pembangkit listrik dengan memanfaatkan gelombang laut.









Potensi di Dunia
Gelombang laut memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber energi. Ombak di perairan dalam dapat menghasilkan daya sebesar 1 hingga 10 terrawatt. Lokasi yang sangat potensial untuk menjadi tempat pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut adalah wilayah laut bagian barat Eropa, pantai utara Inggris, dan sepanjang garis pantai Samudera Pasifik di Afrika Selatan, Amerika Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Pengembangan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi gelombang dan pasang surut telah dilakukan hingga mencapai tingkat komersil di beberapa negara, seperti Skotlandia dan Portugal untuk energi gelombang, dan Perancis dan Amerika Serikat untuk energi pasang surut.


Potensi di Indonesia dan Hambatan Pengembangan dan Aplikasi di Indonesia
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan wilayah perairan yang luas, sebenarnya memiliki banyak lokasi yang potensial untuk dibangun sistem pembangkit listrik tenaga ombak karena laut-laut di Indonesia memiliki arus yang kuat dan ombak yang cukup besar, terutama di tempat-tempat yang menghadap ke Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Laut Indonesia adalah satu-satunya jalur yang mempertemukan massa air Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, dan tiap detiknya jalur ini dilewati oleh kurang lebih 15 juta meter kubik air laut. Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Seorang warga negara Indonesia bernama Zamrisyaf telah menemukan sistem listrik tenaga gelombang laut dengan metode bandulan dan dan bahkan telah mematenkannya. Sayangnya, pemerintah Indonesia belum mengkaji potensi ini lebih dalam dan mengembangkannya secara maksimal. Percobaan pengembangan instalasi untuk memanfaatkan energi gelombang dengan sistem Oscillating Water Column pernah dilakukan di pantai Baron, Yogyakarta, namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini akan dihubungkan dengan jaringan bawah laut ke konsumen sehingga perlu biaya yang mahal untuk perawatan dan biaya instalasi. Air laut dapat mempercepat terjadinya korosi pada peralatan, dan kekuatan arus yang besar dan ketidakkontinuan gelombang laut disebabkan terjadinya perputaran atau biasa disebut juga arus putar pun cenderung merusak peralatan. Outputnya mengikuti grafik sinusoidal sesuai dengan respon pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan sangat deras, sedangkan saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama.
Teknologi ini tergolong baru dan hanya dikuasai beberapa negara sehingga diperlukan pendanaan yang besar dalam pengembangannya di Indonesia. Hal ini terkait kondisi sumber arus Indonesia yang spesifik dan tidak dapat disamakan dengan negara-negara yang telah berhasil mengembangkan teknologi ini sehingga diperlukan penelitian yang lebih mendalam baik dalam hal perancangan alat ataupun penentuan tempat yang efektif untuk dibangunnya teknologi ini dan tentu saja pendanaan untuk para ahli yang bersangkutan.
Untuk pengembangan energi alternatif yang terbarukan dibutuhkan regulasi oleh pemerintah. Regulasi yang dibutuhkan berhubungan dengan tata niaga sumber energi dan perangkat hukum sehingga energi alternatif dapat diperdagangkan. Ketiadaan subsidi dana untuk riset dan produksi energi alternatif merupakan kendala serius. Hal ini berdampak terhadap peningkatan kualitas dan pemanfaatan sumber energi alternatif belum bisa memberikan nilai tambah yang besar. Selain itu juga kurangnya dukungan kelembagaan, dukungan fiskal dan moneter serta dukungan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Namun sebenarnya permasalahan utama yang terjadi di Indonesia hanyalah masalah mental dari pada masyarakat Indonesia, apakah berani untuk mengambil tindakan untuk sebuah perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Indonesia sebenarnya mampu namun tinggal kemauan dari petinggi negeri ini untuk mengambil tindakan tersebut. Karena para ilmuan negeri ini sebenarnya mampu untuk mengembangkan teknologi ini, tapi jika tidak ada dukungan dari pemerintah kita para ilmuan mampu berbuat apa. Apakah kita seterusnya hanya akan jadi Negara pengemis, atau saatnya berubah menjadi Negara mandiri. Semua pilihan ini ada pada tangan kita sendiri untuk menentukan nasib Indonesia kedepan yang mempunyai banyak potensi ini.



Perkembangan Teknologi
Berbagai macam riset dan teknologi telah diterapkan oleh beberapa lembaga dan perusahaan untuk mengembangkan madel baru bagi sistem konversi energi tenaga ombak ini sehingga dapat menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi. Beberapa contoh perusahaan tersebut adalah:

1. Renewable Energy Holdings, memiliki ide untuk menghasilkan listrik dari tenaga ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun dari ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan untuk mendorong air laut guna memutar turbin.
2. SRI International, menggunakan konsep pemakaian sejenis plastik khusus bernama elastomer dielektrik yang bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik dialirkan melalui elastomer tersebut, elastomer akan meregang dan terkompresi bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut dikompresi atau diregangkan, maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep tersebut idenya ialah menghubungkan sebuah pelampung dengan elastomer yang terikat di dasar laut. Ketika pelampung diombang-ambingkan oleh ombak, maka regangan maupun tahanan yang dialami elastomer akan menghasilkan listrik.
3. BioPower System, mengembangkan inovasi sirip-ekor-ikan-hiu buatan dan rumput laut mekanik untuk menangkap energi dari ombak. Idenya bermula dari pemikiran sederhana bahwa sistem yang berfungsi paling baik di laut tentunya adalah sistem yang telah ada disana selama beribu-ribu tahun lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari samping ke samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut menjadi gerakan searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik. Rumput laut mekaniknya pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu dengan menangkap arus ombak di permukaan laut dan menggunakan generator yang serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi listrik.
4. Ocean Power Delivery; perusahaan ini mendesain tabung-tabung yang sekilas terlihat seperti ular mengambang di permukaan laut (dengan sebutan Pelamis) sebagai penghasil listrik. Setiap tabung memiliki panjang sekitar 122 meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang melalui alat ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara vertikal maupun lateral. Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap sambungan segmen yang selanjutnya memompa cairan hidrolik bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan generator listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan jangkar khusus.


Kiri: Pelamis Wave Energy Converters dari Ocean Power Delivery. Tengah: Rumput laut mekanik yang disebut juga Biowave. Kanan: Sirip ekor ikan hiu buatan yang disebut Biostream.






KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa ocean wave power atau pembangkit listrik tenaga ombak merupakan salah satu alternatif energi untuk masa depan yang sangat menjanjikan, serta sangat potensial untuk di kembangkan di Negara bahari seperti kita karena laut Indonesia adalah satu-satunya jalur yang mempertemukan massa air Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, dan tiap detiknya jalur ini dilewati oleh kurang lebih 15 juta meter kubik air laut. Memang benar untuk mengembangkan potensi ini di butuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi jika kita melihat biaya Negara untuk pejabat – pejabat negeri ini sangat memungkinkan penggunaan biaya untuk mengembangkan ocean wave power ini.
Selain itu energi ini juga sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah, serta tidak membutuhkan bahan bakar. Ini berarti biaya operasionalnya juga sangat kecil. Kapasitas energi yang dihasilkan jauh lebih besar daripada pembangkit tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh arus air 12 mph sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh angin dengan kecepatan 110 mph. Produksi listrik juga relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena intensitas dan kondisi ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh-jauh hari.

SARAN

Dalam menyusun makalah ini kami telah berusaha mencari sumber fakta yang benar – benar nyata, namun bila pembaca menemuai kejanggalan dalam makalah ini silahakan, kami silahkan untuk membenarkan ataupun memperbaiki karena keterbatasan manusia yang tidak lepas dari kesalahan.
Serta dalam menyusun makalah ini karena keterbatasan waktu pemakalah tidak sempat untuk melakukan observasi ataupun riset terlebih dahulu sehingga data – data yang kami sajikan tidak begitu update. Untuk selanjutnya kami berharap adanya kelonggaran waktu untuk mendapat data yang lebih update.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Panitia revisi, 2000,Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000, (Jakarta : Badan Standarisasi Nasional)
2.      Sumardjanti, P. 2008, Pemanfaatan tenaga listrin untuk SMK, (Jakarta : direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruhan)
3.      Alsimeri, dkk, 2008, Teknik Transmisi Tegangan Listrik,( Jakarta : direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruhan)
4.      2008, sistem pembangkit tenaga listrik, ( Yogyakarta)
5.      Iskandar, Alip, 2009, job sheet laporan ,( Wonosari : SMKN2 wonosari)
6.      Iskandar, Alip, 2010, Jurnal dan laporan, ( Wonosari : SMKN2 wonosari)
7.      Teori dasar listrik PLN, ( PT. PLN PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN JAWA BALI)

No comments:

Post a Comment